Ceramah Master Cheng Yen: Mengenang Keteladanan dan Waspada akan Ketidakkekalan Hidup


Kita sungguh-sungguh merasa kehilangan. Master Hsing Yun yang sangat dihormati oleh kalangan Buddhis, telah wafat. Ini sungguh membuat kita berduka dan merasa kehilangan. Seluruh kalangan Buddhis di Taiwan sungguh menghormati beliau. Namun, dalam kehidupan ini, seiring berjalannya waktu, usia kehidupan manusia juga akan berkurang.

Setiap kebaktian malam, kita selalu melantunkan Gatha Nasihat Bodhisatwa Samantabhadra, "Seiring berlalunya hari ini, usia kehidupan pun berkurang. Bagaikan ikan yang kekurangan air, apa kebahagiaan yang diperoleh?" Memang, kebahagiaan apa yang kita peroleh di dunia ini? Saya tidak dapat bahagia ketika memikirkan bahwa kehidupan ini tidak kekal.

Kemarin pagi, gempa dahsyat mengguncang Turki. Gempa tersebut telah merusak dan meratakan ribuan rumah dalam sekejap. Ini semua terjadi hanya dalam hitungan detik. Gempa susulan terus terjadi di sana. Selama 2 hari terakhir, warga di sana hidup dalam ketakutan. Kehidupan yang penuh ketakutan sungguh sulit untuk dilewati. Sulit bagi mereka untuk merasa tenang.


Cuaca di sana sangat dingin dan banyak rumah telah hancur. Pikirkanlah, bagaimana perasaan mereka? Sungguh sulit untuk digambarkan. Penderitaan mereka sungguh tak terkatakan. Sebagian orang terluka dan kehilangan anggota keluarga mereka. Mereka tidak bisa menyuarakan kesedihan mereka. Kejadian yang terjadi dalam sekejap telah menghancurkan hati mereka. Sulit menggambarkan kesedihan mereka.

Sebelum gempa bumi terjadi, mungkin ada banyak anak muda atau pengusaha yang telah membuat perencanaan untuk hari esok yang akan segera mereka laksanakan. Mereka begitu penuh harapan. Satu detik sebelum gempa terjadi, mereka masih memiliki mimpi indah untuk masa depan. Namun, dalam sekejap, gempa telah menghancurkan mimpi mereka.

Kehidupan memang bagaikan mimpi. Ini bukan hanya retorika belaka. Kehidupan bagaikan mimpi. Ya, coba pikirkan, kehidupan ini memang bagaikan mimpi. Lihatlah, mimpi mereka pun kini telah hancur. Sesungguhnya, bagaimana kita mendeskripsikannya? Saya sungguh tidak sampai hati. Inilah kehidupan. Hidup ini penuh dengan penderitaan dan ketidakkekalan— terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur.


Gempa telah mengguncang Turki dan Suriah. Kedua negara ini dilanda bencana yang sama dan merasakan hal yang sama. Apakah peperangan masih perlu terjadi? Tidak perlu. Saat ini, Tzu Chi tengah menyusun rencana untuk bergerak mengirimkan bantuan ke sana dan mencurahkan perhatian secara langsung. Bagaimana cara kita mengirimkan selimut yang tebal dengan segera agar mereka tetap merasa hangat?

Saya sungguh berterima kasih kepada maskapai China Airlines yang telah mengerahkan kekuatan cinta kasih untuk membantu Tzu Chi dan LSM lain untuk mengirimkan bantuan. Ini sungguh menghangatkan hati. Di mana pun bencana terjadi, kita harus segera menghimpun kekuatan cinta kasih dan bergerak untuk membawa bantuan. Inilah cara kita menghadirkan kehangatan di tengah dunia yang dingin.

Pada bencana besar kali ini, terdapat lebih dari 40 tim yang membawa bantuan ke daerah bencana itu. Ketidakkekalan datang dalam sekejap. Ketidakselarasan empat unsur menyebabkan bumi menjadi rentan. Inilah prinsip kebenaran. Hendaklah semuanya sepenuh hati dalam meningkatkan kewaspadaan setiap saat dan tidak menyia-nyiakan setiap menit dan detik.


Hendaklah kita bersumbangsih bagi dunia dengan cinta kasih, memperpanjang jalinan kasih sayang, dan memperluas cinta kasih agung. Ketika banyak orang bersumbangsih, berkah yang tercipta pun lebih banyak. Oleh karena itu, kita harus menggalang Bodhisatwa.

Saudara sekalian, hubungilah orang-orang yang kalian kenal dan bagikanlah tentang apa yang terjadi di Turki. Taiwan telah menggerakkan relawan untuk membawa bantuan ke sana. Taiwan sungguh memiliki banyak kebajikan. Tzu Chi juga tidak ketinggalan. Intinya, kita semua harus memiliki hati dan pikiran bajik untuk mendengar dan melenyapkan penderitaan. Bukankah itu yang dikatakan dalam Bab Pintu Universal? Hendaklah kita mempraktikkannya.

Kita telah bergerak membawa bantuan ke sana. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semuanya, terutama kepada lebih dari 40 tim bantuan bencana. Saya telah mendoakan kalian satu per satu. Saya sungguh berterima kasih kepada kalian. Saya mendoakan kalian semua. Semoga semua orang dapat hidup aman, damai, dan dapat melenyapkan penderitaan para korban bencana. Saya mendoakan dan berterima kasih kepada semuanya. 

Berduka atas kepergian Master Hsing Yun
Mengenang keteladanan dan waspada akan ketidakkekalan hidup
Gempa bumi telah menghancurkan mimpi dan menimbulkan perpisahan
Bergerak membawa bantuan dengan hati yang penuh cinta kasih     

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 09 Februari 2023
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -