Ceramah Master Cheng Yen: Menggarap Ladang Berkah dengan Berbuat Baik
Bodhisatwa sekalian, apakah kalian semua hidup sehat dan tenteram? Saya melihat banyak Bodhisatwa lansia. Para Bodhisatwa lansia sangat sehat. Memiliki fisik dan batin yang sehat merupakan berkah terbesar dalam hidup.
Saya sungguh gembira melihatnya. Tadi, saat melintas di hadapan saya, ada seorang relawan berkata, “Master terlihat lebih kurus.” Dia sungguh perhatian. Dia masih ingat tampang saya saat datang tahun lalu. Dibandingkan dengan tahun lalu, mungkin sekarang saya lebih kurus sedikit. Dia sungguh perhatian. Inilah jalinan jodoh kita pada kehidupan ini. Mungkin kalian sudah mengenal saya sejak puluhan tahun lalu.
Dibandingkan dengan puluhan tahun lalu, mungkin kini saya terlihat berbeda. Figur saya dahulu dengan sekarang tidaklah sama. Apakah kita sudah menjalin jodoh sejak kehidupan lalu? Tidak tahu. Bagi orang yang berjodoh, saat bertemu dengan saya, mereka akan merasa gembira. Mereka juga bersedia mendengar perkataan saya. Setelah mendengar perkataan saya, mereka juga bersedia melakukan tindakan nyata untuk bersumbangsih.
Contohnya para Bodhisatwa di sini yang sangat mendengar perkataan saya. Lihatlah, kalian begitu giat melakukan daur ulang. Kita harus menjaga kelestarian bumi. Untuk melindungi generasi penerus dan demi kebaikan kehidupan kita berikutnya, pada kehidupan ini, kita harus melindungi bumi dengan baik. Jika pada kehidupan ini kita melindungi bumi dengan baik, maka ia akan bermanfaat bagi anak cucu kita. Hidup di bumi ini, saat bumi aman, maka kehidupan manusia juga akan tenteram. Jika kondisi iklim dapat selaras, maka kehidupan manusia akan berkecukupan dan bebas dari bencana.
Berapa usia Nenek tahun ini?
“Setahun lagi 90 tahun,” kata Cheng Liao Mai, Relawan daur ulang.
Bagaimana cara Nenek melakukan daur ulang di komunitas?
“Saya bangun pagi untuk mengumpulkan barang daur ulang. Saya menata barang daur ulang dengan rapi. Saya melipat dan membundel kardus-kardusnya. Saya biasanya mengumpulkan barang daur ulang setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Saya lebih sering melakukannya pada 3 hari ini. Sisanya agak jarang. Saya menata barang daur ulang dengan rapi. Satu minggu mengumpulkan lebih dari satu mobil. Terkadang harus diangkut dua kali. Saya sangat gembira dan sehat. Saya hidup harmonis dengan semua orang. Sebelum tidur, saya sudah memikirkan rute yang akan dilalui pada keesokan hari. Dengan begitu, saya dapat langsung berangkat pada keesokan paginya. Saya melakukan daur ulang dengan gembira. Ada orang berkata, “Mengapa kamu begitu bodoh? Tzu Chi sudah begitu kaya, kamu masih mengumpulkan barang daur ulang untuk mereka.” Saya menjawab, “Ada uang baru bisa membantu sesama.” Mereka berkata, “Tzu Chi selalu membantu negara lain.” Saya menjawab, “Warga negara lain juga manusia. Apa kalian hanya ingin dibantu orang? Lebih baik memberi bantuan daripada menerima bantuan, benar tidak?” kata Cheng Liao Mai.
Lihatlah Relawan Liao Mai. Dia sangat cekatan dan sehat. Berhubung bangun pagi setiap hari, dia bisa tidur nyenyak di malam hari. Dia bangun tepat waktu sekitar pukul empat pagi. Setelah bangun, dia mulai berolahraga. Setelah berolahraga, dia mulai melakukan daur ulang. Dia memiliki fisik dan batin yang sehat. Saat naik ke atas panggung, dia berkata bahwa dia sangat gembira. Dia merasa gembira karena optimis. Dia sangat optimis.
Inilah yang sering saya katakan, berlapang hati dan berpikiran murni. Karena itu, dia tidak perhitungan. Dia memiliki kelapangan hati sehingga tidak memperhitungkan untung rugi. Dengan berlapang hati dan berpikiran murni, dia bisa tetap optimis dan sehat.
“Banyak yang berkata, “Kamu bodoh sekali. Mengapa tidak menjualnya sendiri? Tzu Chi sudah sangat kaya dan selalu membantu orang. Tzu Chi sudah sangat kaya dan selalu menolong orang.” Saya berkata, “Apakah kamu ingin dibantu? Jika kamu butuh bantuan, saya akan mencari bantuan untukmu. Lebih baik membantu daripada dibantu. Saya selalu berkata seperti ini sambil tersenyum. Saya berkata bahwa saya sedang berolahraga. Mereka hanya duduk di depan kuil dan mengajak saya bergabung dengan mereka. Saya berkata, “Kalian jangan hanya duduk. Kalian kurang olahraga. Semakin lama duduk, kesehatan semakin buruk. Lebih baik kalian melakukan daur ulang bersama saya. Lihatlah, saya begitu sehat, bisa naik sepeda ke mana-mana,” kata Cheng Liao Mai.
Lihatlah, dia menjawab dengan bijaksana demi menginspirasi lebih banyak orang menciptakan berkah. Di seluruh dunia, jika setiap wilayah dan negara bisa bersama-sama menciptakan berkah, maka secara alami, dunia ini akan lebih tenteram, hati manusia akan tersucikan, dan akan ada semakin banyak orang yang berbuat baik.
Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur pada kalian. Tahun demi tahun terus berlalu. Tahun ini juga hampir berakhir. Saat hidup aman dan tenteram, kita harus bersyukur atas setiap hari yang telah kita lalui dengan aman dan tenteram. Setiap hari, begitu membuka mata, yang pertama muncul di benak saya adalah bersyukur saya masih hidup, masih bisa turun dari ranjang, dan masih bisa menggerakkan tangan dan kaki. Saya sungguh sangat bersyukur.
Selain bersyukur, saya juga mengingatkan diri untuk menjalani sepanjang hari ini dengan penuh ketulusan. Kita harus menyambut setiap hari dengan hati yang tulus. Kita juga harus senantiasa mengingatkan diri untuk tidak berbuat salah. Jika kita berbuat salah, maka pikiran kita tidak akan tenang. Kita hendaknya menyemangati diri sendiri untuk menolong sesama dan membawa manfaat bagi masyarakat. Kita harus bersumbangsih bagi dunia ini dan menggenggam kesempatan untuk melakukan hal yang benar.
Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Inilah kebijaksanaan dan cara menciptakan berkah. Dengan menghimpun berkah, kita bisa membawa manfaat bagi anak cucu kita di kehidupan sekarang dan menanam berkah bagi diri sendiri di kehidupan mendatang. Jadi, demi kehidupan sekarang dan mendatang, kita harus menciptakan berkah sekarang.
Saya juga sangat bersyukur melihat pelantikan komisaris kehormatan. Terima kasih. Berkat sumbangsih kalian, Tzu Chi bisa melakukan banyak hal. Inilah jalan yang kita tapaki selama 51 tahun ini, bersumbangsih demi dunia dan masyarakat.
“Kami melakukan daur ulang di pegunungan. Kami melakukan daur ulang di pantai. Kami melakukan daur ulang di perkotaan. Kami sudah berusia 80-an tahun. Kami berharap bisa hidup hingga usia 120 tahun dan bisa terus melakukan daur ulang tanpa perlu menggunakan tongkat. Dengan kesatuan hati dan cinta kasih universal, kami menciptakan lingkungan sekolah dan masyarakat yang indah dan bajik. Kami berikrar mengemban misi Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan,” kata Cheng Liao Mai.
Saya sangat gembira melihat para Bodhisatwa lansia memiliki fisik dan batin yang sehat. Saya mendoakan kalian. Bukan hanya hingga usia 120 tahun, kita harus terus bersumbangsih hingga melupakan usia kita. Saya berharap kalian semua sehat dan terbebas dari kerisauan. Apa pun profesi kalian, jangan lupa bahwa pelestarian lingkungan merupakan misi besar kita. Dengan berbuat baik, berarti kita menggarap ladang berkah di dunia ini. Semoga kalian semua aman, tenteram, sehat, dan panjang umur. Terima kasih.
Melakukan daur ulang untuk melindungi bumi
Melakukan daur ulang dengan kelapangan hati dan kemurnian pikiran
Menjalin jodoh baik untuk menghimpun kekuatan
Lebih banyak menciptakan berkah untuk membawa manfaat bagi anak cucu
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 November 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina