Ceramah Master Cheng Yen: Menggengam Jalinan Jodoh untuk Membentangkan Jalan Bodhisatwa

Kemarin, sekelompok relawan muda Afrika Selatan datang untuk memberi laporan. Mereka merupakan bibit unggul Tzu Chi. Mereka bergabung sedari muda dengan menjadi anggota Tzu Ching. Kini, di Afrika, mereka juga memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi Tzu Chi. Mereka kembali untuk memberi laporan. Melihat dan mendengar cerita mereka, saya merasa sangat tidak tega. Tanggung jawab mereka sangat berat  dan perjalanan mereka masih panjang.

Sesungguhnya, berapa banyak tenaga dan waktu yang dibutuhkan oleh para relawan kita untuk menyebarluaskan semangat Tzu Chi agar terdengar dan dipahami oleh orang-orang di Afrika yang luas ini? Saya sungguh merasa khawatir dan tidak tega. Para relawan muda yang merupakan pengusaha ini bertekad untuk mengemban tanggung jawab. Saya juga tersentuh dan bersyukur memiliki sekelompok relawan lokal di Afrika.

Meski di antara saya dan mereka terdapat kendala bahasa, tetapi mereka paham maksud saya. Saat saya mengucapkan sesuatu, mereka dengan cepat mempraktikkannya dan berbagi yang saya ucapkan secara tepat. Mereka selalu menonton program “Sanubari Teduh”. Saya sangat berterima kasih kepada Da Ai TV yang melampirkan teks bahasa Inggris sehingga mereka dapat menerjemahkannya ke dalam bahasa daerah masing-masing. Dengan begitu, mereka dapat menyerap Dharma ke dalam hati dan mewariskannya kepada generasi penerus.

 

Kita harus berbagi Dharma dengan orang yang membutuhkan. Orang yang membutuhkan akan menerima Dharma dengan sungguh-sungguh dan gembira. Apakah Dharma dapat meningkatkan keadaan ekonomi mereka? Tidak. Mereka tetap kekurangan, tetapi hati mereka akan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Kekayaan materi tidak lagi penting dan bukan prioritas. Kini mereka menginginkan Dharma dan mempraktikkannya dengan sukacita.

Jadi, setelah melihat ketekunan mereka, kita perlu belajar dari mereka. Meski hidup kekurangan, mereka mampu bersumbangsih dengan sukacita, berpuas diri, dan bersyukur. Kita perlu belajar dari mereka. Mengapa ada relawan lokal di Afrika? Tentu saja kita memulainya dari segelintir relawan yang menuju Afrika, yaitu Bapak Pan, Bapak Shi, dan beberapa relawan lainnya. Jangan melupakan tahun itu.

Ada juga seorang pengusaha dari Malaysia yang membangun jalan di Afrika, yaitu Bapak Xiao. Beliau menyadari bahwa banyak orang yang membutuhkan di Afrika. Insan Tzu Chi Afrika Selatan terus menjangkau orang-orang yang membutuhkan sehingga menyadari bahwa banyak warga Afrika yang menderita. Semakin banyak penderitaan yang dilihat, mereka semakin tidak tega.


Saat mereka akan melakukan survei bencana, jalan sulit dilalui karena penuh lumpur. Mereka harus melalui jalan itu karena tidak ada jalan lain. Saya berpikir bahwa turun hujan 5 menit saja, jalan sudah seperti ini. Jadi saya sudah menduga bahwa mobil kami akan terperangkap di lumpur. Saat melihat Bapak Xiao yang sekujur tubuhnya dipenuhi lumpur, saya hampir menitikkan air mata.

Seorang pengusaha besar bersedia mendorong mobil bersama dengan relawan lainnya. Lihatlah betapa sulitnya perjalanan mereka. Mereka bahkan harus mendorong mobil. Jalan di sana memang sulit dilalui, tetapi dengan bersungguh hati, semua kesulitan dapat diatasi. Ini yang saya katakan kepada relawan Afrika kemarin, “Kita harus mengembangkan nilai kehidupan dan ini tidak dapat dilakukan sendirian. Kita harus bersyukur karena semua orang memiliki kesatuan tekad dan bekerja sama untuk menjalankan misi. Saat Anda menjalankan misi di sebuah negara yang jauh, kita dapat menghimpun kekuatan orang-orang. Kini, ada insan Tzu Chi dari puluhan negara yang bersedia memberikan dukungan. Jadi, semua orang harus bekerja sama.”

Relawan di Afrika selalu berada di barisan terdepan untuk membebaskan masyarakat Afrika dari penderitaan. Anak dan menantu Perdana Menteri Mozambik mengunjungi saya di Griya Jing Si dan menyatakan sangat berterima kasih kepada Tzu Chi. Perdana Menteri Mozambik mengetahui apa yang dilakukan Tzu Chi karena saat mereka dilanda bencana, Tzu Chi pergi memberikan bantuan dan mendampingi mereka dengan tulus.


Setiap hari, saya berkata bahwa kita harus bekerja sama. Jika tidak, kita tidak akan memiliki kekuatan untuk menjalankan misi. Saya selalu mengimbau orang-orang untuk menghimpun kekuatan. Namun, tanpa jalinan jodoh, kita juga tidak dapat menjalankan misi. Saat ini, yang berbicara hanya saya seorang dan yang mendengarkan mencapai ratusan orang. Lewat telekonferensi, insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat mengikuti ceramah saya.

Setiap hari, saya memanfaatkan kemajuan teknologi. Saya berharap setiap orang dapat mendengar ceramah saya dan melihat imbauan saya lewat televisi. Demikianlah saya memanfaatkan kemajuan teknologi. Saya harap kalian dapat sering-sering mengunjungi situs Tzu Chi melalui ponsel kalian untuk mendalami Dharma, mempelajari sejarah Tzu Chi, dan mencari tahu tentang berita terbaru. Saya berharap kalian tidak menjalani hidup dengan sia-sia.

Benih Bodhisatwa berani memikul tanggung jawab
Menggenggam jalinan jodoh untuk membentangkan jalan di ladang yang tandus
Memanfaatkan kekuatan bersama untuk menebar benih kebajikan
Menyerap Dharma ke dalam hati dan mewariskannya dari generasi ke generasi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Desember 2019    
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 19 Desember 2019
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -