Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Pikiran Benar dengan Cinta Kasih Berkesadaran
Jika kita menginginkan kedamaian di dunia, setiap orang harus mengubah pola pikir mereka dan mengubah nafsu keinginan menjadi praktik kebajikan.
Saya sangat bersyukur, akhir-akhir ini, karena pandemi Covid-19, semua orang telah bertekad dan bersedia bersumbangsih demi vaksinasi. Kita harus bisa menerima kondisi lingkungan seperti ini. Namun, kita tetap perlu melindungi diri dengan memiliki kekebalan terhadap virus.
Vaksin dapat melindungi kita dari terinfeksi virus, sehingga kita akan menjadi aman dan sehat. Ketika diri sendiri sehat, berarti kita juga melindungi kesehatan orang-orang di sekitar kita. Ketika orang-orang di sekitar sudah sehat, seluruh masyarakat pun akan hidup tenteram.
Virus dalam pandemi kali ini benar-benar kuat. Kita harus berterima kasih kepada para tenaga medis yang berjuang di garis depan.
Kita melihat para perawat yang tidak bisa pulang karena harus bekerja sama dengan dokter. Mereka bersatu hati dan bergotong royong untuk merawat pasien di rumah sakit dengan baik. Namun, anak-anak mereka masih kecil dan merindukan ibu mereka.
“Saya memberi tahu anak-anak bahwa ada banyak enterovirus di luar. Karena mereka pernah terserang virus tersebut, jadi mereka tahu penyakit itu sangat menyakitkan. Saya mengatakan bahwa ada banyak enterovirus di luar saya ingin membasminya. Saya akan pulang setelah virus menghilang,” kata Liu Yi-xiu perawat dan ibu dari 2 anak yang baru berusia 3 dan 5 tahun.
Saat berbicara dengan anaknya, perawat itu sungguh tak berdaya. Mereka bagaikan terpisah sangat jauh, benar-benar tak berdaya.
Ketika berada di rumah, mereka dipisahkan oleh pintu kaca. Dia meletakkan tangannya pada kaca tersebut dan putranya meletakkan tangannya di sisi lainnya, seolah-olah tangan mereka bersentuhan. Inilah yang bisa kita lihat sekarang, sungguh memilukan. Kasih sayang keluarga ini dipisahkan oleh lapisan kaca tipis. Demikianlah pandemi yang kita alami sekarang, telah membuat orang terpisah dari orang-orang yang mereka kasihi.
Kita benar-benar tidak berdaya. Yang dapat dilakukan setiap orang ialah sadar dan bertobat serta meredam nafsu akan cita rasa dengan tidak mengonsumsi daging hewan. Kita menjaga jarak untuk sementara waktu, tidak hanya antarmanusia, tetapi juga dengan hewan, yaitu dengan tidak memakan dagingnya.
Hewan memiliki kehidupan dan habitatnya sendiri. Manusia seharusnya tidak tamak akan rasa daging hewan. Sesungguhnya, daging hewan sangatlah bau dan kotor. Namun, manusia malah terbalik. Mereka memasak daging menjadi makanan yang menurut mereka menggugah selera.
Faktanya, di lingkungan hidup hewan dapat tercium bau yang benar-benar tidak sedap, tetapi pikiran manusia selalu terbalik. Keadaan ini membuat orang yang telah sadar merasa tidak berdaya dan yang tersesat makin tersesat. Jadi, ketamakan seperti ini akan membawa manusia ke jalan yang salah.
Saya sering mendengar orang mengatakan bahwa mereka tidak suka makan tanpa daging. Ketika saya mendengar orang tidak suka makan tanpa daging, hati saya terasa sakit. Hanya karena manusia merasa harus makan daging, nyawa hewan direnggut dengan berdarah-darah. Jeritan hewan sungguh menyayat hati.
Manusia selalu memiliki pikiran terbalik. Mereka tidak tahu berapa banyak karma buruk yang telah mereka ciptakan. Keinginan ini sangatlah kekanak-kanakan. Saat manusia menikmati gigitan demi gigitan, di saat yang sama, kekuatan karma terakumulasi. Bukankah manusia telah menciptakan karma buruk?
Lihatlah hewan-hewan yang disembelih itu. Melalui sorotan kamera, kita bisa melihat mata hewan yang sedang menatap kita. Demikianlah keadaan hewan sebelum disembelih. Mereka membuka mata lebar-lebar dan merasa ketakutan serta tak berdaya saat menunggu untuk disembelih. Sesungguhnya, hewan tidak bersalah.
Orang yang memiliki hati nurani merasa tidak berdaya. Mereka tidak dapat berbuat apa-apa setelah melihat hewan diperlakukan seperti itu. Oleh karena itu, empat unsur alam menjadi tidak selaras. Itu karena manusia tidak mencintai dan melindungi bumi serta tidak menghargai kehidupan. Jadi, manusia telah menciptakan banyak karma buruk.
Inilah mengapa saya sering mengulas tentang karma kolektif semua makhluk. Bagi sebagian orang, mereka harus membayar utang karma ini secara perlahan. Siapa yang tidak memiliki rasa sakit di tubuh? Semua orang mengalaminya.
Kita dilahirkan di dunia ini, mengalami penyakit, usia tua, dan kematian. Penyakit tidak hanya menyerang orang yang tua, bahkan anak kecil dan remaja pun bisa mengalami penyakit. Selama memiliki tubuh, kita bisa menderita penyakit atau terluka. Terluka atau jatuh sakit membawa banyak penderitaan yang tak terkatakan.
Bagaimana kita menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis? Satu-satunya obat mujarab untuk mewujudkannya ialah dengan bervegetaris.
Lihatlah, anggota TIMA kita berkumpul bersama. Saya sangat bersyukur. Pada saat-saat ini setiap tahunnya, anggota TIMA dari seluruh dunia akan kembali ke Taiwan untuk menghadiri konferensi tahunan. Namun, tahun ini mereka tidak bisa. Jadi, konferensi diadakan secara daring.
Saya mendengarkan anggota TIMA dari seluruh dunia saling berbagi pengalaman dan salah satu pesan utama dari mereka ialah bervegetaris. Semua dokter setuju bahwa bervegetaris adalah cara untuk menjaga kesehatan dan kehidupan. Jadi, para dokter membagikan pengalaman bagaimana mereka menyosialisasikan vegetarisme. Inilah topik dalam konferensi TIMA kemarin. Banyak orang setuju dengan ini. Jadi, diperlukan interaksi satu sama lain.
Menyosialisasikan vegetarisme adalah cara mendasar untuk menjaga kesehatan tubuh. Ketika arah pikiran kita sudah benar, saat itulah jiwa kebijaksanaan kita bertumbuh.
Membalikkan nafsu keinginan menjadi kebajikan bersama
Meningkatkan upaya pencegahan dan perlindungan demi kesejahteraan
Menjauhi pikiran yang menyimpang demi mengurangi karma buruk dan bencana
Mengembangkan pikiran benar dengan cinta kasih berkesadaran
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 22 September 2021