Ceramah Master Cheng Yen: Menggalang Cinta Kasih dan Memutar Roda Dharma dengan Sukacita


Sekelompok Bodhisatwa berhimpun demi cinta kasih dan demi seruan saya. Saat ini, banyak negara mengalami kesulitan, terutama kampung halaman Buddha. Hendaknya kita memikirkan bagaimana cara menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Saya sangat berharap kita semua dapat menyebarkan Dharma dan membawa manfaat di Nepal dengan membangun sarana pendidikan. Inilah yang harus kita lakukan saat ini.

Tentu saja, semua insan Tzu Chi telah membangun ikrar dan berkata, "Saya bersedia." Semua mengatakannya dengan penuh semangat dan hati yang tulus. Ketika insan Tzu Chi mengangkat tangan dan berkata, "Saya bersedia," saya merasa sangat tersentuh dan percaya diri. Semuanya melakukan ini dengan cinta kasih. Saya juga sangat berharap bahwa semuanya dapat lebih memahami saya.

Saya selalu berkata bahwa kita menggalang dana demi menggalang hati dan orang, bukan semata-mata demi uang. Meskipun demikian, dalam melakukan segala hal, ketika ada uang, barulah kita dapat menjalankannya. Namun, kita harus membuat semua orang merasa mampu, bukan malah merasa tertekan. Biarkan mereka bersumbangsih sesuai kemampuan. Koin kecil juga mengandung pahala yang tak terhingga.

“Bolehkah saya menaruh celengan cinta kasih ini di toko Anda untuk sama-sama mempraktikkan kebajikan? Tzu Chi dimulai dari 50 sen. Dimulai dengan kekuatan yang kecil, Tzu Chi dapat membantu banyak orang,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Saat mengetahui kisah 50 sen, suami saya merasa bingung. Namun, saya merasa meskipun 50 sen terlihat tidak berarti, tetapi dapat membantu banyak orang,” kata Zheng Ya-rong Pemilik took.

Dengan meletakkan celengan bambu di toko, pemilik toko dapat memahami makna dari hal ini. Jika setiap toko telah mengenal Tzu Chi, mengapa kita tetap menaruh celengan di sana? Kita ingin memberi tahu mereka agar hati kita dan hati mereka saling memahami. Mereka dapat memahami hati kita yang penuh rasa sukacita dan kerelaaan.

Dengan menaruh celengan di toko, pemilik toko akan memupuk pahala karena turut bersukacita atas kebajikan orang lain. Ketika merasa sukacita, mereka akan berbagi dengan orang lain. Ketika ada pelanggan yang memasukkan uang, mereka juga akan merasa sukacita.


“Hendaknya kita semua membawa manfaat bagi masyarakat. Saya melayani pelanggan saya dan pelanggan saya melayani Masyarakat,”
kata Bapak Ye pemilik toko kacamata.

“Meski toko saya kecil, saya dapat menghimpun banyak cinta kasih,” kata Nona Chen Pemilik took.

“Orang-orang yang datang ke tempat ini sangat penuh cinta kasih. Celengan terisi penuh dengan cepat. Saya ingin berterima kasih kepada semuanya,” kata Bapak Lin Pemilik toko.

Inilah yang disebut dengan kerelaan. Ketika seseorang memasukkan uang ke dalam celengan karena memahami tujuannya, inilah kerelaan hati sesuai dengan arah yang benar. Selain itu, pemilik toko juga dapat mendorong mereka untuk menjadi donatur jangka panjang. Jangan katakan, "Anda harus menyumbang 100 dolar NT." Biarkanlah mereka setiap bulan menyumbang sebanyak 5 dolar, 10 dolar, atau 50 dolar. Ini disebut dengan donatur. Oleh karena menjadi donatur, barulah mereka dapat memiliki jalinan jodoh untuk terus menyaksikan Da Ai TV dan membaca majalah Tzu Chi.

Ketika seseorang menyumbangkan dana, kita akan mengirimkan majalah Tzu Chi kepadanya. Inilah jalinan jodoh. Dengan jalinan jodoh melihat berita Tzu Chi, dia dapat menyucikan hatinya sendiri. Ini disebut dengan menyucikan hati manusia. Dalam setiap majalah, akan ada insan Tzu Chi yang berbagi tentang Tzu Chi dan terdapat prinsip kebenaran dalam setiap lembarnya. Da Ai TV mengudara selama 24 jam. Setiap orang dapat menontonnya dengan menekan tautan di perangkat seluler.

Selain menonton sendiri, pemilik toko juga dapat memperkenalkannya kepada pelanggan yang datang. Inilah yang disebut dengan menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Ketika memiliki jalinan jodoh, kita dapat memberi tahu orang lain untuk menonton Da Ai TV. Aktivitasnya tetap menonton televisi, tetapi jika memilih untuk menonton Da Ai TV, mereka akan menerima tayangan yang berisi kebaikan dan dapat melihat kondisi dunia ini. Inilah cara kita mempromosikan Da Ai TV. Ini disebut dengan menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Hendaknya kita menyebarkan semangat celengan bambu. Dengan adanya jalinan jodoh, insan Tzu Chi juga memiliki tanggung jawab atas hal ini.


Dalam beberapa tahun terakhir, kita tidak memiliki banyak kegiatan sehingga tekad pelatihan setiap orang mudah hilang. Saat ini, kita memiliki 1 arah yang sama. Setiap orang harus tahu bahwa kita harus berdiri, memakai sepatu, dan mengikat tali sepatu untuk mulai melangkah dengan tekun dan bersemangat. Bukankah ini sama dengan kisah dalam Sutra Teratai?

Ada seorang pemandu jalan yang menuntun orang-orang menuju pulau harta karun. Namun, setelah berjalan beberapa waktu, semuanya merasa lelah. Pemandu itu berkata, "Kalian dapat duduk di sini dan beristirahat sejenak." Kemudian, dia berkata kembali, "Lihatlah, kita masih harus terus melangkah. Jangan pernah berpikir untuk mundur. Kita harus terus melangkah maju karena pulau harta karun sudah dekat. Itulah tempat yang kita tuju. Pulau itu sudah dekat. Mari kita berjalan lagi." Inilah kisah perumpamaan dalam Sutra Teratai.

Merespons perbuatan baik adalah tempat harta karun berada. Ketika kita melakukan perbuatan baik, kita akan memperoleh pahala. Jika tidak melakukannya, kita tidak mendapatkan apa pun. Ketika melakukan satu hal, kita juga akan mendapatkan pengalaman. Ketika mengingat hal baik yang kita lakukan di masa lalu, kita akan merasa sukacita.

Ketika ada orang yang memiliki noda dan kegelapan batin, dengan jalinan jodoh yang kita miliki, kita dapat memberikan nasihat dan membuka hatinya. Ketika seseorang membuka hatinya, dia akan mampu berlapang dada. Mungkin dia memiliki masalah dengan orang lain dan tidak dapat melepaskannya, tetapi karena adanya jalinan jodoh dengan kita, dia akan mampu melewatinya.


“Saya didiagnosis mengalami penyakit langka sejenis kehilangan massa otot. Setiap kali berdiri, saya akan jatuh. Untuk ke kamar mandi saja, saya harus merangkak. Dinas Sosial melaporkan bahwa saya adalah lansia yang hidup sebatang kara. Relawan Tzu Chi memberikan kaset kepada saya dan meminta saya mendengarkannya setiap hari sekaligus menonton Da Ai TV setiap hari. Dalam segala hal, saya harus mengandalkan diri sendiri. Jika pingsan, tidak ada orang yang bersimpati pada saya. Semuanya saya lakukan sendiri,”
kata Liu Fu-yi relawan Tzu Chi.

“Saat saya mengantarkan alat bantu ke sebuah keluarga, saya merasa seakan mereka adalah saya sehingga saya dapat merasakan bahwa ketika kita mengalami keterbatasan fisik dan penyakit, hal yang paling dibutuhkan adalah perhatian,” pungkas Liu Fu-yi.

Sejak zaman Buddha hingga sekarang, Dharma tetaplah sama, yaitu bertujuan untuk mengubah hati dan pikiran. Saat ini, kita menyebutnya sebagai memutar roda Dharma, yakni membuat Dharma dapat meresap ke hati semua orang. Lebih sederhananya, kita harus mengubah pikiran dari kebencian menjadi kebahagiaan.

Hendaknya kita melatih diri lewat berbagai masalah yang dihadapi. Inilah perbuatan baik yang harus kita lakukan. Hendaknya kita melatih batin kita dan memutar roda Dharma. Hendaknya setiap orang memahami hal ini. Untuk menjaga kedamaian dunia dan keharmonisan masyarakat, hendaknya setiap Bodhisatwa membangun tekad dan ikrar untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Kedua hal ini hendaknya berjalan beriringan. 

Menghimpun kekuatan demi menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk
Turut bersukacita atas kebajikan dan membangkitkan ketulusan
Menuju pulau harta karun dan memupuk pahala yang tak terhingga
Menggalang Bodhisatwa secara luas dan mengubah pikiran buruk 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 21 Februari 2024
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -