Ceramah Master Cheng Yen: Mengenakan Baju Zirah demi Melindungi Kehidupan di Garis Depan
“Kami kira hanya tanggal 15, 16, dan 17 Juni saja. Kami semua mengira hanya tiga hari, ternyata beberapa bulan. Semua orang sangat berani dan bersemangat. Melihat para dokter, saya makin terharu. Para dokter terlebih dahulu menyapa, baru kemudian perawat memberi suntikan. Setelah itu, anggota TIMA kita memberikan penyuluhan kesehatan. Kami sangat bersyukur karena dengan begitu, warga tahu apa yang harus diperhatikan pascavaksinasi. Sungguh harmonis,” kata Luo Mei-zhu relawan Tzu Chi.
“RS Tzu Chi Taipei membantu di beberapa tempat. Kami amat berterima kasih kepada keluarga besar Tzu Chi yang memberi perhatian dengan penuh kehangatan. Sampai sekarang, kita telah memvaksinasi 295 ribu orang lebih. Hari ini kita akan genam memvaksinasi 300 ribu orang,” kata Dr. Chao You-cheng Kepala RS Tzu Chi Taipei.
Segala yang kita dengar dan lihat senantiasa berisi rasa syukur. Para tenaga medis senantiasa melindungi kehidupan, menjaga kesehatan, dan menjunjung tinggi cinta kasih. Kita telah mendengar para dokter senantiasa berusaha untuk menjaga kesehatan dan cinta kasih dalam kehidupan. Semua ini sungguh mengharukan.
Dari sebuah kasus di departemen obstetri dan ginekologi, kita dapat memahami ketidakkekalan hidup. Kehidupan hanya sebatas tarikan napas. Namun, para tenaga medis kita begitu sepenuh hati dalam menolong ibu dan bayinya hingga selamat melewati masa kritis. Melihat dan mendengar kasus ini, pada akhirnya saya dapat mengembuskan napas lega. Saya sungguh bersyukur. Untuk menjaga mereka, dibutuhkan cinta kasih serta sumbangsih dari tim medis.
Manusia bahkan bisa mengalami masalah pada gigi. Saat diketahui penyebab sakit gigi itu adalah kanker, kita yang mendengarnya juga merasa sangat khawatir. Berkat keterampilan dokter yang menjalankan operasi, operasi pasien ini tak meninggalkan bekas di wajah. Saya sungguh merasa kagum.
Bukan hanya melindungi nyawa pasien ini, dokter juga menjaga kondisi wajah pasien dan menjaga agar fungsi rahangnya tidak terganggu, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Ini sungguh mengagumkan. Saya sungguh terharu dan bersyukur. Terlebih lagi, dalam pandemi tahun ini, para tenaga medis berani berjuang di garis depan. Kita sungguh kagum dan berterima kasih.
Ajaran Buddha menekankan cinta kasih, welas asih, kemurahan hati, dan keberanian. Kita harus memiliki kemurahan hati dan keberanian. Cinta kasih dan welas asih harus dibarengi keberanian. Para tenaga medis telah mendedikasikan diri tanpa memedulikan segala risiko.
“Seiring dengan meredanya pandemi, kami juga mulai membantu dalam proses vaksinasi. Setiap hari kami harus berhadapan dengan lebih dari seribu orang. Mata dan tangan kami sangat lelah, tetapi setiap hari kami selalu mendengar warga yang menyampaikan kepada kami, ‘Suster, Anda menyuntik dengan baik, saya tidak merasa sakit.’ Ada juga warga yang mengatakan kepada kami, ‘Terima kasih, kalian selama ini selalu menjaga kami dan telah banyak membantu Taiwan.’ Mendengar semua ini, saya seketika merasakan kebanggaan sebagai perawat dan pentingnya profesi ini,” kata Ge Pei-ru Perawat RS Tzu Chi Taipei.
“Sesungguhnya, saya amat berterima kasih pada masa-masa ini pihak RS memberi kami banyak sumber daya dan sesama rekan perawat juga dapat saling mendukung. Para pasien, keluarga pasien, dan warga masyarakat juga memberi banyak dukungan kepada kami. Semua ini menjadi sandaran bagi saya untuk dapat menghadapi pandemi kali ini. Saya berharap doa yang senantiasa mengalir ini dapat menjadi harapan yang tak pernah padam,” pungkasnya.
“Sasaran pelayanan posko tes cepat luar ruangan kami meliputi pasien tes PCR mandiri, pasien rawat inap, anggota keluarga pendamping pasien, hingga skrining warga masyarakat. Sesungguhnya, dalam proses skrining ini, yang paling membuat kami merasa tidak tega ialah kami juga harus rekan-rekan yang bertugas di bangsal khusus. Demi keamanan diri dan pasien, rekan-rekan yang bertugas di bangsal khusus pandemi setiap minggu harus menjalani tes cepat di posko. Saat menjalani tes setiap minggu, sesungguhnya mereka juga sangat khawatir. Mereka juga takut akan rasa sakit dan tidak nyaman,” kata You Wen-xin Kepala perawat bangsal rawat inap RS Tzu Chi Taipei.
“Setelah menjalani tes, para staf bangsal khusus kerap kali mengeluarkan lendir hidung dan air mata. Setelah mendapat hasil tes negatif, mereka segera menyeka air mata dan kembali ke pos tugas masing-masing. Namun, saya rasa rekan-rekan menangis bukan semata-mata karena ketidaknyamanan fisik. Sesungguhnya, banyak tekanan mental yang dirasakan, mungkin juga merasa takut dan khawatir akan tertular. Mereka khawatir jika diri mereka tertular, bagaimana dengan keluarga atau anak-anak mereka? Sesungguhnya, dalam proses ini, rekan-rekan nakes juga mengalami banyak gejolak batin,” pungkasnya.
Sejujurnya, saya juga sangat khawatir. Karena itu, setiap hari saya selalu berpesan kepada kalian untuk mengenakan baju zirah. Ini karena pandemi ini sangat ganas. Menghadapi keganasan ini, kita harus seperti prajurit yang menjaga benteng. Jangan sampai kita dikalahkan oleh mereka. Untuk itu, kita sendiri juga harus menjaga diri, seperti prajurit yang mengenakan baju zirah.
Kita harus menjaga diri sendiri. Karena itu, saya selalu berpesan kepada Kepala RS untuk menyerukan kepada semua staf agar menjalankan protokol kesehatan bagi diri sendiri. Saat diri sendiri selamat, barulah para tenaga medis dapat menjaga kesehatan masyarakat.
Jadi, dalam masa pandemi ini, kita mendengar banyak hal. Terlebih hari ini, kita mendengar suka duka para tenaga medis. Semua orang berusaha untuk bersabar dan bertahan untuk dapat melewati masa-masa ini.
“Ini adalah grup LINE milik Dinas Kesehatan New Taipei City. Pada saat itu, semua rumah sakit rujukan untuk pasien bergejala berat harus bergabung dalam grup ini untuk menerima segala informasi yang disampaikan. Saat status kondisi pandemi berada pada level tinggi, selalu ada permintaan bantuan dari berbagai RS selama 24 jam tanpa henti. Misalnya, saat ada kasus hipoksia senyap, rumah sakit mana yang bisa membantu? Namun, dari banyaknya informasi ini, kita bisa melihat sesungguhnya RS Tzu Chi Taipei-lah yang menjawab dan menyanggupi hampir semuanya,” kata Cai Fang-ling Kepala perawat IGD RS Tzu Chi Taipei.
“Namun, setelah semua itu berlalu dan media massa memberitakan bahwa RS Tzu Chi Taipei menampung pasien positif Covid-19 paling banyak, Kepala RS menjawab, ‘Kami hanya berusaha semampunya.’ Dalam menjawab berbagai pertanyaan, kami hanya melontarkan satu kalimat, ‘Kami hanya berusaha semampunya.’ Meski kami tahu kemampuan kami terbatas, tetapi kami tetap bersedia mengulurkan tangan untuk membantu orang lain,” pungkasnya.
Intinya, para tenaga medis telah melindungi nyawa semua orang. Tanpa nyawa, bagaimana jiwa kebijaksanaan bisa ada? Segala pelatihan diri harus dijalankan di dunia ini. Untuk mencapai kebuddhaan atau menjadi Bodhisatwa, jika bukan di alam manusia ini, tidak ada praktik Bodhisatwa yang bisa dijalankan. Tanpa menjalankan praktik Bodhisatwa, tidak ada kesempatan untuk mencapai kebuddhaan. Karena itu, saya sering berkata bahwa Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita.
Pada saat-saat ini, satu-satunya cara yang dapat kita lakukan ialah menjaga diri sendiri. Menjaga diri sendiri adalah yang terpenting. Saya terus menyerukan kepada semua orang bahwa perihal makan adalah perkara besar bagi manusia. Kita harus memetik pelajaran besar dan memandang penting pola makan. Perihal makan adalah perkara besar. Alangkah baiknya jika semua orang dapat bervegetaris.
Penyakit masuk melalui mulut. Karena itu, kini mulut kita harus mengenakan masker. Kita harus mengedukasi diri sendiri. Saya berharap semua orang memperhatikan kebersihan makanan. Yang terbaik, kita harus menjaga kesehatan diri sendiri dan melindungi kehidupan.
Selain menjaga kehidupan sendiri, kita juga mengasihi semua makhluk. Kehidupan semua makhluk harus kita lindungi. Kita mengasihi dan melindungi mereka serta tidak membunuh mereka. Inilah sumber dari kesehatan yang sesungguhnya.
Rekan-rekan dokter dan perawat sekalian, kita semua harus memiliki tekad yang sama untuk terus menyerukan hal ini. Para dokter dan perawat juga hendaknya sama-sama memahami dengan jelas bagaimana seharusnya kita menjaga kesehatan dan menjalankan pola makan yang sehat. Kita tidak boleh bosan untuk terus menyerukan kepada semua orang agar menjaga kesehatan lahir batin.
Ketidakkekalan dapat datang dalam sekejap
Tenaga medis yang terampil dan murah hati melenyapkan penderitaan
Mengenakan baju zirah untuk berjuang di garis depan
Melindungi semua makhluk demi memutus sumber penyakit
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 07 November 2021