Ceramah Master Cheng Yen: Menggarap Ladang Berkah dengan Cinta Kasih
“Nama saya Wang Ying-ci. Mertua saya di Brisbane membawa anak-anaknya untuk turut serta dalam kegiatan Tzu Chi. Di keluarga kami, total ada 13 anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi,” kata Wang Ying-ci relawan Tzu Chi.
“Kakek Guru yang tercinta, nama saya Yi-en, berusia 6 tahun. Saya telah bervegetaris sejak dalam kandungan. Di sekolah, saya akan memberi tahu teman-teman dan para guru bahwa bervegetaris dapat menyelamatkan Bumi dan melindungi hewan. Sejak kecil, saya ikut dengan ayah, ibu, kakek, dan nenek saya untuk menjalankan Tzu Chi. Setiap hari, saya berikrar menyisihkan uang ke dalam celengan untuk membantu orang lain. Kakek Guru, saya adalah kunang-kunang kecil Anda di Australia. Saya akan belajar dengan rajin hingga kelak dewasa nanti, saya akan memikul lebih banyak misi Tzu Chi,” kata Hong Yi-en Putri Wang Ying-ci.
Saya sungguh tersentuh dan bersyukur. Kita telah menjalankan misi Tzu Chi di Australia selama 30 tahun. Kita telah sepenuh hati menabur benih kebajikan sehingga tanah yang telah ditaburi benih itu dapat digarap dengan cinta kasih. Saat ini, kita telah memiliki generasi kedua, ketiga, dan akan terus mewariskan Tzu Chi ke generasi selanjutnya.
“Berkat dedikasi dan pendampingan Kakak Su dan relawan senior lainnya, kita dapat melihat banyak anak muda yang telah mewariskan semangat Tzu Chi. Saya sungguh merasa terhibur. Melalui pendampingan kita, mereka akan terus bertumbuh,” kata Fu Xin-yin relawan Tzu Chi.
“Kami akan berusaha untuk menjaga kantor dan keluarga baru ini dengan baik. Saya berterima kasih kepada Master karena telah memberikan kepada kami hadiah yang sungguh besar. Saya akan senantiasa mewariskan semangat Tzu Chi. Terima kasih, Master,” kata Lu Wei-cheng relawan Tzu Chi.
Saya yakin dengan adanya tempat dan orang-orang yang bersedia menggarap ladang berkah dengan penuh cinta kasih, semangat Tzu Chi akan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Saya sering berkata bahwa inilah nilai kehidupan. Jalinan jodoh sungguh menakjubkan.
Hendaklah kita menggenggam jalinan jodoh, menabur benih kebajikan, dan sepenuh hati mewariskan semangat Tzu Chi. Dengan demikian, barulah kita dapat melihat nilai kehidupan akan tetap ada di Australia selamanya. Jika tidak, sama halnya dengan berjalan kaki. Ketika satu kaki melangkah maju, kaki lainnya akan ikut melangkah.
Namun, tidak peduli seberapa jauh jalan itu dan berapa pun banyaknya langkah yang kita ambil, jika kita tidak menundukkan kepala untuk menjaga tanah itu dan tidak sepenuh hati untuk menabur benih, kita akan melangkah dengan sia-sia.
Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita semua menundukkan kepala dalam setiap langkah yang kita ambil untuk menabur benih kebajikan.
“Saya tidak tahu bahwa mereka menyebut nama saya sebanyak 3 kali dan menyebut Paman Su sebanyak 2 kali dalam laporan. Saya tidak menyangka bahwa ketika membagikan laporan, mereka masih mengingat nama saya di hati mereka. Kami telah menjalankan misi Tzu Chi di sana selama 10 tahun. Jadi, saya merasa bahwa kami sungguh-sungguh mengasihi kalian dan itu sangat pantas. Air mata saya sungguh ingin menetes. Terima kasih atas rasa syukur dan kebaikan kalian,” kata Zheng Shu-fen relawan Tzu Chi.
“Saya sering berpikir mengapa saya tidak bisa berbahasa inggris. Namun, saya akan terus menghidupi ajaran Master dan menapaki jalan yang telah Master bentangkan bagi kita. Ladang pelatihan baru yang ada di Brisbane, Australia saat ini, tidak terlepas dari usaha dan kerja keras relawan yang ada di sini. Kami hanya memberikan dukungan dari belakang. Dahulu, kami tidak bisa berbahasa inggris dan hanya mengandalkan penerjemah di samping kami. Jadi, terkadang hal ini tidak efektif. Namun, kami tetap menjalankan apa yang Master ingin lakukan. Mewariskan semangat Tzu Chi juga adalah hal yang benar untuk dilakukan. Kami telah melakukan hal yang benar dan menyelesaikan satu tahap misi. Terima kasih, Master,” kata Su Qi-ming Relawan Tzu Chi.
Hendaklah tangan kita terus menabur benih kebajikan dan kaki kita terus mengambil langkah dengan mantap. Inilah ajaran dan prinsip yang benar. Saya sering mengatakan kepada semuanya untuk selalu sepenuh hati. Ya, kita harus sepenuh hati dalam segala hal. Saya telah melihat bahwa insan Tzu Chi Australia sungguh-sungguh sepenuh hati dalam menjalankan misi Tzu Chi.
Relawan generasi pertama pergi ke sana dengan membawa tekad awal mereka. Saat mereka akan berangkat, saya berkata, "Jangan lupakan tekad awal kalian. Ingatlah, ketika berada di tanah orang lain, hendaklah kalian membawa manfaat bagi tanah itu. Hanya dengan mengasihi orang lain, barulah orang lain akan mengasihi kalian. Hendaklah kalian mengasihi satu sama lain." Intinya, orang yang mengasihi harus penuh dengan kasih sayang.
Dalam ajaran Buddha, Bodhisatwa disebut dengan makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Inilah cinta kasih yang sangat tulus dari lubuk hati terdalam. Begitulah Bodhisatwa dunia. Saya sering mengatakan bahwa kita harus bersumbangsih tanpa pamrih dan tulus.
Saat ini, kita dapat melihat bahwa relawan generasi pertama di Australia telah menjalankan misi Tzu Chi dengan sangat tulus. Mereka juga mendampingi relawan generasi kedua untuk belajar atau bekerja di sana dan mewariskan cinta kasih. Begitulah semangat Tzu Chi diwariskan dari generasi ke generasi sehingga Australia akan menjadi kampung halaman bagi kalian dan generasi mendatang.
Saya telah melihat bagaimana relawan muda di sana bersama-sama menghimpun kekuatan cinta kasih dan terus menginspirasi orang lain untuk bergabung dengan Tzu Ching. Mereka semua sungguh bersemangat. Saya sungguh bersukacita.
Biasanya, saya sungguh khawatir dan bertanya-tanya ada berapa banyak anak muda, paruh baya, dan dewasa yang memikul bakul beras bagi dunia. Saat ini, saya telah melihat harapan di Australia karena anak-anak muda bersedia memikul misi Tzu Chi. Terlebih lagi, berkat kemajuan teknologi saat ini, ketika kita berbicara di sini, insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat mendengarkannya.
Bodhisatwa yang berbagi pengalaman di sini adalah relawan muda. Saya yakin bahwa dengan adanya interaksi dan informasi dari anak muda, banyak anak muda lain akan terinspirasi untuk bersumbangsih dan berbagi pengalaman secara daring. Dengan demikian, kita dapat menyucikan hati semua orang dan membawa keharmonisan di masyarakat. Inilah tujuan yang harus kita capai sekarang. Hendaklah saat ini semuanya lebih bersungguh hati.
Anak muda sekalian, saat ini kalian memiliki banyak insan berbakat dalam bidang teknologi di Australia. Hendaklah kalian memikirkan bagaimana kalian dapat membagikan pengalaman secara daring untuk memperpanjang jalinan kasih sayang, memperluas cinta kasih agung, menghimpun kekuatan cinta kasih seluruh dunia, dan saling menyemangati. Hendaklah kita mewujudkan perdamaian abadi di Bumi.
Menabur benih kebajikan dengan berpegang teguh pada tekad awal
Menggarap ladang berkah dan mewariskan semangat Tzu Chi
Memperluas cinta kasih agung dengan teknologi
Menyucikan hati manusia dan mempraktikkan cinta kasih
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Januari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 05 Januari 2023