Ceramah Master Cheng Yen: Mengenang Chen Huang Jin-se dan Menyalurkan Bantuan Internasional

“Sekarang saya harus menggenggam waktu. Saya sudah terbiasa menjadi relawan. Secara spiritual, saya memperoleh banyak pencapaian. Saya sangat bersyukur pada Master,” kata Chen Huang Jin-se, Relawan Tzu Chi.

Dalam pertemuan pagi relawan kemarin, kita mengenang Relawan Chen. Bayang-bayangnya muncul dalam benak saya. Tahun ini, dia telah berusia 96 tahun. Kehidupannya sangat berwarna. Dia sungguh merupakan Bodhisatwa yang menciptakan berkah bagi dunia.

Relawan Chen sudah sangat senior di Tzu Chi. Dia mulai bersumbangsih dengan menjadi donatur dan turut mengerahkan segenap hati dan tenaga saat saya ingin membangun rumah sakit. Saat kita ingin membangun Da Ai TV, dia juga aktif membantu. Saat saya menyerukan berbuat satu kebajikan setiap hari, dia turut menyambut seruan saya. Dia berbuat satu kebajikan setiap hari dengan menyumbangkan penghasilan pertamanya.

Dia sangat menuruti perkataan saya dan bertindak secara nyata untuk bersumbangsih. Dahulu, saat kita memberikan bantuan kepada korban bencana dan warga kurang mampu di Tiongkok serta membagikan bantuan musim dingin, dia juga turut bersumbangsih. Saat saya mengadakan retret tujuh hari, dia juga mengikutinya meski kita hanya mendirikan tenda yang sederhana di halaman Griya Jing Si untuk melakukan kebaktian Sutra Bunga Teratai. Dia bersujud sesuai huruf yang tertulis dalam praktik penghormatan Sutra Teratai.

Ceramah Master Cheng Yen

Saat itu, ketika sedang mengulas tentang Sutra Bunga Teratai, saya juga memberi waktu pada relawan untuk berbagi kesan mereka. Saat kita bertanya padanya apa kesan yang dia peroleh dalam praktik penghormatan Sutra Teratai, dia selalu mencoba untuk membuat kita tertawa. Dia sangat optimis dan humoris. Dia sangat jujur.

Dia berkata, “Saya merasa dipenuhi sukacita. Setiap kali, saya bersujud pada kata ‘miao’ dan bangun pada kata ‘bao’ Saya lupa pada kata di tengahnya. Saya hanya ingat ‘miao’ dan ‘bao’. Saya merasa dipenuhi sukacita.”

Dia adalah murid saya yang sangat menggemaskan. Saat itu, di antara para murid saya, dia termasuk suka berbincang dan sangat bijaksana. Ada dirinya, kita tidak merasa kesepian. Dia dan Relawan Yan Hui-mei sering menjadi relawan di rumah sakit.  Mereka sering kali bersumbangsih selama berhari-hari di kamar pasien. Lihatlah, saat itu dia masih begitu muda. Dia mulai bersumbangsih sebagai relawan pada usia 60-an tahun. Lalu, kita memproduksi sebuah drama berdasarkan kisahnyanyang berjudul “Pelita Hati”. Dia adalah seorang pahlawan wanita.

Namun, waktu tidak menunggu siapa pun. Seiring berjalannya waktu, kita bisa melihat usianya bertambah dan rambutnya beruban. Akhir tahun lalu, saat saya pergi ke Taichung untuk menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun, saya tahu bahwa dia berada di pusat penitipan lansia kita. Sebelum saya mengunjunginya, dia sudah datang menemui saya dengan duduk di atas kursi roda.

Ceramah Master Cheng Yen

Itu adalah terakhir kali saya bertemu dengannya. Dia masih bisa berbicara dengan jelas dan pikirannya masih sangat tajam. Namun, sampai kapan? Karena itu, saat pikirannya masih tajam, dia berinisiatif kembali ke sini dan menyatakan bahwa setelah dia meninggal dunia, dia ingin menjadi Silent Mentor.

Berhubung tekadnya sangat teguh, anak-anaknya yang berbakti pun mewujudkan keinginannya. Intinya, ini adalah hukum alam. Kita harus mendoakannya dengan tulus. Dia adalah seorang Bodhisatwa yang bahagia. Saya berharap setelah terlahir kembali, dia dapat mempertahankan kebiasaannya tersenyum pada setiap orang yang ditemuinya. Semoga dengan membawa kebiasaan ini ke keluarga barunya, dia dapat dikasihi semua orang.

Murid saya telah berkurang seorang lagi. Jalinan jodoh kami di masa mendatang masih sangat mendalam. Kita hendaknya selalu mengenangnya. Berkat himpunan cinta kasih, Tzu Chi baru bisa berkembang seperti sekarang.

Kita juga melihat di Hong Kong, relawan kita menggalang sepatu bagi pengungsi. Awalnya, ada seorang pengusaha sepatu yang menyumbangkan 200 pasang sepatu pada Tzu Chi. Berhubung kualitas sepatu-sepatu ini sangat baik dan sangat kuat, maka kita merasa sayang jika hanya digunakan untuk penyaluran bantuan biasa.

Lalu, kita teringat akan pengungsi dari Suriah. Mereka hidup di tengah kondisi yang sulit. Karena itu, kita berharap bisa melindungi kaki mereka. Untuk mengirim 200 pasang sepatu itu, kita juga harus menggunakan satu peti kemas. Karena itu, relawan kita juga menggalang sepatu dari orang-orang.

Ceramah Master Cheng Yen

Saya sangat bersyukur pada insan Tzu Chi Hong Kong yang bergerak menggalang barang bantuan. Banyak pengusaha yang turut bersumbangsih. Karena itu, kita beralih dari peti kemas berukuran 20 kaki ke peti kemas berukuran 40 kaki. Barang ini telah dikirim ke Yordania. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Semua orang menghimpun kekuatan cinta kasih. Dengan adanya tekad, akan terbentuk kekuatan untuk menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Dari 200 pasang sepatu, insan Tzu Chi terus melakukan penggalangan hingga terhimpun hampir 3.000 pasang sepatu dan lebih dari 1.700 helai pakaian. Jadi, barang bantuan dalam jumlah besar itu membutuhkan peti kemas berukuran 40 kaki.

Kemarin, barang bantuan telah dikirimkan dari Hong Kong. Saya sungguh sangat bersyukur. Setelah Xie Li Products Co.,Ltd. memperoleh sertifikat ISO, mengirimkan produk kita ke luar negeri menjadi lebih mudah. Produk kita bisa melewati pabean dengan lancar.

Semua orang bekerja sama dengan kekuatan cinta kasih. Baik makanan yang bergizi, pakaian, maupun sepatu, semuanya kita sediakan bagi orang yang membutuhkan. Kekuatan cinta kasih terus terakumulasi dari kecil menjadi besar. Dengan kekuatan besar, kita baru bisa menolong orang-orang yang menderita di seluruh dunia.

Benar. Jadi, kita jangan meremehkan kekuatan kecil. Dengan turut mengulurkan tangan, kita dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan untuk bersumbangsih dengan tenang di berbagai negara. Jadi, saya sungguh sangat tersentuh kekuatan cinta kasih bisa terhimpun.

Jika tidak, bagaimana kita bisa menolong orang-orang yang menderita di seluruh dunia? Jadi, kita harus menggenggam kesempatan untuk menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Saya sangat bersyukur.

Relawan Chen Huang Jin-se memiliki kehidupan yang berwarna
Mengenang dedikasi Relawan Chen Huang Jin-se di Tzu Chi
Memenuhi peti kemas dengan barang bantuan yang penuh cinta kasih dan ketulusan
Memberikan bantuan bahan pangan kepada orang yang menderita

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Maret 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 Maret  2107

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -