Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Setiap Momen untuk Melatih Diri

Setiap kali membabarkan Dharma, yang ingin saya sampaikan sangat banyak. Ada banyak prinsip kebenaran yang ingin saya bagikan pada kalian. Kita bisa melihat tempat Buddha membabarkan Sutra Bunga Teratai, yakni Puncak Burung Nasar. Di sanalah Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma. Sesungguhnya, tempat itu tidak luas dan tidak bisa menampung banyak orang. Namun, isi Sutra selalu mendeskripsikan bahwa tempat itu sangat luas dan ada Bodhisatwa yang tak terhitung yang mendengar Dharma di sana. Karena itu, saya sering berbagi jumlah aktual dengan kalian agar kalian bisa membayangkan kondisi pada saat itu.

Dalam Sutra Bunga Teratai dikatakan bahwa Bodhisatwa yang mendengar Dharma ada ratusan ribu, bahkan tak terhitung banyaknya. Mengapa di dalam Sutra dituliskan jumlah sebesar itu? Sesungguhnya, di Bumi ini ada banyak contoh yang bisa menggambarkan jumlah yang tak terhitung. Jika kita menghitung banyaknya air dengan satuan tetes, berapa banyak air di Bumi ini? Jika dihitung dengan satuan tetes, jumlah air di seluruh dunia akan menjadi tak terhitung. Jika kita menghitung berat Gunung Sumeru dengan satuan kati atau tahil, maka hasilnya juga akan tak terhitung. Ini merupakan suatu cara untuk menyatakan jumlah yang tak terhitung.


Bisakah kita menghitung banyaknya butiran debu dan pasir? Jika bisa menghitungnya, kita baru bisa mengetahui betapa panjangnya usia Buddha. Buddha datang ke dunia ini untuk menyelamatkan semua makhluk dan hidup sesuai hukum alam. Berhubung rata-rata panjang usia manusia hanya puluhan tahun, Buddha pun hanya hidup hingga usia 80 tahun. Dengan cara ini, Buddha menunjukkan bahwa kehidupan manusia sangat singkat. Buddha bermanifestasi di dunia ini sesuai jalinan jodoh. Buddha lahir sebagai seorang pangeran di sebuah kerajaan di India kuno. Beliau lahir di alam manusia hanya untuk menunjukkan fenomena. Fenomena pertama adalah kelahiran. Dalam masa pertumbuhan-Nya, Beliau merenungkan banyak hal dan memiliki pemikiran-Nya sendiri. Kemudian, Beliau meninggalkan keduniawian dan terus melatih diri hingga akhirnya mencapai pencerahan dan menyatu dengan kebenaran alam semesta. Baik kebenaran yang berkondisi maupun yang tidak berkondisi, semuanya diserap oleh Beliau.

Kehidupan Buddha menyatu dengan semua kebenaran. Sesungguhnya, usia Buddha dapat dibandingkan dengan usia alam semesta. Baik kebenaran yang berkondisi maupun tidak berkondisi, semuanya dipahami oleh Buddha. Jadi, kehidupan Buddha menyatu dengan segala sesuatu di dunia. Ini adalah sesuatu yang tidak berbentuk. Segala sesuatu yang berbentuk selalu ada batasnya. Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan kita juga berkurang. Sungguh, seiring berlalunya waktu, tanpa kita sadari, usia, postur tubuh, dan daya ingat kita terus mengalami perubahan. Jadi, saya bersyukur kalian semua tetap tekun dan bersemangat mendengar Dharma. Mengetahui bahwa kalian mendengar Dharma, saya merasa sangat tenang. Selain terhibur, saya juga merasa tenang karena jiwa kebijaksanaan kalian terus bertumbuh.


Di dunia yang berwujud ini, kehidupan kita terus berkurang dari hari ke hari. Buddha juga hidup sesuai usia kehidupan manusia. Usia kehidupan Buddha di dunia ini juga terbatas, hanya 80 tahun, apalagi manusia awam. Sungguh, ini di luar kendali kita. Namun, kita telah memahami kebenaran. Buddha mengajari kita untuk meningkatkan spiritualitas kita. Seiring bertambahnya usia, kita hendaknya tidak melekat pada usia kita. Saat sudah berumur, kita hendaknya melupakan usia kita. Buddha terus mengulas tentang sesuatu yang tak terhingga dan tak terhitung. Sungguh, banyak yang tak terhingga dan tak terhitung. Jiwa kebijaksanaan kita juga tak terhingga dan tak terhitung.

Buddha mengajari kita untuk berpikir bahwa waktu berlalu dengan sangat cepat. Kita harus mawas diri setiap detik. Kita harus memperhatikan setiap detik dan menggenggam waktu saat ini. Sungguh, kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Yang terpenting adalah menggenggam waktu saat ini. Dengan menggenggam waktu saat ini, kita bisa menerima semua yang terjadi dengan pikiran terbuka. Dengan menggenggam momen ini dan memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih, kita bisa meninggalkan sesuatu yang bermakna. Tidak peduli bagaimana kondisi lingkungan sekitar kita, berhubung telah terlahir di dunia ini, kita hendaknya menerima segala kondisi dengan tenang.


Di mana pun kita terlahir, itu berada di luar kendali kita. Kita tidak tahu mengapa kita terlahir di dunia ini dan tidak bisa memilih keluarga kita. Semua itu berada di luar kendali kita. Namun, karena kini telah memahami kebenaran, maka kita harus menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan untuk mengembangkan nilai hidup kita.

Buddha lahir sebagai manusia dan hidup selama 80 tahun

Tubuh Dharma selalu ada dalam segala sesuatu di alam semesta

Menggenggam setiap momen untuk melatih diri

Mendengar dan mempraktikkan Dharma untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 7 April 2018

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -