Ceramah Master Cheng Yen: Menggelar Pameran dengan Bijaksana dan Menyebarkan Ajaran Kebenaran

Tahukah kalian pada saat ini, ada berapa tempat dan berapa banyak orang yang terhubung lewat konferensi video? Sudah mencapai 4.000 orang. Semua orang berkumpul karena saya datang ke sini. Meski ruang kita sangat kecil, tetapi insan Tzu Chi Taipei tetap berusaha datang untuk menemui saya. Kalian sangat bersungguh hati untuk menemui saya. Meski kita tidak bisa bertemu secara langsung dalam satu ruangan, tetapi saya bisa merasakan cinta kasih kalian semua. Saya sungguh sangat bersyukur dan tersentuh. Saya juga mendengar tentang pameran 50 tahun Tzu Chi. Kalian benar-benar sangat bersungguh hati. Kalian menggelar pameran dengan memanfaatkan teknologi. Yang ditampilkan adalah nafsu keinginan manusia. Jika kita menginginkan sebuah rumah di atas gunung, maka dengan menggerakkan tangan saja, akan muncul sebuah rumah di layar. Jika kita merasa rumah itu masih kurang besar, maka dengan menggerakkan tangan kita lagi, akan muncul gedung pencakar langit yang sangat tinggi. Namun, ini dapat mengakibatkan tanah longsor karena telah merusak struktur pegunungan. Dengan cara inilah kita membimbing orang-orang menjaga kelestarian lingkungan. Pameran pendidikan pelestarian lingkungan ini digelar dengan memanfaatkan teknologi. Ini sungguh tidak mudah.

Kita juga mendengar bahwa insan Tzu Chi di Xizhi sangat bersungguh hati mempersiapkan pameran dengan memanfaatkan barang daur ulang, seperti botol plastik dan lain-lain. Melihat semua itu, saya terus berpikir bahwa alangkah baiknya jika saya ada di sana sekarang. Dengan begitu, saya dapat lebih memahaminya dan mempelajari kebijaksanaan mereka. Jika bisa demikian, maka saya bisa berbagi ciri khas mereka dengan relawan di wilayah lain agar setiap orang dapat mempelajarinya. Kita harus lebih banyak melihat dan belajar. Inilah manfaat terjun ke tengah masyarakat.

Kita juga melihat di Banqiao, relawan kita sepenuh hati menggelar pameran di tempat yang luas. Relawan kita berusaha menggelar pameran yang berisi jejak langkah Tzu Chi selama 50 tahun ini. Dengan penuh kesungguhan hati, para relawan kita pergi ke berbagai tempat untuk belajar satu sama lain. Setiap wilayah memiliki kelebihan masing-masing. Kekuatan cinta kasih sungguh membuat orang sangat tersentuh. Para relawan yang saling memperhatikan juga sangat menyentuh. Saya sungguh sangat tersentuh melihatnya. Berkat pendampingan jangka panjang, akhirnya sepasang suami istri bisa bergabung dengan Tzu Chi. Meski fisik dan batin terkena penyakit, tetapi jika kita bisa membuka pintu hati, maka tak ada yang bisa menghalangi jalan kita. Dengan adanya kesungguhan dan ketulusan hati, kita bukan hanya bisa menyebarkan Dharma, tetapi juga bisa menanam benih kebajikan di kehidupan ini. Ini semua merupakan kekuatan cinta kasih.

Lihatlah, kekuatan cinta kasih dan Dharma harus disebarkan oleh manusia. Tzu Chi telah menyebarkan ajaran Buddha hingga ke seluruh dunia. Para relawan kita di Taiwan, termasuk saya, sangat sibuk setiap hari karena insan Tzu Chi dari seluruh dunia terus kembali ke Taiwan dan banyak tamu dari luar negeri yang berkunjung ke Taiwan. Ini karena relawan Tzu Chi terus menabur benih cinta kasih di luar negeri sehingga orang-orang ingin datang untuk melihat tempat asal mula Tzu Chi. Karena itu, kita yang berada di Taiwan harus membina ketulusan hati. Saya sangat bersyukur atas ketulusan kalian dalam memperlakukan sesama manusia. Buddha mengajari kita bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan.

Dalam Sutra Bunga Teratai, Bodhisatwa Sadaparibhuta juga berkata, “Saya tidak berani meremehkan kalian karena kelak kalian juga bisa mencapai kebuddhaan.” Meski dipukul dengan tongkat atau dilempar dengan batu oleh orang lain, Beliau pun hanya menghindar dan tetap memberi penghormatan pada mereka. Beliau tidak berani meremehkan siapa pun karena kelak setiap orang bisa mencapai kebuddhaan. Jika kita dapat berpikir seperti ini, bukankah para lansia yang dibantu relawan kita juga merupakan Bodhisatwa? Kita memperhatikan mereka agar mereka dapat memiliki tempat tinggal yang aman dan nyaman. Demi keselamatan para lansia, kita memasang pegangan bagi mereka. Baik yang memiliki jalinan jodoh dengan kita maupun tidak, jika ada yang secara tidak sengaja melukai saudara kita atau diri kita, maka kita harus melapangkan hati untuk menoleransinya. Pertama, kita harus memahami bahwa kita tidak bisa mengubah karma yang diciptakan. Kedua, sesuai hukum alam, kita tidak bisa mengetahui panjang usia kita. Saya sering berkata bahwa tidak ada yang bisa mengetahui panjang usia seseorang. Akan tetapi, kita bisa memperluas dan memperdalam makna hidup kita. Ini bisa kita lakukan. Dengan memiliki ketulusan dan semangat, kita bisa memperdalam makna hidup kita. Dengan menjalin jodoh dengan lebih banyak orang, kita bisa memperluas makna hidup kita.

Sesungguhnya, berapa panjang usia kita? Tidak tahu. Saya juga tidak tahu. Sesuai hukum alam, kita semua tidak tahu kapan dan bagaimana hidup kita akan berakhir. Kita tidak tahu ketidakkekalan apa yang akan menimpa kita. Saat ketidakkekalan datang, jangan membangkitkan rasa benci dan dendam. Sebaliknya, terimalah dengan lapang hati. Kita bisa memilih untuk memenuhi hati kita dengan rasa dendam atau cinta kasih. Hati yang penuh cinta kasih akan semakin terbuka, sedangkan hati yang penuh rasa dendam akan semakin tertutup. Jika hati kita tertutup, maka kita akan sangat menderita. Sutra Bunga Teratai mengajari kita untuk menyebarkan ajaran Mahayana dan kekuatan cinta kasih. Kita menggunakan berbagai cara agar pameran 50 tahun Tzu Chi dapat membuat orang-orang memahami sejarah Tzu Chi.

Dalam hidup ini, kita harus sangat bersungguh hati. Meski hanya 1 kalimat atau 1 Gatha di dalam Sutra, tetapi jika kita bisa mengingatnya di dalam hati, yakin padanya, dan merasa penuh sukacita, maka dengan begitu saja, kita sudah menciptakan pahala. Ini karena ajaran Buddha merupakan ajaran kebenaran. Jika kita bisa melafalkan isi Sutra, menyalinnya, membabarkannya, dan mewariskannya kepada orang lain, maka kita telah menciptakan pahala. Agar ajaran Mahayana dapat tersebar di dunia, kita harus sungguh-sungguh mempraktikkannya dalam interaksi dengan sesama manusia.

Menggelar pameran dengan bijaksana untuk membimbing semua makhluk

Memperluas makna hidup dengan menjalin jodoh baik

Memperlakukan sesama dengan tulus karena semua orang memiliki hakikat kebuddhaan

Menyebarkan ajaran kebenaran di dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Juni 2016

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -