Ceramah Master Cheng Yen: Menggali Sumur dan Meneruskan Jiwa Kebijaksanaan


“Akibat kekurangan sumber air, warga biasanya hanya dapat bekerja 4 bulan dalam setahun. Hanya pada saat hasil ladang siap dipanen, barulah mereka memiliki pekerjaan untuk dikerjakan untuk bertahan hidup selama setahun. Bahkan, mereka tidak memiliki persediaan makanan yang cukup sehingga mereka pun tidak mampu menyekolahkan anak mereka,”
kata Hong De-qian relawan Tzu Chi Singapura.

“Relawan Tzu Chi secara langsung turun ke sini dan menyalurkan bantuan. Relawan duduk bersama dengan para warga untuk memahami apa yang warga butuhkan. Saya sangat senang dapat melihat hal ini. Meski hari ini adalah hari libur, ketika kalian menelepon, saya langsung datang membantu,” kata Sita Nepali Guru Sekolah Dasar Lambusagar Buddha.

Berhubung telah dipenuhi berkah dan jalinan jodoh, saudara se-Dharma harus sama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya yakin bahwa perkenalan kalian dan saya tidak hanya terjadi pada kehidupan saat ini, melainkan telah ada sejak kehidupan lampau. Relawan Tzu Chi Singapura dan Malaysia telah membawa manfaat ke kampung halaman Buddha. Saya sering berpikir bahwa Buddha adalah sumber jiwa kebijaksanaan saya.

Hendaknya kalian terus mengingat perkataan saya bahwa kita harus menjadi penggali sumur. Dengan kita terus menggali, aliran mata air akan terus terpancar keluar dan membasahi tanah untuk menyokong kehidupan bagi semua orang. Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Jadi, hendaknya kita menghargai dan bersyukur atas setiap tetes air.

Saat ini, saya juga menghargai air. Dengan satu baskom air, saya dapat mencuci tangan beberapa kali. Saya menyimpan air bekas cuci tangan ke dalam ember kecil untuk digunakan kembali. Intinya, tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran beras dapat memenuhi lumbung. Hendaknya kita memupuk berkah.


Dalam segala sesuatu, kita harus rajin dan hemat. Rajin berarti tekun dan bersemangat; hemat berarti mengurangi pembuangan dan pemborosan. Apa yang kita sisihkan dan kumpulkan, dapat digunakan untuk membantu orang lain. Lihatlah, mereka yang tidak mampu pun dapat menyisihkan segenggam beras setiap hari.

Saya menyerukan kepada semuanya bahwa ketika kita sedikit berhemat, itu tidak akan memengaruhi kehidupan kita. Sebaliknya, hal itu akan menambah berkah kita karena kita telah mempraktikkan cinta kasih. Kita dapat menghemat sesuap nasi. Ketika 4 orang mengumpulkan suap demi suap nasi, mereka dapat memberi makan 1 orang. Makin banyak orang, makin besar berkah yang diciptakan.

Saudara sekalian, hendaknya semua orang memiliki data dan kebijaksanaan. Saya sering berbicara tentang data. Saat ini, apa pun yang kita kerjakan, harus memiliki data. Dahulu, saya berkata bahwa kita harus bersumbangsih tanpa pamrih dan jangan bersikap perhitungan. Saat ini, saya ingin memberi tahu semuanya bahwa kita harus memiliki "perhitungan".

Kita harus bersikap perhitungan terhadap diri sendiri agar tidak boros. Kita harus mengingatkan diri sendiri untuk menyisihkan sesuap nasi agar dapat menciptakan berkah bagi banyak orang menderita. Inilah cara untuk menumbuhkan berkah. Meski harus merelakan sedikit makanan kita, sumbangsih kita telah menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan. Hanya orang yang bijaksana yang mampu merelakan.

Ketika merelakan, kita akan memperoleh. Ketika kita memberikan hal yang berwujud, kita akan memperoleh hal yang tidak berwujud, yaitu jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan akan berlanjut dari kehidupan ke kehidupan. Dari kehidupan ke kehidupan, saya tidak bisa menghasilkan uang, tetapi saya bisa menghasilkan kebijaksanaan.


Setiap hari, saya selalu duduk di sini. Tanpa saya perlu bepergian ke luar negeri, semuanya telah memberi tahu saya kondisi setiap negara dan lingkungan tempat kalian berada. Kalian datang ke sini untuk melaporkannya kepada saya. Saya dapat membayangkan kisah yang kalian bagikan. Pemandangan itu tampak nyata dan jelas dalam mata kebijaksanaan saya. Dengan mata kebijaksanaan, pemandangan itu terekam dalam hati dan pikiran saya sehingga saya tahu apa yang harus saya lakukan. Saat ini, saya sudah lansia sehingga harus lebih aktif karena waktu saya tidak banyak lagi.

Sejak Tahun Baru Imlek hingga saat ini, insan Tzu Chi dari seluruh dunia terus berdatangan setiap hari. Tidak ada 1 hari pun yang terlewatkan. Saya merasa sangat senang dan bersyukur. Tanpa perlu bepergian, setiap hari saya dapat melihat Bodhisatwa berhimpun. Kalian terus membagikan laporan tentang bagaimana kalian menciptakan berkah bagi negara kalian serta membagikan jiwa kebijaksanaan kalian kepada saya.

Melihat jiwa kebijaksanaan kalian tumbuh, saya juga tumbuh bersama dengan kalian karena saya adalah penggali sumur. Tidak peduli berapa banyak air yang diambil, air di dalam sumur tidak bertambah dan tidak berkurang. Air sumur tidak akan pernah meluap ataupun habis. Seberapa pun banyaknya air yang kalian ambil, isi sumur itu akan tetap sama. Itulah air dari lapisan tanah bawah.


Ketika Anda mengambil air dari dalam sumur, air bawah tanah akan terpancar keluar. Demikian pula jiwa kebijaksanaan. Jika kita tidak melakukan apa-apa, tidak ada hal yang kita peroleh; ketika melakukan sesuatu, kita akan memperoleh manfaatnya. Jadi, hendaknya kita memanfaatkan air kebijaksanaan kita. Jika tidak, kita akan menyia-nyiakan kebijaksanaan ini dan membiarkan waktu berlalu dengan sia-sia.

Kalian sangat dipenuhi berkah. Saya sungguh berterima kasih kepada semuanya. Ketika saya berseru, semua orang merespons dan langsung mewujudkannya. Buddha datang ke dunia dengan satu tujuan utama, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Ajaran tentang praktik Bodhisatwa ini telah kalian terima dan jalankan dengan tindakan nyata. Hendaknya kita mempelajari Jalan Bodhisatwa dengan tekun hingga tercerahkan dan melihat kebenaran. Ketika telah melihat kebenaran yang tulus, kita akan mendapatkan banyak kesan dan pelajaran sehingga dapat membagikan Dharma ini kepada semua orang.

Hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan tanpa tersesat. Untuk itu, kita harus menggenggam waktu dengan baik, tekun, dan bersemangat. Jalinan jodoh dalam kehidupan ini harus sungguh-sungguh kita genggam dengan baik. Hendaknya semuanya tekun, bersemangat, dan tidak lengah sedikit pun. 

Menggali sumur dan meneruskan jiwa kebijaksanaan
Mempraktikkan kebajikan dengan tekun dan bersemangat
Menyelamatkan mereka yang menderita dengan berhemat dan menciptakan berkah
Menghargai jalinan jodoh untuk merelakan dan memberi manfaat bagi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 Juni 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 10 Juni 2024
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -