Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Jalinan Jodoh dengan Tzu Chi

Kemarin, hari Minggu, para relawan kita mengikuti pelatihan. Tahun ini, akibat pandemi COVID-19, tidak semua relawan bisa kembali ke Hualien. Karena itu, pelatihan tahun ini diadakan di wilayah masing-masing, seperti Kaohsiung, Tainan, Taipei, dan Hualien.

Ada pula relawan di 15 negara dengan lebih dari 4.000 sambungan dalam jaringan yang mengikuti pelatihan dengan penerjemahan ke dalam 5 bahasa.

Dalam penutupan kemarin, kita melihat kepala bagian strategi, Zhang Sheng-yuan. Beliau sangat terkenal di dunia medis. Beliau sangat serius dan adil. Karena itulah, kita mempekerjakannya sebagai kepala bagian strategi misi kesehatan kita. Beliau sangat serius dan jarang tersenyum. Kesan semua orang tentangnya ialah sangat serius.

Tidak disangka, beliau juga mengikuti pelatihan dan berbagi pemahamannya kemarin. Beliau bernyanyi untuk berbagi pemahamannya yang terdiri atas empat kalimat.

“Selama 6 hingga 7 tahun di Tzu Chi, apa yang Master berikan pada saya, saya tidak tahu bagaimana menyampaikannya. Kemudian, saya teringat akan sebuah lagu Inggris yang sangat mengetren belasan tahun lalu. Saya ingin meminjam empat kalimat dalam lirik lagu itu untuk mengungkapkan apa yang Master berikan pada saya. Lagu ini berjudul You Raise Me Up,” kata Zhang Sheng-yuan Kepala bagian strategi misi kesehatan Tzu Chi.

“Liriknya berbunyi, You raise me up so I can stand on mountains. (Artinya, engkau menyemangatiku sehingga aku bisa berdiri di atas gunung). You raise me up to walk on stormy seas. (Engkau menyemangatiku sehingga aku dapat menyeberangi laut berbadai). I am strong when I am on your shoulders. (Saat bersandar di bahumu, aku menjadi lebih tegar). You raise me up to more than I can be. (Engkau menyemangatiku sehingga aku dapat melampaui diri sendiri).”

“Meski ini merupakan lagu orang lain, tetapi saya merasa bahwa empat kalimat ini sangat sesuai untuk mendeskripsikan apa yang Master berikan pada saya selama ini,” pungkasnya.

 

Empat kalimat ini sangat bermakna baginya setelah beliau mengikuti pelatihan relawan. Dia menyanyikan lirik-lirik itu dan menjelaskannya satu per satu.

Kemarin, saya melihat dirinya yang berbeda dari biasanya. Ini membuktikan bahwa kehidupan bisa berubah dan menjadi lebih lembut. Kehidupan beliau yang tadinya sangat serius, kini menjadi lebih lembut

dan dapat mengerahkan cinta kasih. Beliau semula sudah memiliki cinta kasih, tetapi selalu sangat serius. Kini, beliau dapat menunjukkan kelembutannya.

Singkat kata, mazhab Tzu Chi ialah Jalan Bodhisatwa di dunia.

Di mana ada penderitaan, ke sanalah Bodhisatwa pergi. Saat ada orang yang diselimuti noda batin, relawan kita akan menjangkau mereka untuk melenyapkan noda batin mereka dan membangkitkan kekuatan cinta kasih mereka agar hati mereka selamanya dipenuhi cinta kasih.

Dengan melapangkan hati dan memaafkan orang lain, sesungguhnya kita berlaku baik pada diri sendiri. Jika tidak memaafkan orang lain, diri sendiri akan tersiksa. Jadi, dengan melapangkan hati, berarti kita berlaku baik pada diri sendiri. Bukankah begitu sangat baik?

Ada pula dr. Bao yang 20-an tahun yang lalu merupakan penerima beasiswa kita. Lebih dari 20 tahun yang lalu, beasiswa lebih dari 20.000 dolar NT merupakan nilai yang sangat besar dan cukup untuk biaya pendaftarannya. Jadi, dia dapat mendaftar di fakultas kedokteran. Dia sangat bersyukur. Setelah dia lulus, dalam sebuah program pertukaran dokter, dia diutus ke RS Tzu Chi Hualien.

Saat saya pergi ke RS Tzu Chi Hualien, semua orang datang untuk menyambut saya dengan berdiri membentuk barisan yang panjang. Saat berjalan melewati orang-orang, entah mengapa, saya berhenti di hadapannya.

 

Ada banyak orang sebelumnya, tetapi saya tidak berhenti. Saat tiba di hadapannya, saya berhenti dan menatapnya. Ini kisah yang dibagikannya sendiri kemarin.

“Saat masih seorang mahasiswa kedokteran, saya sudah berjodoh dengan Tzu Chi dan Master. Saya menerima beasiswa pertama saya dari tangan Master. Manfaat beasiswa itu sangat besar bagi saya. Ia membantu saya merampungkan pendidikan. Dua puluh tahun lalu, saya memiliki kesempatan untuk menjadi dokter jaga di RS Tzu Chi selama 2 bulan karena program pertukaran dokter dengan RS Universitas Nasional Taiwan. Saat saya memeriksa kamar pasien pada hari libur, Master melihat saya dan berkata, ‘Kamu adalah seorang dokter yang baik. Kamu harus terus berjuang.’ Saya terus mengingat dorongan Master hingga kini,” kata dr. Bao Zhuo-lun.

“Menjadi seorang dokter memang bukan hal yang mudah. Menjadi seorang dokter yang baik merupakan hal yang jauh lebih sulit. Setelah bersusah payah selama 20 tahun ini, akhirnya saya memiliki sedikit pencapaian dalam operasi minimal invasif tulang belakang dan memperoleh pengakuan dari sesama tenaga medis di dalam dan luar negeri. Ada juga banyak mahasiswa yang datang ke tempat saya untuk belajar. Ini membuat saya sangat terhibur. Yang paling penting, saya dapat mengingat apa yang Master katakan pada saya dan sungguh-sungguh menjadi dokter yang baik. Sesungguhnya, ini bukan hal yang mudah,” lanjutnya.

“Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan kita juga berkurang. Kita semua tahu bahwa berbakti dan berbuat baik tidak bisa ditunda. Kini menyosialisasikan vegetarisme dan menjalankan Tzu Chi juga tidak bisa ditunda. Meski terdapat banyak kesulitan, tetapi Master berkata bahwa kita bisa melakukan hal yang sulit dilakukan. Saat kita bertekad untuk melakukan sesuatu, seluruh dunia akan mendukung kita. Semua orang pasti tahu prinsip ini. Lakukan saja hal yang benar,” tutupnya.

Inilah yang dia bagikan kemarin. Dia sangat bekerja keras karena ingat bahwa saya ingin dia menjadi seorang dokter yang baik. Empat tahun lalu, dia bermimpi bahwa saya berkata padanya, "Kembalilah." Keesokan harinya, dia pun kembali ke Griya Jing Si.


Dia berkata, "Saya sudah memperoleh pencapaian dan menjadi dokter yang baik. Jadi, saya kembali untuk membalas budi." Dia menjadi anggota komisaris kehormatan. Inilah yang dilakukannya pada empat tahun lalu. Kemarin, dia juga naik ke atas panggung dan berbagi pengalamannya yang sangat menyentuh. Singkat kata, jalinan jodoh tidak terbayangkan.

Ada juga seorang relawan lain yang bermimpi tentang saya. Sejak itu, dia pun bergabung dengan Tzu Chi. Jerih payahnya dahulu telah mendukung pencapaiannya kini. Dia sudah menjadi nenek buyut. Putranya pun sangat sukses. Dahulu, kehidupannya penuh kesulitan dan dia memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi.

Selama lebih dari 50 tahun ini, orang-orang bergabung dengan Tzu Chi karena berbagai sebab, seperti pernah berinteraksi dengan Tzu Chi ataupun pernah bermimpi tentang saya. Singkat kata, jalinan jodoh tidak terbayangkan. Demikianlah kehidupan manusia.

Kehidupan manusia bagaikan mimpi, ilusi, gelembung, dan bayangan. Namun, ia terasa nyata sekaligus semu. Tidak peduli ia nyata ataupun semu, kita harus menggenggam saat ini. Kita harus percaya pada jalinan jodoh dan menggenggam jalinan jodoh yang ada. Berkat adanya jalinan jodoh, kita bisa terlahir di dunia ini dan berkumpul bersama.

Orang yang bisa menolong sesama adalah orang yang dipenuhi berkah. Kita harus mengembangkan nilai kehidupan. Jangan menyia-nyiakan kehidupan kita. Intinya, kita harus menggenggam jalinan jodoh. Dengan adanya jalinan jodoh baik, kita dapat memperbaiki kehidupan kita.

Jalinan jodoh sungguh tidak terbayangkan
Bersukacita menyambut saudara se-Dharma yang kembali ke kampung halaman batin
Membangkitkan sifat hakiki dan memahami kebenaran
Menolong semua makhluk dan menciptakan berkah bersama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Oktober 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Oktober 2020
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -