Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Nilai Kehidupan dengan Langkah yang Mantap


Saya sering kali bertanya kepada kalian semua, "Tahukah kalian bahwa ada 86.400 detik dalam satu hari?" Saya berjalan selangkah demi selangkah menuruni tangga. Dibutuhkan satu setengah detik untuk menapaki setiap anak tangga. Setelah menapak, saya mengambil langkah berikutnya dengan hati-hati. Itu juga membutuhkan satu setengah detik. Jadi, kita harus bersikap perhitungan terhadap waktu. Namun, jangan bersikap perhitungan terhadap untung rugi.

Kita harus bersikap perhitungan terhadap waktu karena sesungguhnya, waktu merupakan jumlah angka yang benar-benar berkaitan dengan kehidupan kita. Kita menarik dan mengembuskan napas setiap detik. Jadi, tarikan dan embusan napas kita terjadi hanya dalam hitungan detik saja. Kita telah menjalani kehidupan dan segala prosesnya dengan aman dan tenteram. Karena itu, kita hendaklah bersyukur setiap hari dan setiap saat.

Bodhisattva sekalian, bagaimana membuat hati kita bahagia setiap hari? Waktu terbaik dalam sehari ialah pagi hari. Saat bangun setiap pagi, kita harus mengatur kembali hati dan pikiran kita. Kita mengingatkan diri kita sendiri bahwa apa pun yang terjadi kemarin, kalaupun ada yang tidak sesuai dengan keinginan kita, singkirkanlah itu karena kita telah memulai hari yang baru. Jadi, setiap hari saya selalu merasa puas dan mendoakan diri sendiri.

Saya bersyukur karena saya dipenuhi berkah, dapat hidup aman dan tenteram. Meski mengucap syukur setiap hari, saya tidak ingat sejak kapan saya mulai merasa waktu cepat berlalu dan usia saya makin lanjut. Kondisi saya saat ini bagai matahari yang akan terbenam di belakang gunung. Saya telah memasuki fase penuaan. Saat ini, saya menyemangati diri sendiri untuk menggenggam waktu.


Kini, ketika menaiki tangga selangkah demi selangkah, saya berkata pada diri sendiri, "Sungguh sangat berbeda dengan dahulu." Saya harus berhati-hati. Jika tidak, saya akan berjalan oleng. Jadi, saya mengambil setiap langkah dengan hati-hati. Itulah yang saya lakukan sekarang. Intinya, dalam kehidupan, kita perlu berhati-hati setiap hari.

Perhatikanlah apakah ada perbuatan kita yang salah, ucapan kita yang keliru, atau penyampaian kita yang tidak patut. Inilah hal-hal yang harus kita perhatikan. Jangan berpikir bahwa itu hanyalah tindakan kecil dan tidak akan menjadi masalah. Kita harus berhati-hati saat berinteraksi dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita.

Insan Tzu Chi tidak sombong, tetapi juga tidak meremehkan diri sendiri. Kesombongan akan membawa keangkuhan. Jangan merasa rendah diri, karena kita juga memiliki cahaya cemerlang dalam kehidupan kita. Karena itu, dalam perjalanan kali ini, saya selalu mengulas tentang kunang-kunang untuk menyemangati kalian semua.

Hendaklah kita menghargai diri kita sendiri. Cahaya kunang-kunang ini menunjukkan bahwa masyarakat kita terbentuk dari orang-orang yang mematuhi aturan. Setiap orang melakukan kebajikan dan bersumbangsih dengan cinta kasih agung. Karena itulah, kita dapat hidup aman, tenteram, dan sehat.


Kesehatan adalah berkah. Benar, kesehatan merupakan berkah bagi kita dan merupakan wujud dari batin yang penuh cinta kasih. Jadi, kita hendaknya bersungguh hati pada diri sendiri. Selain memandang penting kehidupan kita sendiri, kita juga harus menginventarisasi nilai kehidupan kita.

Saya selalu mengingatkan semua insan Tzu Chi untuk menginventarisasi nilai pada kehidupan kali ini. Dalam kehidupan kali ini, sudahkah kita memberi manfaat bagi dunia atau malah sebaliknya? Apakah kita hanya membiarkan kehidupan berlalu begitu saja tanpa sadar dan menyia-nyiakan waktu? Jika demikian, kita telah kehilangan nilai kehidupan kita yang terpenting.

Asalkan memiliki kekuatan, kita bisa bersumbangsih tidak peduli berapa pun banyaknya. Asalkan memiliki sebersit niat, kita bisa memberi perhatian pada dunia dan bersedia untuk bersumbangsih. Untuk cakupan yang lebih kecil, kita dapat memulainya dari keluarga kita sendiri. Kita membangun rumah tangga dengan sepenuh hati dan tenaga serta bersungguh-sungguh mengembangkan penghidupan yang benar.

Penghidupan yang benar dapat bermanfaat bagi masyarakat. Selain menjalankan usaha, seperti dalam bidang industri dan perdagangan, kita juga harus melakukan sesuatu yang dapat membantu dan bermanfaat bagi orang banyak. Inilah yang disebut penghidupan yang baik. Namun, kita perlu menambahkan satu langkah lagi, yaitu dengan keuntungan yang telah kita dapatkan, kita harus berkontribusi kembali kepada masyarakat dan dunia. Dengan demikian, barulah menghasilkan uang juga mengandung nilai kehidupan yang sesungguhnya.


Mari kita berusaha untuk bersumbangsih dan membawa manfaat bagi dunia serta menciptakan berkah bagi masyarakat. Inilah yang disebut energi berkah. Kita mampu menghasilkan uang dengan bekerja keras karena kita memiliki benih berkah dari kehidupan lampau kita. Jadi, pada kehidupan kali ini, kita bisa memiliki jalinan jodoh dengan sesama serta dapat memilih melakukan hal yang benar dan menghasilkan uang. Inilah yang disebut keberuntungan dan kesempatan. Semuanya bergantung pada waktu, sumber daya, dan peluang, tidak boleh kurang satu pun.

Kita memperoleh pencapaian berkat faktor waktu, peluang, dan sumber daya yang kita memiliki dalam kehidupan ini. Kita dapat bertemu waktu dan peluang yang tepat karena kita telah menanam dan memupuk benih berkah di masa lalu kita. Selain sebidang tanah dengan cahaya matahari dan kadar air, yang dibutuhkan ialah sebutir benih. Benih ini berasal dari pohon yang kita tanam di masa lalu.

Saat ini, benih ini telah didukung oleh tanah, air, sinar matahari, dan udara. Jadi, kita harus segera menanamkan benih ini ke dalam tanah. Inilah yang disebut memanfaatkan sebab dan kondisi yang tepat untuk menciptakan berkah bagi dunia. Di sinilah letak nilai kehidupan kita. Dengan memiliki jalinan jodoh penuh berkah, kita harus segera menyebarkan benih kebajikan.  

Mengatur kembali tubuh dan pikiran setiap kali bangun pagi
Melangkah mantap dengan rasa syukur dan kerendahan hati
Memanfaatkan jalinan jodoh untuk mewujudkan cinta kasih
Menumbuhkan pohon Bodhi dengan menabur benih kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 07 Desember 2021
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -