Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Welas Asih dan Kebijaksanaan

 “Apa kabar, Master? Saya adalah dr. Chen Kui-cun. Jika mengikuti cara perhitungan yang baru, tahun ini saya bagai berusia 51 tahun. Setelah Tahun Baru Imlek, saya akan ke Hualien untuk menjenguk Master dan mulai mengikuti kelas pelatihan. Semoga di kehidupan ini saya dapat menjadi murid Master. Terima kasih, Master. Saya mendoakan Master semoga selalu sehat,” ucap Chen Kui-cun, relawan Tzu Chi yang berusia 101 tahun.

“Apa kabar, Master? Tahun ini saya bagai berusia 46 tahun. Terima kasih Master karena telah mendirikan Bank Usia sehingga saya jauh lebih muda. Setelah pulih nanti, saya akan kembali melakukan daur ulang. Terima kasih Master karena telah melantik saya. Terima kasih. Terima kasih, Master,” kata Lin Yue-e, relawan Tzu Chi yang berusia 96 tahun.

Para relawan mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek lewat telekonferensi. Tahun yang baru ini juga penuh dengan harapan. Setiap orang telah bersumbangsih dengan penuh kekuatan cinta kasih. Tujuan mereka adalah demi memberi manfaat bagi semua makhluk serta mendalami Dharma. Saya dapat melihat setiap orang menggunakan cinta kasih untuk membentangkan setiap inci Jalan Bodhisatwa. Selain itu, setiap orang juga memiliki cinta kasih dan welas asih.

Kita menciptakan berkah dengan penuh cinta kasih dan menjalin jodoh baik dengan penuh welas asih. Dengan hati penuh cinta kasih, kita berharap setiap orang dapat hidup tenteram dan penuh berkah. Dengan hati penuh welas asih, kita tak tega melihat penderitaan makhluk lain. Kita memandang semua makhluk bagai keluarga sendiri. Cinta kasih yang setara ini sangatlah baik. Dengan cara seperti ini, kita dapat menjalin jodoh baik dengan semua makhluk.

doc tzu chi indonesia

Kemarin, relawan dari berbagai wilayah di Tiongkok juga mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek.

Murid Jing Si dari Changchun berikrar kepada Master. Kami akan menjadi teladan, mengakar kuat di sini, dan tekun melatih diri. Kami akan mengasihi semua yang Master kasihi, menapaki jalan yang dibentangkan Master, dan melakukan semua yang Master lakukan. Master, kami akan semakin lama semakin baik.”

Murid Jing Si dari Henan berikrar dengan tulus kepada Master. Kami akan tekun mendalami Dharma untuk memutuskan noda batin; Kami akan tekun mendalami Dharma untuk memutuskan noda batin, membersihkan batin untuk memperoleh kebijaksanaan, dan terjun ke tengah masyarakat untuk mempraktikkan Dharma.

Murid Jing Si dari Zhengzhou berikrar kepada Master. Kami akan bekerja sama dengan harmonis dan giat menggarap ladang berkah. Kami akan bekerja sama dengan harmonis dan giat menggarap ladang berkah. Sebatang pohon dengan ribuan bunga bermekaran di Henan.

doc tzu chi indonesia

Di Tiongkok, setiap provinsi memiliki cuaca yang berbeda-beda. setiap provinsi memiliki cuaca yang berbeda-beda. Akan tetapi, setiap relawan memiliki hati Bodhisatwa yang penuh pengertian dan sangat berlapang dada. Kekuatan cinta kasih ini ada karena mereka terus mendengar dan mendalami Dharma. Pada saat dibutuhkan, mereka akan mempraktikkan Dharma secara nyata dengan mengatasi cuaca yang dingin dan lain-lain. Mereka bersumbangsih dengan penuh sukacita. Setelah bersumbangsih, mereka merasa sangat tenang dan damai. Ini disebut sukacita dalam Dharma. Setelah mempraktikkan Dharma, mereka akan dipenuhi rasa syukur.

Di Aula Jing Si Selangor, Malaysia, lebih dari 2.000 relawan berkumpul di sana. Pemandangan yang terlihat sangat rapi dan agung. Karena ada lingkungan dan bangunan yang indah, saat setiap orang berkumpul di sana terlihat pemandangan yang agung serta penuh semangat Dharma.

Kita juga melihat relawan Tzu Chi di Mozambik. Meski hidup kurang mampu, tetapi mereka memiliki hati yang polos dan penuh cinta kasih. Lebih dari 4.000 orang berkumpul untuk mengungkapkan cinta kasih dan kebijaksanaan mereka. Mereka telah menyerap Dharma ke dalam hati. Mereka menyosialisasikan  pola makan vegetaris yang telah dipraktikkan sendiri. Di dalam setiap kegiatan Tzu Chi, mereka selalu menyosialisasikan pola makan vegetaris. Jadi, selain mempraktikkannya sendiri, mereka juga menyosialisasikannya kepada orang lain.

Mereka juga berbagi Dharma lewat sebuah drama singkat. Orang yang memegang tongkat berperan sebagai jagal. Putri dari si jagal menderita penyakit. Dokter berkata padanya  untuk tidak mengongsumsi daging dan tidak memakan makanan berminyak. Sebuah keluarga yang lain sangat miskin  dan menanam sayur sendiri. Mereka sekeluarga bervegetaris. Setiap orang sangat sehat dan kuat. Mereka menampilkan drama singkat untuk mengajak orang-orang bervegetaris.

doc tzu chi indonesia

Lebih dari 4.000 orang mengelilingi untuk menonton. Panggung mereka adalah di atas tanah. Mereka juga mementaskan lagu Jalankan Ikrar. Penampilan sekelompok relawan wanita itu menunjukkan semangat yang tahan derita dan tahan bekerja keras demi pergi menyebarkan Dharma. Lewat pementasan itu terlihat semangat mereka untuk menyebarkan Dharma.

Relawan Tzu Chi di Mozambik sangat bersyukur karena saya telah membentangkan jalan ini untuk mereka. Mereka bersyukur karena di tengah jalan yang penuh kegelapan ada pelita yang menyinari jalan mereka. Mereka berkata bahwa mereka bersyukur dari lubuk hati yang terdalam.

Relawan Tzu Chi di Mozambik berkata bahwa mereka bersyukur dari lubuk hati yang terdalam. Mereka bersikap penuh pengertian dan memahami hukum sebab akibat. Mereka juga mementaskan sebuah kisah tentang seorang anak miskin yang ingin berdana, tetapi tiba-tiba terjatuh dan menjadi buta. Suatu kali, anak itu kembali terjatuh ke lubang kotoran dan meninggal. Mengapa hal ini bisa terjadi pada anak tersebut? Mereka mementaskan drama singkat ini untuk menjelaskan tentang hukum sebab akibat.

Lewat drama singkat itu, mereka berbagi tentang kebenaran dalam keseharian. Inilah kebijaksanaan mereka. Intinya, pada kehidupan di dunia ini, kita harus memanfaatkan sebersit niat baik yang timbul.

Di musim semi ini, kita harus meningkatkan kualitas spiritual kita. Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan pada setiap saat, di mana pun berada, dan terhadap siapa pun. Ini sudah saya katakan kemarin. Jangan melupakan ajaran yang sudah saya berikan kemarin. Kita harus menggenggam setiap saat, setiap ruang, dan hubungan antarsesama. Ini adalah arah kita di masa depan. Harap setiap orang dapat ingat untuk membina hati dan senantiasa bersungguh hati.

Giat mendengar Dharma dan melatih diri
Membentangkan jalan dan menjalin jodoh baik dengan penuh cinta kasih
Mengembangkan kebijaksanaan untuk menjelaskan tentang hukum sebab akibat
Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk melatih diri

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Februari 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 Februari 2018

Editor: Metta Wulandari
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -