Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Waktu untuk Membawa Manfaat bagi Sesama

Setiap kali melihat bambu, saya selalu tertarik. Saya selalu menyentuh dan mengelusnya. Bambu sangat indah dan beruas. Kita harus mengisi nilai moralitas kita bagai mengisi celengan bambu. Dalam dialek Taiwan, pelafalan kata “moralitas” sama dengan “bambu”. Sama seperti batang bambu yang beruas dan kosong, moralitas juga mengandung prinsip dan bisa diisi.

Pada masa awal berdirinya Tzu Chi, kita menghimpun koin-koin 50 sen ke dalam celengan bambu. Kini Tzu Chi telah berdiri 54 tahun. Lima puluh tahun yang lalu, terjadi kebakaran besar di Desa Danan. Saat itu Tzu Chi baru berdiri 4 tahun. Saat itu, meski Tzu Chi baru berdiri dan dana kita berasal dari akumulasi 50 sen, kita tetap menjangkau lokasi kebakaran untuk membantu desa tersebut.

Saat itu, dengan dana yang terbatas dan dedikasi para relawan, kita bisa menolong seluruh Desa Danan. Selimut yang kita bagikan merupakan selimut terbaik saat itu.

Di Aula Jing Si Hualien ada sehelai selimut. Selimut yang semula sangat tebal itu sudah tipis saat dibawa kembali. Seorang penerima bantuan menyumbangkannya untuk pameran 30 tahun Tzu Chi.

“Saya merawat selimut itu dengan baik karena di dalam hati, saya mengingat kebaikan Master. Saat saya mengalami kesulitan, saya menerima bantuan selimut itu,” kata Shen Wei-xin warga.

Dia menyumbangkan selimut itu sebagai bukti bantuan Tzu Chi. Karena itulah, kini selimut itu ada di Aula Jing Si Hualien.

Tzu Chi telah berdiri 50-an tahun dan terus berkembang. Kehidupan bagaikan mimpi. Ia bagaikan ilusi, tetapi nyata. Ia bagaikan kekosongan, tetapi terdapat eksistensi ajaib di dalamnya. Karena itu, setiap hari, kita harus ingat tentang kekosongan sejati dan eksistensi ajaib.

Kita tidak perlu melekat pada apapun dan hendaknya tekun bersumbangsih untuk mengembangkan nilai kehidupan. Setiap perbuatan baik kalian akan menjadi sebutir benih di ladang berkah kalian. Sebutir benih ini bisa bertumbuh menjadi tak terhingga.

Jika tidak menjalankan Tzu Chi, kalian mungkin hanya sibuk di rumah dan dapur untuk merawat suami, anak, dan keluarga masing-masing. Kalian mungkin hanya mengurus urusan rumah tangga sendiri sepanjang hari. Kini, kalian melangkah keluar di bawah dukungan anak dan suami kalian.

 

Saat suami istri bersama-sama membina berkah dan kebijaksanaan, mereka bisa membimbing anggota keluarga lainnya. Yang terpenting ialah bisa membawa manfaat bagi sesama dengan penuh welas asih.

Buddha berkata bahwa membawa manfaat bagi sesama dengan welas asih adalah sifat hakiki manusia. Saya selalu berkata bahwa jangan menyia-nyiakan kehidupan. Jangan membiarkan waktu berlalu sia-sia. Kita bisa menggunakan kekosongan untuk menciptakan eksistensi ajaib dalam kehidupan kita.

Di kehidupan ini, saya membabarkan Sutra Bunga Teratai sepenggal demi sepenggal dan membentangkan jalan sesuai Sutra yang bisa kita tapaki bersama. Sejak saya membabarkan Sutra Bunga Teratai hingga kini, 10 tahun telah berlalu. Saya telah membabarkan Sutra Bunga Teratai selama 10 tahun.

Buddha menggunakan 7 tahun untuk membabarkan Sutra Bunga Teratai, tetapi hingga kini, saya baru sampai bab ke-20. Apakah kalian tahu Sutra Bunga Teratai terdiri atas berapa bab? Dua puluh delapan bab.

Bab Bodhisatwa Sadaparibhuta dalam Sutra Bunga Teratai merupakan bagian kedua yang mengajarkan praktik Bodhisattva. Segala sesuatu yang harus kita lakukan diulas dalam Bab Bodhisatwa Sadaparibhuta. Buddha telah mengajarkan tentang apa yang harus kita lakukan. Selanjutnya, semuanya bergantung pada apa yang akan kita lakukan.

Berhubung telah terjun ke masyarakat, Bodhisatwa Sadaparibhuta harus bisa membimbing sesama.

“Pada minggu kedua setiap bulannya, kita mengadakan kegiatan daur ulang di sebuah taman. Ada seorang bapak berusia sekitar 70 tahun yang duduk di kursi di dekat sana. Saat ada orang datang membawa barang, dia menahan mereka dengan berkata bahwa Tzu Chi sangat kaya dan selalu menolong negara lain,” kata Yang Ying-mei relawan Tzu Chi.

“Saya berkali-kali menjelaskan, tetapi dia tidak percaya. Dia berkata, ‘Kalian tentu membela diri sendiri.’ Suatu kali, menjelang acara Pemberkahan Akhir Tahun, saya berkata, ‘Pak, dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun, kami memutar video dokumentasi tentang apa yang telah kami lakukan. Hadirilah acara itu agar Anda tahu apa yang kami lakukan. Jika saya hanya bercerita, Anda tentu tidak percaya.’ Dia berkata, ‘Perlu tiket baru bisa masuk.’ Saya berkata, ‘Tidak perlu, saya akan membawamu masuk.’ Setelah berpikir sejenak, dia berkata, ‘Berikan tiketnya pada saya, saya akan pergi sendiri’,” Cerita Yang Ying-mei relawan Tzu Chi.


“Saya berkata, ‘Baiklah, saya akan memberimu dua lembar tiket.’ Dia pasti pergi ke acara itu karena setelah itu, dia tidak pernah duduk di sana lagi untuk menahan orang yang membawa barang daur ulang,” kata Yang Ying-mei relawan Tzu Chi.

Itu tidaklah cukup, kamu hendaknya menginspirasinya untuk duduk di dalam posko daur ulang.

“Ya, dia melakukannya kemarin. Kemarin, dia menyerahkan buku pada saya. Dia berkata bahwa cucunya menghabiskan puluhan ribu dolar NT untuk membeli buku, tetapi tidak menggunakannya. Dia menawarkannya dan saya menerimanya. Saya berkata bahwa kita menerima kertas, logam, bahkan kipas angin yang rusak. Dia berkata bahwa dia akan membawakannya jika ada kelak. Saya berkata, ‘Terima kasih. Saya mendoakanmu.’ Dia berkata, ‘Anda tidak memarahi saya? Saya mengira Anda akan memarahi saya saat saya datang.’ Saya berkata, ‘Tidak, Master mengajari kami untuk bertutur kata baik. Jadi, saya tidak akan memarahi orang’,” lanjut Yang Ying-mei.

Katakan padanya, membawakan barang daur ulang saja tidak cukup, dia juga bisa melakukan daur ulang.

“Baik, saya akan memberitahunya saat dia datang,” pungkas Yang Ying-mei relawan Tzu Chi..

Bagus, kamu tidak sembarangan berbicara. Kamu berbicara jujur dan menyampaikan kebenaran. Kamu patut dipuji. Kamu sungguh mengagumkan, bagai wanita super.

“Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya baru tahu bahwa bervegetaris juga bisa melindungi Bumi. Saya juga memahami bahwa semua makhluk setara dan mulai bervegetaris. Saat tim konsumsi butuh tenaga, saya segera pergi membantu dan belajar memasak makanan vegetaris. Pada tahun 2018, saya mengemban tanggung jawab atas tim konsumsi. Dalam dua tahun ini, saya menyadari bahwa mengemban tanggung jawab membuat saya memiliki kekuatan dan kebijaksanaan untuk mengatasi setiap rintangan,” kata Zhang Gui-yan relawan Tzu Chi.

“Saya merasa bahwa bergabung dalam tim konsumsi sangat bagus karena saya bisa menyiapkan makanan untuk orang-orang dan makanan itu bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan kelestarian lingkungan,” kata Chen Xiu-pen relawan Tzu Chi.


“Saya merupakan anggota tim konsumsi di Datong. Master berkata bahwa dengan menggalakkan pola makan vegetaris, kita dapat meredam pemanasan global dan melindungi Bumi. Jadi, saat menyiapkan makanan, tim kami selalu berusaha mencari cara untuk menghidangkan makanan yang lezat dan menu yang beragam agar orang-orang yang mengonsumsinya dapat mengubah pola makan mereka dan bervegetaris bersama. Ini juga bermanfaat untuk memperlambat pemanasan global,” kata Shi Xia-lan relawan Tzu Chi.

“Tim kami sedang memikirkan cara untuk membuat camilan dengan produk Jing Si. Kita berharap pola makan vegetaris dapat diterapkan oleh masyarakat agar kelestarian lingkungan terjaga. Terima kasih, Master,” pungkas Shi Xia-lan.

Kalian bervegetaris dengan penuh sukacita, bukan? (Ya)

Dengan mengubah pola makan, kita telah memutar roda Dharma. Kini kita harus giat menggalakkan pola makan vegetaris untuk menjaga kesehatan fisik dan batin sekaligus kelestarian lingkungan.

Terima kasih.

Inilah bukti upaya daur ulang kita. Pakaian yang kita produksi juga merupakan bukti upaya daur ulang kita. Kita mengembangkan banyak produk dari barang-barang daur ulang. Jadi, jangan menganggapnya sampah. Jika barang-barang dibuang sembarangan, maka bumi akan tercemar. Dengan mengumpulkannya, barang-barang itu akan menjadi permata kelestarian lingkungan juga akan terjaga. Jadi, saya sangat bersyukur.

Mari kita lebih giat menggalakkan pola makan vegetaris dan konsep daur ulang.

Kehidupan bagaikan mimpi, ilusi, dan kekosongan
Namun, di dalamnya juga terkandung eksistensi ajaib yang terasa nyata
Menggenggam waktu untuk membawa manfaat bagi sesama dengan penuh welas asih
Setiap perbuatan baik akan menjadi benih di ladang berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 Desember 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 8 Desember 2019

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -