Ceramah Master Cheng Yen: Menggelar Baksos Kesehatan dan Melenyapkan Penderitaan di Yordania

Beberapa hari yang lalu, sebanyak 35 relawan dari Taiwan berangkat ke Yordania untuk bergabung dengan insan Tzu Chi dari enam negara lain dalam tim penyaluran bantuan. Misi mereka kali ini adalah mengadakan pembagian bantuan berskala besar dan baksos kesehatan. Mereka memiliki dua tempat tujuan. Salah satunya adalah kamp pengungsi yang agak dekat dengan ibu kota. Meski disebut dekat, jaraknya juga lebih dari 200 kilometer. Itu merupakan kamp pengungsi yang penghuninya agak sedikit.

Mereka pergi ke sana untuk membagikan barang bantuan dan mencurahkan perhatian. Para dokter dari departemen penyakit dalam, bedah, dan gigi juga pergi ke sana untuk mengadakan baksos kesehatan. Pada hari pertama tiba di Yordania, mereka sudah mulai membagikan barang bantuan. Para relawan kita memberikan laporan setiap hari.

Pemilik penginapan yang ditempati oleh insan Tzu Chi bisa melihat sumbangsih insan Tzu Chi. Berhubung tahu bahwa mereka bervegetaris, saat mereka akan keluar rumah, pemilik penginapan pun menyiapkan sebutir telur bagi setiap relawan yang berjumlah lebih dari 50 orang agar mereka bisa memakannya sebagai kudapan. Namun, mereka tidak memakannya dan terus membawanya. Saat melihat anak-anak pengungsi, relawan kita pun memberikan telur itu kepada mereka.

doc tzu chi

Setelah menerima telur, anak-anak langsung membuangnya. Mengapa demikian? Relawan kita pun bertanya, mengapa anak-anak membuang telur tersebut. Para orang tua berkata bahwa berhubung mereka melarikan diri, maka ada sebagian anak yang terlahir di kamp pengungsi. Mereka tidak pernah melihat ayam dan tidak tahu ayam bisa bertelur. Karena itu, mereka juga tidak tahu telur ayam bisa dimakan. Jadi, mereka tidak pernah melihatnya.

Saat menerimanya, mereka tidak berani memakannya dan segera membuangnya. Relawan kita lalu meminta pemilik penginapan untuk merebus 500 butir telur untuk diberikan kepada para pengungsi. Pemilik penginapan itu berkata, “Cinta kasih kalian membuat saya sangat terharu. Kalian tidak perlu membeli telur-telur ini, cukup membantu kami mengantarkan telur-telur ini ke kamp pengungsi.”

Kita terlebih dahulu meminta para orang tua untuk mengajari anak-anak cara mengupas cangkang telur. Anak-anak makan dengan sangat gembira. Setelah makan telur, mereka menari dengan gembira. Pikiran anak-anak sungguh murni dan tidak ternodai. Mereka sangat menggemaskan. Selain itu, yang lebih menyentuh adalah Pangeran Hassan. Beliau sangat mendukung Tzu Chi. Kali ini, beliau juga menyumbangkan barang bantuan.

doc tzu chi

Berhubung tahu bahwa Tzu Chi akan pergi ke kamp pengungsi, beliau juga pergi ke sana pada hari yang sama. Dalam sebuah ruang kecil di kamp pengungsi, beliau bertemu dengan insan Tzu Chi. Beliau selalu bisa memahami Tzu Chi. Beliau juga mendengar para dokter dan relawan kita berbagi tentang hal-hal yang mereka lihat dan dengar. Ini sungguh jalinan jodoh yang istimewa.

Kita juga memberikan angpau berkah dan kebijaksanaan serta Kata Renungan Jing Si kepada beliau. Kata Renungan Jing Si yang diperolehnya berbunyi, “Jika tidak bisa mengubah orang lain, maka lakukanlah hal yang harus kita lakukan.” Mereka pun mulai merenungkan arti kalimat itu. Mereka merasa kalimat itu sangat benar. Bencana akibat ulah manusia telah menimbulkan arus pengungsi yang menjadi isu global. Berhubung tidak bisa mengubah kenyataan ini, kita harus berusaha semampu kita untuk membantu mereka.

Dua paket, satu, dua. Pengungsi berusia 42 tahun ini melarikan diri bersama istri dan 10 anaknya. Dia berhasil melarikan diri, tetapi yang paling disesalkan adalah kakinya tertimpa reruntuhan rumahnya yang terkena bom. Karena itu, kakinya cacat, tetapi dia tetap harus melarikan diri. Dia dan istrinya harus merawat anak-anak mereka yang masih kecil dalam perjalanan mengungsi selama lima hari lima malam. Di kamp pengungsi, dia memperoleh dua unit rumah sementara dari UNHCR.

doc tzu chi

“Sangat dingin. Karena terdiri atas 12 orang, UNHCR memberi kami dua unit rumah sementara. Namun, hanya ada satu penghangat ruangan. Di malam hari, rumah yang tidak ada penghangat ruangan sungguh sangat dingin,” kata Abdullah Ali, Pengungsi dari Suriah.

UNHCR juga memberi mereka biaya hidup sekitar 900 dolar NT per bulan. Itu hanya cukup untuk kebutuhan mereka sekitar sepuluh hari. Beras bantuan yang kita bagikan kali ini juga hanya cukup untuk sekitar 10 hari, tetapi dia sudah sangat bersyukur. Bodhisatwa sekalian, penderitaan di Yordania sungguh tidak habis diulas. Namun, dalam sekitar 5 tahun ini, insan Tzu Chi telah berulang kali pergi ke sana untuk memberikan bantuan.

Adakalanya, perjalanan relawan kita tidak begitu mulus dan menghadapi berbagai rintangan. Meski demikian, kita semua bersatu hati tanpa memandang perbedaan agama. Di Yordania, terdapat banyak kisah tentang orang-orang yang penuh kesungguhan hati, cinta kasih, dan keberanian. Meski menggunakan kulit sebagai kertas, menggunakan tulang sebagai pena, dan menggunakan darah sebagai tinta, penderitaan di dunia tetap tidak habis ditulis, begitu pula dengan kekuatan cinta kasih orang-orang yang melindungi manusia dengan sepenuh hati.

Saya sungguh sangat bersyukur. Lihatlah para relawan kita hari ini. Selain relawan di sini, juga ada relawan di stasiun Da Ai TV. Di lima lokasi, berkumpul lebih dari 2.600 relawan. Lebih dari 2.600 relawan ini memiliki kesatuan hati untuk menolong orang-orang yang menderita di seluruh dunia.

Singkat kata, kita membutuhkan cinta kasih banyak orang untuk bersumbangsih. Saya sungguh sangat bersyukur. Selama beberapa hari ini, banyak relawan yang berikrar untuk bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita di seluruh dunia. Himpunan tetes demi tetes cinta kasih dapat membentuk kekuatan besar. Saya juga bersyukur kepada Da Ai TV. Berkat Da Ai TV, kita bisa membuat semakin banyak orang memahami cinta kasih Tzu Chi. Selain itu, kita juga bisa memperkuat semangat Tzu Chi dan memperluas cinta kasih.

Menggelar baksos kesehatan bagi para pengungsi di Yordania

Anak-anak pengungsi membuang telur rebus yang diberikan

Pengeran Hassan memahami dan mendukung Tzu Chi

Bersumbangsih dengan cinta kasih untuk melenyapkan penderitaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Januari 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Januari 2017
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -