Ceramah Master Cheng Yen: Menggalang Bodhisatwa dengan Cinta Kasih Berkesadaran


Setiap hari, kita melihat berita tentang perubahan iklim. Kita melihat kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan. Sesungguhnya, ada begitu banyak bencana di dunia. Saat seseorang hidup hingga seusia saya, sungguh banyak hal yang dikhawatirkan. Bencana banyak terjadi di berbagai negara di dunia. Banyak keluarga yang berjuang menghadapi kekeringan dan kemiskinan.

“Beberapa kerabat saya meninggal karena kekeringan ini. Beberapa sedang berjalan kaki menuju tempat ini karena mereka tidak memiliki uang untuk berkendara. Saya masih memiliki anak di rumah. Saya hanya membawa keluar beberapa saja untuk meminta pertolongan,” kata Hassan pengungsi.

“Saya memiliki dua belas orang anak, tetapi empat anak saya meninggal karena kelaparan dan kekeringan ini. Saya tidak membawa tujuh anak lainnya. Saya hanya membawa satu anak saya ini karena kondisinya paling parah,” kata Shaled pengungsi.

Sulit untuk menggambarkan penderitaan ini karena kita tidak merasakannya. Mereka kelaparan dan menderita penyakit. Mereka dilahirkan di sana dan hidup dalam kemiskinan. Apa yang bisa mereka lakukan? Tidak ada yang dapat menandingi penderitaan mereka. Mereka juga tidak tahu apa itu penderitaan karena tidak pernah merasakan kebahagiaan. Begitulah kehidupan mereka. Mereka hanya mengalami penderitaan dan tidak pernah merasakan kebahagiaan. Jadi, mereka tidak dapat membedakannya.


Ketika kita melihatnya, kita tahu bahwa itu adalah sebuah penderitaan karena kita dipenuhi berkah sehingga kita dapat membedakannya. Mereka tidak pernah melihat berkah sehingga tidak dapat berkata bahwa mereka menderita. Mereka tidak memiliki pembanding. Meski demikian, mereka tetap menderita. Sakit dan kelaparan adalah sebuah penderitaan. Intinya, mereka telah berada dalam penderitaan sepanjang kehidupan mereka.

Melihat kehidupan mereka, kita harus menyadari bahwa kita dipenuhi berkah. Apakah kita berhak merasa bahwa berkah yang kita terima sudah sepatutnya? Tidak, tidak ada yang berhak atas itu. Beberapa orang dilahirkan dengan berkah dan mereka hidup dengan kegelapan batin. Karena kegelapan batin, mereka hanya menikmati berkah seorang diri dan buta terhadap penderitaan orang lain. Kegelapan batin menimbulkan ketamakan. Ketamakan membuat manusia melakukan pemborosan dan menciptakan karma buruk.

Ketika seseorang menikmati berkah hingga berkah itu habis, penderitaan akan datang. Mungkin di kehidupan sekarang dia bahagia, tetapi dia akan menderita di kehidupan selanjutnya dan tidak ada yang dapat dilakukan. Jangan ragukan hal ini. Inilah yang saya rasakan belakangan ini setiap kali melihat penderitaan di dunia. Jika kita ingin membantu mereka, kita harus senantiasa mengamati dan berpikir bagaimana cara untuk membantu.


Dunia ini penuh dengan penderitaan. Di antara orang-orang yang menderita, hanya Bodhisatwa yang dapat membantu mereka. Dunia membutuhkan Bodhisatwa. Bodhisatwa memerlukan jalinan jodoh untuk dapat berhimpun dan membangkitkan cinta kasih. Di dunia ini, semua orang berhimpun dengan adanya jalinan jodoh. Inilah prinsip yang dapat menghubungkan satu sama lain. Prinsip kebenaran ini dilandasi cinta kasih. Cinta kasih tidak berwujud.

Hendaklah kita memiliki cinta kasih berkesadaran. Untuk memiliki cinta kasih berkesadaran, kita harus bisa mencapai pencerahan. Untuk mencapai pencerahan, kita harus mengandalkan prinsip kebenaran. Sumber prinsip kebenaran ialah ajaran Buddha. Seperti saya, jika saya tidak memahami ajaran Buddha, tidak akan ada saya yang hari ini. Saya menggunakan citra saya untuk menginspirasi orang-orang di dunia. Inilah jalinan jodoh. Dengan cinta kasih semua orang, tetes demi tetes cinta kasih berhimpun menjadi sebuah cinta kasih agung.

Ketika melihat peta dunia, kita akan menyadari bahwa begitu banyak negara dan orang-orang yang mengalami penderitaan. Ketika melihat penderitaan di dekat kita, kita harus segera mencari tahu negara yang sedang mengalami penderitaan dan bencana itu. Kita dapat segera menghubungi relawan terdekat dari negara tersebut dan berkata, "Apakah kamu tahu bahwa ada bencana terjadi di negara tetangga?" Jika dia telah mengetahuinya, doronglah dia untuk mencurahkan perhatian dengan mencari orang-orang dengan tekad yang sama dan membangkitkan cinta kasih semua orang.


Ketika cinta kasih terbangkitkan, kita akan menyadari berkah saat melihat penderitaan dan dapat menciptakan berkah kembali. Beginilah cara kita bertemu dengan orang baru dan saling mengenal. Orang-orang itu juga bisa menjadi orang yang membantu orang lain dan mengenakan rompi relawan untuk membantu orang lain. Inilah yang disebut dengan jalinan jodoh.

Ketika membuka peta dunia, kita akan melihat bahwa negara yang pada awalnya tidak kita ketahui dapat kita kenal saat ini. Ketika kita mengenal orang-orang di suatu negara dan orang-orang setempat dapat mengenal Tzu Chi, kita bisa meneruskan cinta kasih Tzu Chi ke sana dan menyebarkannya. Inilah yang disebut dengan memperpanjang jalinan cinta kasih dan memperluas cinta kasih agung.

Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita berhimpun dengan sepenuh hati untuk menggalang Bodhisatwa. Ketika satu orang bergabung, maka kita bertambah satu kekuatan. Orang-orang yang bergabung dengan Tzu Chi, ketika memiliki hati, mereka akan membangkitkan kekuatan cinta kasih yang lebih luas.

Dunia penuh dengan derita bencana, kemiskinan, dan penyakit
Menghargai jalinan jodoh Bodhisatwa dunia
Menyadari berkah, mempraktikkan kebajikan, dan menggalang Bodhisatwa
Bersatu hati menghimpun cinta kasih berkesadaran

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Agustus 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 29 Agustus 2022
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -