Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Kehidupan untuk Memperbaiki Diri


“Saya berharap dia selalu sehat agar kami berdua dapat hidup hingga tua untuk keluar bersumbangsih dan berbuat baik bersama,”
kata Shi Yueying istri Zeng Yongfu.

Sebagai istri saya, dia cukup menderita. Dahulu, orang-orang menyebut saya pemabuk. (Ya) Dia yang membimbing saya bergabung dengan Tzu Chi. Saya banyak berubah. Inilah titik balik dalam kehidupan saya,” kata Zeng Yongfu relawan Tzu Chi

Dia bukan hanya bermain mahyong, tetapi juga bermain lotre hingga menghabiskan banyak uang. Namun, setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia berhenti berjudi. Saat diajak untuk berjudi, dia selalu menolak,” kata Cai Lian teman Shi Yueying.

Kita terlahir sebagai manusia di kehidupan sekarang karena pernah menciptakan karma baik di kehidupan lampau. Tentu saja, kita juga menciptakan karma buruk. Namun, berkat kebaikan yang kita lakukan di kehidupan lampau, kini kita terlahir sebagai manusia serta memiliki kesempatan untuk melatih diri dan memperbaiki diri.

Jadi, kita memiliki kesempatan untuk melatih diri, menjalin jodoh baik, dan memupuk berkah. Hanya di alam manusialah kita berkesempatan untuk melatih diri.

Buddha datang ke dunia ini untuk mengajari kita melatih diri.

Lihatlah, ini termasuk melatih diri. Relawan daur ulang kita menghargai berkah dan mengumpulkan barang yang dibuang orang. Dengan melakukan daur ulang, mereka dapat menjaga kebersihan bumi, mendaur ulang sumber daya, dan yang terpenting, menginspirasi orang-orang untuk melakukan daur ulang secara nyata.


Anak muda sering kali membeli makanan dan membuang kemasannya begitu saja. Sekelompok relawan kita yang sudah lanjut usia harus membungkukkan badan untuk mengumpulkan barang-barang dari tumpukan sampah yang basah dan beraroma tidak sedap.

Relawan kita mengumpulkan barang yang masih bisa didaur ulang dan menyerahkan barang yang tidak bisa didaur ulang kepada petugas kebersihan. Inilah pelatihan diri di dunia ini.

Para relawan melatih hati dan pikiran mereka. Mereka tahu bahwa barang-barang yang dibuang akan menjadi sampah yang mencemari bumi. Karena itu, mereka mengumpulkan dan memilahnya.

Mereka telah tersadarkan dan memahami kebenaran. Mereka memahami dampak baik dan buruk yang bisa didatangkan oleh barang-barang itu bagi bumi ini. Mereka memahami semuanya sehingga bertindak secara nyata untuk mengumpulkan dan memilah barang yang dibuang. Demikianlah mereka melatih diri. Saya sangat tersentuh.

Setiap kali melihat para Bodhisatwa lansia ini, saya bersyukur dari lubuk hati saya. Selain tersentuh, saya juga bersyukur. Saya bersyukur atas kepatuhan mereka.


Mereka sering berkata, "Berhubung Master berkata demikian, maka kami harus melakukannya." Jadi, lewat kegiatan daur ulang, para relawa kita juga dapat melatih diri.

Bodhisatwa sekalian, setiap hari, saya bertemu dengan relawan yang memiliki jalinan jodoh mendalam dengan saya, mematuhi kata-kata saya, mengingat apa yang ingin saya lakukan, dan melakukannya secara nyata. Meski berada jauh dari saya, di seluruh dunia, selalu ada insan Tzu Chi yang menjalankan Tzu Chi, mendengarkan ajaran saya, dan melatih diri bersama.

Saya sangat bersyukur atas semua itu. Ada banyak hal yang patut disyukuri. Kita semua memiliki kesatuan tekad berkat jalinan jodoh baik yang telah kita pupuk dari kehidupan ke kehidupan.

Saya sering berkata kepada insan Tzu Chi bahwa sebagai guru dan murid, kita saling berjanji untuk melatih diri dan menapaki Jalan Bodhisatwa bersama dari kehidupan ke kehidupan, bukan hanya di kehidupan sekarang. Hanya di alam manusialah kita dapat melatih diri. Karena itu, kita harus bertekad dan berikrar untuk datang ke alam manusia dari kehidupan ke kehidupan.

Di dunia ini, terdapat kebaikan dan keburukan. Karena itu, kita memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan Dharma dalam keseharian. Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih Bodhisatwa sekalian.


Saya sepertinya mengucapkan kata-kata yang sama setiap hari. Meski demikian, apakah orang-orang melakukannya? Dengan bersumbangsih sekali, tabiat buruk seseorang akan berkurang sedikit. Jadi, dengan terus bersumbangsih, kita dapat perlahan-lahan mengikis tabiat buruk dan membina tabiat baik.

Dengan lebih banyak membina tabiat baik, niat baik di dalam hati kita akan terus terakumulasi. Dengan demikian, secara alami, dunia ini akan dipenuhi kebaikan. Untuk itu, kita harus menginspirasi kebajikan orang-orang.

Saya terus berkata kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia bahwa pandemi kali ini mendatangkan pelajaran besar dan kita bisa berbuat baik dengan menjaga pola makan kita. Untuk melakukan kebaikan, kita harus memperhatikan apa yang kita makan dan berusaha untuk bervegetaris. Saat makan, kita hendaklah bersyukur.

Berkat kerja keras banyak orang, kita dapat mengonsumsi makanan yang lezat dan bermanfaat bagi kesehatan. Karena itu, kita harus senantiasa bersyukur. Kita juga harus berusaha untuk bervegetaris demi meredam bencana.


Saya berharap setiap orang dapat bervegetaris dan mengajak orang-orang untuk bervegetaris bersama. Dengan berbagi kebaikan dan menghimpun niat baik, kita dapat menciptakan pahala yang tak terhingga.

Singkat kata, kita dapat menikmati makanan yang lezat tanpa melukai hewan.

Janganlah mengonsumsi daging yang membuat kita berutang pada hewan. Jika mengonsumsi daging, kita harus membayarnya dua kali lipat di kehidupan mendatang. Jika terus mengonsumsi daging, kita akan terus mengakumulasi karma buruk membunuh meski kita juga melakukan kebaikan.

Jika kita tidak mengonsumsi daging, hewan-hewan tidak akan disembelih. Mereka dapat hidup dan mati secara alami serta hidup bebas dan tenang di habitat masing-masing.

Jadi, Bodhisatwa sekalian, kalian hendaklah senantiasa bersungguh hati mendengarkan ajaran saya dan menyerapnya ke dalam hati. Sungguh, kita harus lebih bersungguh hati.  

Mengumpulkan barang-barang yang dibuang demi menjaga kebersihan bumi
Menghargai sumber daya setelah tersadarkan dan memahami kebenaran
Berkesempatan untuk memperbaiki diri karena terlahir sebagai manusia
Melatih diri bersama dengan melenyapkan keburukan dan menghimpun kebaikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 Juli 2021
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -