Ceramah Master Cheng Yen: Menggalang dan Membangkitkan Cinta Kasih demi Menghangatkan Dunia
“Merespons bencana kebakaran di Los Angeles kali ini, seluruh relawan Tzu Chi New York bergerak untuk menggalang cinta kasih. Semua orang tua dan siswa dari berbagai Sekolah Budaya Humanis Tzu Chi di wilayah New York turut menyumbangkan isi celengan bambu dan menulis kartu ucapan untuk para korban bencana,” kata Wu Hui-zhen, relawan Tzu Chi.
“Selama 30 tahun, murid-murid Jing Si di Boston selalu ingat akan nasihat Master bahwa di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kami yang memanfaatkan sumber daya setempat juga harus membawa manfaat bagi warga setempat. Master, kami telah melayani di tengah masyarakat,” kata Chang Jin-man, relawan Tzu Chi.
“Semoga Master sehat selalu dan terus membabarkan Dharma. Master telah menguras energi untuk membabarkan Dharma kepada kami setiap hari. Kami juga akan berusaha untuk meneladan semangat dan kesabaran Master. Murid-murid di New York akan berusaha sekuat tenaga untuk meneladan hati Buddha dan tekad Master.”
Saya telah melihat bagaimana semuanya menggarap ladang pelatihan dengan sepenuh hati. Semuanya bagaikan satu keluarga. Saya juga melihat Bodhisatwa generasi pertama yang mewariskan semangat Tzu Chi kepada generasi kedua dan ketiga. Saya merasa tenang dan bahagia. Inilah hadiah terbesar yang dapat kalian berikan pada saya. Saya berharap kebajikan dan cinta kasih kalian dapat terus bertumbuh setiap harinya. Hendaknya kita terus memperpanjang jalinan kasih sayang Tzu Chi dan memperluas cinta kasih.
“Musim dingin tahun ini sangat dingin, tetapi langkah kami dalam berbuat bajik tidak pernah berhenti, seperti pembagian makanan setiap minggu di New Jersey, kegiatan ‘Kampus Bahagia’ di Philadelphia, pembagian makanan hangat di taman-taman di Pittsburgh, dan penggalangan dana bagi korban bencana kebakaran yang dilakukan belakangan ini. Semua ini adalah misi yang harus diwujudkan,” kata Zhang Ci Jin, Ketua Tzu Chi New Jersey.

Melihat semuanya terjun ke jalan di tengah dinginnya angin dan hujan demi menggalang dana, saya selalu merasa bahwa cinta kasih ini bagaikan air suci di tangan Bodhisatwa Avalokitesvara. Kita berharap cinta kasih ini dapat membasahi bumi dan kobaran api dapat segera padam agar semua orang aman dan selamat. Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih yang tak terbatas. Saya berharap cinta kasih dan ketulusan dapat terus bertambah. Hendaknya kalian terus mengajak orang-orang untuk turut berpartisipasi.
“Tim medis Tzu Chi memiliki jalinan jodoh untuk membawa mobil pelayanan mata ke lokasi bencana untuk melayani para korban bencana secara langsung. Setiap hari, tim medis meresepkan kacamata untuk warga. Bantuan ini sungguh berarti bagi mereka,” kata Deng Bo-ren, Ketua badan misi kesehatan Tzu Chi AS.
“Saat berada di lokasi pembagian bantuan, saya melihat banyak korban bencana yang setelah menerima kartu uang tunai langsung memeluk relawan kita dan berkata, ‘Terima kasih banyak, Tzu Chi.’ Lembaga-lembaga yang turut serta dalam kegiatan ini berkata kepada saya dengan penuh kekaguman, ‘Partisipasi kalian membuat seluruh pembagian bantuan terasa lebih bermakna dan benar-benar mencerminkan kepedulian terhadap para korban’," kata Ge Ji Jue, relawan Tzu Chi.
Terima kasih. Di mana pun ada bencana, kita akan selalu hadir untuk memberi pendampingan dan perhatian serta membagikan bantuan kepada para korban bencana. Hendaknya kita terus mengerahkan kekuatan cinta kasih. Saya sangat kagum dan bersyukur atas cinta kasih Bodhisatwa yang kalian miliki.
Bodhisatwa selalu berharap semua makhluk terbebas dari penderitaan dan tidak pernah mengejar kedamaian dan kebahagiaan pribadi. Inilah yang harus kita lakukan sebagai insan Tzu Chi. Makin banyak orang, makin besar pula kekuatan kita. Oleh karena itu, selama lebih dari 30 tahun ini, di mana pun ada bencana, insan Tzu Chi akan menghimpun kekuatan untuk membawa bantuan ke sana. Begitu pula pada bencana kebakaran kali ini di California Selatan.

Insan Tzu Chi dari California Utara, New York, dan berbagai daerah lainnya datang ke California Selatan untuk bersumbangsih. Terlebih lagi, meski cuaca sangat dingin dan menusuk, insan Tzu Chi tetap membawa kotak donasi dan terjun ke jalan dengan penuh cinta kasih. Ini semua bukan demi uang, melainkan untuk mengingatkan semua orang bahwa ada bencana yang terjadi dan orang-orang harus mengerahkan cinta kasih karena hanya cinta kasih yang dapat menghalau bencana.
Ketika menggalang dana, kita dapat lebih banyak berbicara dengan orang-orang. Inilah yang disebut dengan edukasi. Kita harus memanfaatkan jalinan jodoh untuk mengedukasi semua makhluk. Hendaknya kita menyebarkan Dharma dengan cinta kasih. Agama Buddha mengajarkan untuk melapangkan hati dan tidak membeda-bedakan agama. Ketika ada umat agama lain yang membutuhkan bantuan, kita akan segera membantunya.
Saat ini, sebagai relawan dari organisasi Buddhis, insan Tzu Chi terjun ke jalan untuk menggalang dana. Saya percaya bahwa semua orang akan turut mencurahkan cinta kasih mereka. Bukankah ini yang disebut mengedukasi dengan cinta kasih? Ini semua dilakukan bukan demi uang. Hal yang terpenting ialah saling mengedukasi. Inilah ajaran Buddha.
Tidak peduli agama apa yang dianut, hendaknya kita yakin pada agama kita sendiri. Setiap agama memiliki perbedaan, tetapi arahnya sama, yaitu untuk menyucikan hati manusia. Baik itu rahmat, kasih, cinta kasih, maupun welas asih, meski istilahnya berbeda, maknanya tetaplah sama. Relawan kita berdiri di jalan untuk menggalang dana. Bagaimanapun, ini adalah wujud dari cinta kasih. Saya merasa sangat berterima kasih, tetapi juga tidak sampai hati.

Saya berterima kasih kepada kalian yang mengerahkan cinta kasih dengan serentak. Ini sangat melelahkan, tetapi dapat menciptakan berkah bagi dunia. Ini disebut dengan kebahagiaan. Saya yakin bahwa bersumbangsih membuat hati kalian penuh rasa sukacita. Di hari yang begitu dingin, kalian telah menyelesaikan tugas dengan penuh cinta kasih. Jadi, hendaknya kalian berterima kasih pada diri sendiri.
Saya selalu berterima kasih kepada diri sendiri setiap hari. Saya juga selalu berkata pada diri sendiri, "Beruntung saya memiliki cinta kasih." Oleh karena itu, saya selalu merasa bernilai setiap hari. Setiap hari, saya mendedikasikan diri untuk bersumbangsih bagi dunia. Setiap hari, saya selalu memuji diri sendiri karena memiliki kehidupan yang bernilai. Belakangan ini, saya selalu menyerukan kepada semuanya untuk menginventarisasi kehidupan.
Saudara sekalian, hendaknya kalian menginventarisasi kehidupan hari ini. Kalian dapat mencatat, "Hari ini, saya berdiri di jalan dengan cuaca yang sangat dingin. Saya bertemu banyak orang baik yang juga bersumbangsih seperti saya." Ini semua disebut dengan nilai kehidupan.
Hendaknya kalian menginventarisasi kehidupan. Sejarah ini harus dicatat dengan baik. Kita juga dapat membagikan pikiran kita kepada orang lain dan saling menyemangati. Saya berharap semuanya dapat memanfaatkan jalinan jodoh ini untuk menghimpun cinta kasih, saling menyemangati, dan saling menginspirasi. Saya mendoakan kalian semua.
Keluarga Bodhisatwa memperluas cinta kasih
Mewariskan cinta kasih Tzu Chi dari generasi ke generasi
Menghimpun kebajikan semua makhluk tanpa takut cuaca dingin
Bersumbangsih secara nyata untuk menghangatkan dunia
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 04 Februari 2025