Ceramah Master Cheng Yen: Menggarap Ladang Berkah dan Menabur Benih Kebajikan

Kemarin, saya bertemu dengan insan Tzu Chi Afrika di Griya Jing Si. Mereka berkata bahwa sebelum bergabung dengan Tzu Chi, hidup mereka sungguh sangat menderita. Buddha berkata bahwa hidup manusia penuh penderitaan. Penderitaan berasal dari akumulasi benih karma yang berbuah.

Kemarin, mereka berbagi dengan saya tentang banjir besar pada bulan Oktober yang membawa dampak serius di wilayah yang luas di Afrika Selatan. Salah seorang relawan muda yang kembali untuk dilantik memiliki tekad yang teguh. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia sangat tekun dan bersemangat. Dia sering menyetir mobil untuk mengantarkan para relawan melakukan kunjungan kasih lintas negara. Dia sangat bekerja keras, tekun, dan bersemangat.

Banjir kali ini juga membawa dampak bagi rumahnya. Namun, demi menjalankan misi, dia mengesampingkan kepentingan pribadinya. Dia turut mencurahkan perhatian dan menyurvei lokasi bencana. Yang sangat menyentuh adalah para relawan di desanya. Melihat rumahnya mengalami kerusakan, relawan lain pun datang untuk membantunya.

Lihatlah, ini berkat sumbangsihnya. Orang yang mengasihi orang lain juga akan dikasihi. Sungguh, seluruh warga bagaikan satu keluarga. Meski tempat tinggalnya seperti itu, tetapi dia bisa menjadi relawan. Dia merasa bahagia setiap hari. Ini sungguh mengagumkan. Di sana, warga hidup sulit dan kekurangan, tetapi mereka bisa mengasihi satu sama lain. Ini sungguh tidak mudah.

doc tzu chi

Di Afrika, ada banyak orang yang hidup kekurangan. Namun, relawan kita bisa menghibur dan menolong mereka begitu ada kesempatan. Segenggam beras ataupun satu koin saja bisa digunakan untuk menolong orang kurang mampu. Jadi, setiap relawan Tzu Chi bisa menginspirasi yang kaya sekaligus menolong yang kurang mampu.

Di Taiwan, juga terdapat kesenjangan sosial. Ada yang sangat kaya, ada pula yang kurang makmur. Namun, tidak ada yang kondisi kehidupannya sesulit orang-orang di Afrika. Karena itu, kita harus menggenggam kesempatan dan waktu untuk bersumbangsih. Terlebih lagi, dalam keluarga besar Tzu Chi, kita bisa menghimpun kekuatan untuk menolong lebih banyak orang.

Kemarin, relawan dari Mozambik membawa koin-koin yang sangat berat ke Griya Jing Si. Mereka membawa seribu koin bernilai 50 sen. Mereka juga mengolah karung beras menjadi tas ramah lingkungan. Mereka membawa lebih dari 80 tas ramah lingkungan dan dibeli oleh para relawan dari berbagai negara. Hasil penjualan akan digunakan untuk penyaluran bantuan internasional.

Kemarin, melihat seribu koin bernilai 50 sen itu, saya pun membelinya agar bisa digunakan untuk membuat angpau berkah dan kebijaksanaan mereka. Mereka membawa koin-koin itu ke sini dengan harapan dalam angpau yang mereka terima terdapat uang mereka. Berhubung Tzu Chi berawal dari ibu-ibu rumah tangga yang menyisihkan 50 sen setiap hari, maka mereka juga membawa koin bernilai 50 sen. Mereka sangat menggemaskan dan bersungguh hati. Inilah relawan dari Afrika.

doc tzu chi

Kita melihat angpau berkah dan kebijaksanaan dibuat di Taiwan. Itu menandakan bahwa Pemberkahan Akhir Tahun akan tiba. Setiap butir padi di dalam angpau adalah benih cinta kasih. Setiap koin suvenir di dalam angpau berasal dari royalti publikasi saya sepanjang tahun. Namun, sekarang royalti saya sudah tidak cukup karena jumlah angpau terus bertambah. Jadi, saya sangat bersyukur kepada para praktisi di Griya Jing Si yang membantu saya dari sisi biaya.

Saya juga sangat bersyukur melihat staf di setiap rumah sakit kita membuat angpau dengan rapi. Kita harus memiliki arah tujuan yang benar. Setelah memiliki arah yang benar, kita harus bersungguh-sungguh melatih diri di Jalan Bodhisatwa agar jalan kita mulus. Dengan begitu, Jalan Bodhisatwa juga akan semakin lapang dan barisan Bodhisatwa akan semakin panjang.

Dalam menggarap ladang berkah, kita harus menjaga ladang kita agar tetap lurus dan rata. Kita juga melihat insan Tzu Chi di Chengdu yang sangat bersungguh hati. Mereka memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam.

“Petani yang tekun harus mencabut semua rumput sekaligus melenyapkan noda batin. Semuanya terlihat rapi dan bersih, sangat bagus bukan?” kata Yan Xuanlan, relawan Tzu Chi Sichuan.

“Mengeluarkan semua batu dari tanah sungguh tidak mudah. Setelah memungut batu di permukaan, masih ada batu di dalam tanah. Ini mengingatkan saya akan kegelapan dan noda batin yang harus dilenyapkan satu per satu. Ini adalah proses pelatihan diri,” kata Liu Xuanchen, relawan Tzu Chi Chongqing.

doc tzu chi

Kita memanfaatkan lahan kosong ini. Demi menjaga kelestarian lingkungan, kita menggunakan metode pertanian alami, tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Sebagai seorang insan Tzu Chi dan ahli di bidang ini, saya harus mempertahankan metode ini. Ini adalah kewajiban saya,” ujar Zhang Zeli, relawan Tzu Chi Sichuan.

Dengan menabur benih di sepetak tanah pada musim semi, mereka bisa panen pada musim panas. Hasil panen mereka mencapai 75 kilogram. Tujuh puluh lima kilogram padi ini sangat bermakna. Mereka membaginya menjadi 75 bungkus, masing-masing satu kilogram. Lalu, dibagikan kepada para relawan dari tujuh provinsi. Mereka berkata bahwa dengan padi-padi itu, mereka bisa membuat angpau.

“Jangan diri sendiri saja yang menjadi benih Bodhi. Kita harus bersungguh hati menabur benih ini agar ada semakin banyak benih Bodhi yang bertunas di Gansu,” kata Li Guifang, relawan Tzu Chi Gansu.

“Saya berharap dengan membuat angpau berkah dan kebijaksanaan sendiri, kita bisa menyampaikan doa dan harapan para relawan Tzu Chi dan Master kepada warga di Guizhou,” Yao Suyi, relawan Tzu Chi Guizhou.

Mereka membuat lebih dari 4.600 angpau untuk menginspirasi benih-benih kebajikan. Mereka berharap setiap wilayah dapat menerima benih berkah. Ini sungguh tidak mudah. Mereka menggarap ladang berkah dengan segenap hati dan tenaga. Jadi, ada banyak kisah menyentuh mengenai kerja keras relawan kita dalam menabur benih kebajikan. Dalam kehidupan kita, kita bisa menciptakan berkah dan menjadi penyelamat dalam hidup orang lain. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja.

Memperoleh ketenangan dengan bersumbangsih bagi orang lain
Insan Tzu Chi Afrika menolong orang-orang yang menderita
Membangkitkan akar kebijaksanaan dengan angpau berkah dan kebijaksanaan
Insan Tzu Chi menggarap ladang berkah dan menabur benih kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 November 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 November 2017
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -