Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Setiap Menit dan Detik untuk Membawa Manfaat bagi Dunia


Saya dapat melihat kalian. Apa kabar, Bapak Yu?

“Kondisi saya seperti ini. Saat ini, saya sakit. Saya membuka hati dan mendengarkan ceramah Master,” kata Yu Jin-shan Komite Tzu Chi nomor 645.

“Saya tidak hati-hati dan membuat Master khawatir karena tidak dapat berjalan. Saya berterima kasih kepada Master karena telah memberi saya banyak barang. Saya sungguh berterima kasih. Saat ini, saya mengharapkan doa dari semua orang agar saya dapat cepat pulih dan kembali menjalankan misi Tzu Chi,” kata Song Li-jiao Komite Tzu Chi nomor 645.

Jika demikian, saya merasa sungguh tenang. Melalui panggilan video ini, saya dapat melihat kalian dan kalian juga dapat melihat saya. Kita dapat bertatap muka di sini. Sesungguhnya, hati kita selalu bertemu. Kalian selalu ada dalam hati saya setiap hari dan kalian selalu mengingat saya. Kita akan selalu dekat dari kehidupan ke kehidupan.

“Kakak Yu Jin-shan telah meninggal dunia. Di masa-masa terakhirnya, beliau masih memiliki perhatian dan pikiran benar. Sejak dahulu hingga sekarang, beliau masih tetap sama. Misalnya, ketika kita bertanya, ‘Apa yang paling Anda khawatirkan dalam hidup?’ beliau berkata, ‘Tidak ada.’ Ketika kami bertanya apakah beliau memikirkan Master dan Tzu Chi, beliau menggangguk,” kata Yang Guan-xin relawan Tzu Chi.

“Istrinya berkata kepadanya, ‘Pergilah dengan tenang. Saya dapat menjaga diri. Tidak perlu mengkhawatirkan saya.’ Kemudian, beliau meninggal dunia dengan sangat tenang. Saya merasa bahwa pikiran dan perhatian terakhirnya sangat benar dan tidak menyimpang. Inilah yang perlu kita pelajari. Saya telah belajar banyak hal darinya,” pungkas Yang Guan-xin.


Saya sungguh tidak rela dengan kepergiannya. Namun, saya tidak dapat melakukan apa pun. Kematian adalah bagian dari kehidupan. Kehidupan Jin-shan telah selesai. Beliau sungguh dipenuhi berkah.

Semasa hidup, kondisinya sehat dan penuh kebijaksanaan. Beliau telah bergabung dengan Tzu Chi selama 30 hingga 40 tahun dan tekadnya tidak pernah tergoyahkan. Terlebih lagi, beliau dapat membedakan benar dan salah dengan sangat jelas. Beliau telah melangkah di jalan Tzu Chi dengan mantap. Hal terpenting ialah beliau telah menjalin jodoh dengan sangat banyak saudara se-Dharma.

Meski saya sungguh sedih dan tidak rela, tidak ada yang dapat saya lakukan. Ketika melihat ke belakang, saya ingin memujinya. Dahulu, saya tidak mengenalnya. Sejak mengenalnya, saya melihat bagaimana beliau mempraktikkan Dharma di jalan yang benar. Saya mengucapkan selamat kepadanya karena tidak pernah absen dalam mempelajari Dharma.

Hidupnya sungguh teratur dan selalu mempertahankan Dharma. Saya sungguh merasa tenang terhadapnya, meski saya juga tidak rela dengan kepergiannya. Beberapa hari ini, saya selalu berpikir di keluarga manakah beliau akan dilahirkan. Beliau pergi lebih cepat daripada saya, tetapi di masa depan, kita akan bertemu kembali. Jalan Tzu Chi adalah estafet cinta kasih yang harus diteruskan tanpa henti. Inilah Jalan Bodhisatwa.

Belakangan ini, saya senantiasa memberi tahu semuanya bahwa jalinan jodoh bukan baru terbentuk saat ini, melainkan dari kehidupan-kehidupan sebelumnya, kita telah membangun ikrar dan tekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Berjalan di jalan ini, ada yang berada di depan, ada yang berada di belakang. Saya melangkah terlebih dahulu untuk membuka jalan ini dan kalian semua membentangkannya dengan sepenuh hati. Kita telah membuka dan membentangkan jalan langkah demi langkah.


Lihatlah, anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi sungguh sibuk di komunitas mereka. Semuanya sibuk dengan interaksi, pelatihan, dan pendampingan. Tidak ada yang melakukannya demi kepentingan sendiri, melainkan demi menapaki Jalan Bodhisatwa. Namun, saya inign memberi tahu semuanya bahwa berjalan di Jalan Bodhisatwa ialah untuk melatih diri sendiri agar kita dapat menginspirasi dan membimbing orang lain. Inilah ladang pelatihan.

Kita perlu melatih diri untuk memiliki kesabaran yang besar. Ajaran terpenting sebagai Bodhisatwa ialah dapat menahan kesulitan dan sabar. Selain welas asih, kita juga harus memiliki keberanian dan kesabaran. Inilah cara kita menapaki Jalan Bodhisatwa.

Kali ini, kalian akan mewujudkan pementasan adaptasi Sutra. Kalian memerlukan ladang pelatihan untuk ini. Melalui ladang pelatihan, barulah kita dapat melatih diri sebagai Bodhisatwa. Saya sungguh berterima kasih kepada Ci Yue. Dia memiliki ide untuk mengatur panggung dan lainnya. Namun, untuk mewujudkan panggung dan ruang latihan, kita sungguh membutuhkan jalinan jodoh. Kebetulan, kita memiliki kantor Tzu Chi di Houli. Dalam waktu yang singkat, tempat ini telah kita ubah menjadi ruang latihan untuk pementasan adaptasi Sutra.

Saya melihat bagaimana kalian merapikan tempat itu agar dapat menjadi ladang pelatihan Bodhisatwa. Kalian melakukannya dengan sepenuh hati. Kalian membersihkannya dari atap yang tinggi hingga ke lantai. Ini sungguh membuat semua orang tersentuh. Saya sungguh berterima kasih kepada kalian yang telah menyediakan ladang pelatihan bagi Bodhisatttva.


Belakangan ini, saya selalu berkata bahwa saya sungguh khawatir karena era ini dipenuhi dengan lima kekeruhan yang sangat pekat. Saya sungguh khawatir. Oleh karena itu, hendaklah semuanya sepenuh hati.

Saya juga berkata pada diri sendiri untuk segera mengimbau banyak orang. Suara satu orang sangatlah kecil. Terlebih lagi, makin hari makin sulit bagi saya untuk mengeluarkan suara saya. Beruntung, dahulu saya selalu membabarkan Dharma dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia. Saya telah melakukan apa yang saya katakan dan mengatakan apa yang ingin saya lakukan.

Hidup yang saya jalani sungguh dipenuhi berkah. Kita merasakan sukacita dalam Dharma saat terjun ke tengah masyarakat. Ketika kita memiliki Dharma dan membawa manfaat bagi masyarakat, kita akan dipenuhi rasa sukacita. Inilah berkah yang tulus.

Saya telah menapaki jalan ini lebih awal daripada kalian. Jadi, saya telah membuka jalan ini dan menginspirasi semuanya untuk berjalan bersama. Kita tidak akan menyesal dengan arah hidup ini. Meski semuanya sangat sibuk, tetapi jika kita tidak melakukannya, waktu akan berlalu begitu saja. Ini disebut dengan menyia-nyiakan waktu. Dengan berada di jalan Tzu Chi, kita menapaki Jalan Bodhisatwa selangkah demi selangkah. 

Kehidupan mengalami empat fase perubahan
Memiliki pikiran dan perhatian benar hingga akhir hayat
Melatih diri untuk memiliki kesabaran dan menanggung kesulitan
Menggenggam setiap menit dan detik untuk membawa manfaat bagi dunia 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto, Felicia
Ditayangkan Tanggal 20 April 2023
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -