Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Kehidupan untuk Bersumbangsih dengan Cinta Kasih Tak Terbatas


Saya bisa melihatmu. Bagaimana kondisimu sekarang? Bicaralah dengan saya.

“Master, kondisi kesehatan saya sangat buruk sekarang,” kata Dokter Xu Yong-xiang, kepala departeman patologi anatomi Pusat Medis Tzu Chi Hualien.

Saya tahu bahwa kamu sangat menderita. Jatuh sakit memang sangat menderita. Ingatlah pesan saya untuk tetap damai dan tenang. Damai berarti merilekskan diri agar jiwa dan raga kita tenang. Merasa tenang dan damai, ini adalah kondisi yang sangat indah. Kita harus ingat untuk terus menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia.

Kita harus menggenggam waktu yang ada sekarang dan mempertahankan tekad kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa hingga selamanya. Saya sangat berharap kamu dapat kembali menemui saya agar saya dapat melihatmu lagi. Saya mendoakanmu dengan tulus. Jaga diri baik-baik, termasuk pikiran dan kesehatanmu. Baik datang maupun pergi, kita harus selalu tenang. Apakah kamu mengerti?

“Saya mengerti. Terima kasih, Master,” lanjut kata Dokter Xu Yong-xiang.

Saya merasa tidak sampai hati. Saya dapat melihatnya, dia juga dapat melihat saya. Saya mendengarnya berkata bahwa dia berharap saya dapat memberikan ceramah padanya di akhir hayatnya. Kehilangan atau terpisah dari orang yang dikasihi sungguh sangat berat. Namun, apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada yang bisa kita lakukan. Saya memberitahunya bahwa dia harus tetap damai dan tenang. Asalkan bisa merelakan, kita akan selalu merasa damai.


Saya mengingatkannya bahwa asalkan ada jalinan jodoh, dia tetap akan sering melihat saya. Dia juga akan selamanya ada dalam hati saya. Saat berkata demikian padanya, saya juga bertanya pada diri sendiri, "Bisakah saya merelakan?" Saya menasihatinya untuk merelakan serta tetap damai dan tenang. Namun, pada saat seperti ini, bisakah saya merasa damai? Saya merasa tidak rela. Setelah RS Tzu Chi Hualien dibangun, dia menjadi dokter patologi di sana.

“Sebagai dokter patologi, saya harus bersiteguh hingga akhir. Hingga kini, saya telah bersiteguh 23 tahun. Saya tidak pernah berubah. Lingkungan berubah, tetapi saya tidak pernah berubah. Saya merasa bahwa dengan bergabung di Tzu Chi, saya telah menapaki jalan yang benar. Selama 23 tahun ini, saya telah melakukan hal yang benar. Saya merasa bahwa melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan patologi di RS Tzu Chi sangatlah bermakna,” kata Dokter Xu Yong-xiang, kepala departeman patologi anatomi Pusat Medis Tzu Chi Hualien.

“Saya bersyukur atas sumbangsih banyak orang. Berkat kontribusi para Silent Mentor dan kerja sama seluruh tim, barulah departemen patologi di RS Tzu Chi dapat bersinar cemerlang. Saya juga sangat bersyukur edukasi yang saya berikan beberapa tahun ini tidak sia-sia. Suatu hari nanti, saya akan pensiun. Kalian harus bersiap-siap untuk menggantikan saya. Terakhir, saya bersyukur kepada Master yang memberi saya kesempatan untuk memancarkan kecemerlangan di sini,” pungkasnya.

Dia terus mendedikasikan diri di rumah sakit kita. Dia juga mengajari para mahasiswa sebagai dosen. Di rumah sakit, dia mengemban tanggung jawab di departemen patologi anatomi. Namun, saat jatuh sakit, meski tahu kondisi diri sendiri, apa yang bisa dia lakukan? Tim dan murid-muridnya telah berusaha untuk membantunya. Dia sendiri pun tahu jelas akan kondisi diri sendiri. Namun, dia juga tidak berdaya. Singkat kata, banyak hal yang membuat kita tidak berdaya di dunia ini.


Meski hidup di tengah masyarakat yang damai, tetapi sesuai hukum alam, setiap orang akan mengalami penderitaan. Terdapat banyak penderitaan di tengah umat manusia. Saat berbicara dengannya, saya juga merasa tidak berdaya. Kemudian, saya teringat akan kondisi Ukraina sekarang. Warga di sana juga sangat menderita.

Dunia ini bagaikan rumah yang terbakar. Inilah perumpamaan dalam Sutra Bunga Teratai. Asalkan bersungguh hati, kita akan mendapati bahwa ajaran Buddha sangat mendekati kehidupan sehari-hari kita. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Setelah merasakan penderitaan, barulah kita dapat membuka pintu hati dan membangkitkan welas asih. Dengan welas asih agung yang merasa sepenanggungan, saat melihat penderitaan di belahan dunia lain, bukankah kita akan turut merasakan penderitaan mereka? Berhubung ada makhluk yang menderita, kita hendaklah berusaha untuk menolong mereka.

Ada sekelompok Bodhisatwa dunia yang menggantikan saya untuk menjangkau, berinteraksi, dan menghibur mereka dengan penuh cinta kasih. Saya bagaikan dapat mengulurkan tangan ke tempat yang jauh dan menghibur orang-orang. Saya sangat bersyukur atas hal ini. Baik alam surga maupun alam manusia, semuanya termasuk dalam rumah yang terbakar. Dalam ajaran Buddha, makhluk di alam surga masih mengalami kelahiran kembali. Mereka belum terbebas dari kelahiran kembali. Jadi, semuanya berada dalam rumah yang terbakar.

Saat melihat penderitaan di dunia ini, bagaimana kita melenyapkannya? Kita harus membangkitkan semangat dan melenyapkan kemelekatan. Dengan demikian, kita dapat merangkul segala sesuatu di dunia ini. Saat ini, kala orang-orang sangat membutuhkan bantuan dan ketakutan, kita harus memberi tahu mereka bahwa terdapat cinta kasih yang berlimpah di dunia ini.


Saya berharap setelah bencana ini berlalu, tidak ada dendam dan benci yang tertinggal dalam hati mereka. Kita juga harus membangkitkan cinta kasih mereka. Jika ada orang yang menghibur mereka dengan penuh cinta kasih saat mereka kesulitan, mereka akan merasakan kehangatan. Kita berharap mereka juga dapat bertekad dan berikrar untuk bersumbangsih. Kelak, saat melihat orang yang menderita, mereka juga akan meneladan relawan penuh cinta kasih dari organisasi amal untuk bersumbangsih. Ini termasuk edukasi.

Selain misi amal dan pendidikan, kita juga menampilkan budaya humanis Tzu Chi dengan mempraktikkan rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih di sana. Saya sungguh bersyukur kepada para relawan yang bisa berinteraksi langsung dengan orang-orang yang membutuhkan. Saya tetap berharap semua orang dapat menghimpun cinta kasih.

Himpunan kekuatan banyak orang akan membentuk kekuatan besar. Seutas benang mudah putus. Karena itu, kita harus menyatukannya menjadi tali yang kuat. Kapal yang besar pun bisa ditarik ke pelabuhan dengan tali yang kuat. Kini kekuatan kalian sangat dibutuhkan. Mari kita lebih memperhatikan orang-orang yang membutuhkan.   

Mempertahankan tekad di departemen patologi
Usia kehidupan terbatas, tetapi cinta kasih tidak terbatas
Meringankan penderitaan dengan welas asih agung yang merasa sepenanggungan
Menghimpun niat baik demi membawa manfaat bagi orang banyak

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 03 Mei 2022
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -