Ceramah Master Cheng Yen: Menggarap Ladang Batin dengan Dharma
Melihat para Bodhisatwa, saya sungguh dipenuhi sukacita. Saat masuk ke sini, saya melihat sekelompok Bodhisatwa yang masih sangat muda. Yang paling mencolok adalah Relawan Cai Kuan. Lihatlah, dia duduk di tengah para relawan dengan sangat tegak. Melihatnya hadir bersama para relawan, saya sungguh sangat gembira. Dia merupakan teladan bagi kita.
Dengan ikrar yang teguh dan tubuh yang sehat, dia bersumbangsih bagi dunia. Kita harus meneladaninya. Tekad pelatihannya sangat teguh dan dia tidak pernah menyimpang dalam menjalankan ikrar. Dia sungguh mengagumkan. Saya sangat bersyukur padanya.
Setelah datang ke Changhua, saya sangat bersukacita melihat para Bodhisatwa lansia dan Bodhisatwa muda. Saya bersukacita karena setiap orang sangat sehat serta menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih bagi umat manusia dan Bumi. Jadi, saya dipenuhi sukacita. Dengan kesatuan hati dan tekad, kita bersumbangsih dengan cinta kasih. Setelah bersumbangsih, kita harus terjun ke komunitas dan membagikan apa yang kita lakukan. Ini karena hal yang baik harus diwariskan, bukan hanya kepada anak cucu kita, tetapi juga kepada generasi muda di masyarakat.
Cinta kasih harus diwariskan, barulah masyarakat akan memiliki harapan. Setelah mewariskan tanggung jawab, kita jangan berhenti bersumbangsih. Jika kita berhenti bersumbangsih, kesempatan untuk menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik akan terputus. Saya sering berkata bahwa sebelum mencapai kebuddhaan, kita harus menjalin jodoh baik dahulu. Untuk menjalin jodoh baik, kita harus sering berinteraksi dengan orang-orang.
Kita menapaki Jalan Bodhisatwa dan meneladani Buddha untuk mencapai kebuddhaan. Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Ini bagaikan roda. Kita ingin meneladani Buddha dan Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus terjun ke tengah masyarakat dan menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Jika kita bisa menjalin jodoh baik dengan semua makhluk, saat kita terlahir kembali, orang-orang akan bersukacita melihat kita.
Saya selalu mengingat ikrar saya. Saya datang ke dunia ini untuk membimbing semua makhluk dan mewariskan Dharma. Kita harus memiliki ikrar seperti ini. Setelah membangun ikrar di kehidupan sekarang, kita harus berusaha mewujudkannya. Dalam hidup ini, kita harus terus menjalankan ikrar tanpa henti. Jika kita berhenti, maka jalinan jodoh ini akan terputus.
Jika kita berhenti bersumbangsih, maka berkah yang kita ciptakan tidak akan bertambah lagi. Kita masih memiliki tubuh yang sehat dan pikiran yang tajam. Karena itu, kita harus menjalin jodoh baik baru dan menciptakan berkah baru. Kita harus terus menjalin jodoh baik dengan sesama manusia. Jadi, dalam kehidupan ini, kita jangan berhenti menjalin jodoh baik dan menciptakan berkah.
Tujuan saya melakukan perjalanan kali ini adalah untuk menyemangati kalian menjaga keteguhan tekad pelatihan. Di lantai atas, saya melihat Relawan Xu bersungguh hati membuat catatan tentang ajaran saya. Dia mencatat pemahamannyadalam bentuk gambar. Dia menggambar Griya Jing Si. Di samping Griya Jing Si ada sebatang pohon yang penuh dengan akar-akar. Di puncak pohon, tertulis huruf “keyakinan” yang sangat besar. Inilah yang sering saya katakan, “Keyakinan adalah ibu dari segala pahala yang dapat menumbuhkan semua akar kebajikan.” Semua akar kebajikan berasal dari keyakinan.
Bodhisatwa sekalian, saya berharap kita semua dapat bersungguh-sungguh menggenggam waktu. Dari kehidupan ke kehidupan, kalian hendaklah kembali ke Tzu Chi, mempelajari ajaran saya, dan menggenggam kesempatan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus menggarap ladang batin dengan Dharma. Setiap orang memiliki ladang batin. Kita harus membasahinya dengan air Dharma. Setiap orang memiliki benih di dalam ladang batin masing-masing. Dengan membasahinya dengan air Dharma dan tekun mencabut rumputnya, ladang batin kita akan kaya nutrisi sehingga sebutir benih dapat bertumbuh menjadi tak terhingga.
Bagai menanam padi, benih yang dihasilkan dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Padi yang dipanen dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menjaga kesehatan tubuh manusia. Begitu pula dengan Dharma. Setelah menanam benih kebajikan di dalam ladang batin, kita membasahinya dengan air Dharma sehingga benih tersebut terus bertumbuh menjadi puluhan, ratusan, bahkan ribuan kali lipat. Demikianlah kita menghasilkan benih yang tak terhingga.
Ajaran Jing Si selaras dengan ajaran Buddha. Kita sungguh-sungguh bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Kita membimbing semua makhluk tanpa memandang kaya atau miskin, tua atau muda. Saya mendengar bahwa di Changhua, kita memiliki 12 titik pemerhati. Sembilan titik di antaranya adalah untuk berinteraksi dengan para lansia. Kita berinteraksi dengan mereka demi kesehatan fisik dan batin mereka.
Kita juga mengajak mereka melakukan daur ulang agar mereka menyadari bahwa mereka masih berguna, pikiran mereka tetap tajam, dan kesehatan tubuh mereka terjaga. Kita menyebarkan filosofi Tzu Chi di tengah komunitas demi menjaga kesehatan fisik dan batin. Kesehatan fisik dan batin bisa terjaga dengan bervegetaris dan melakukan daur ulang.
Bodhisatwa sekalian, bervegetaris sungguh sangat baik, apalagi jika bisa melakukan daur ulang. Kita menggenggam waktu untuk menciptakan pahala. Kita harus bersumbangsih, baru bisa memperoleh pahala. Setelah membangun keyakinan, kita harus bertindak secara nyata, baru bisa memperoleh pahala. Demikianlah prinsip kebenaran. Apakah kalian paham? (Ya) Baik, saya mendoakan kalian dengan tulus. Semoga kalian selalu sehat.
Dengan menabung 50 tahun di “bank usia”, kita semua masih muda, baru berusia paruh baya. Jangan memikirkan berapa usia kita. Lakukan saja hal yang benar setiap hari. Saya berharap setiap orang dapat menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan dengan mendalami Dharma. Semoga kalian dapat memperoleh pahala dengan menciptakan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan dengan mendalami Dharma. Inilah yang disebut membina berkah sekaligus kebijaksanaan. Semoga kalian selalu sehat dan tenteram. Terima kasih.
Menjalankan ikrar secara menyeluruh dan menjalin jodoh baik secara luas
Menjaga keteguhan tekad pelatihan dan menjadikan keyakinan sebagai fondasi
Menggarap ladang batin dengan air Dharma untuk menumbuhkan benih yang tak terhingga
Menginspirasi generasi penerus untuk membina berkah sekaligus kebijaksanaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Juli 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie