Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Waktu untuk Mempraktikkan Welas Asih
Saya sungguh gembira dan bahagia. Selain berterima kasih kepada semua orang, saya juga bersyukur pada diri saya sendiri yang telah sangat berusaha mengerahkan energi sehingga saya dapat menyaksikan Anda semua dilantik sebagai relawan Tzu Chi. Momen ini sungguh indah dan agung.
Saya juga mendengar beberapa orang berbagi pengalaman. Setiap orang memiliki kesan dan tekad masing-masing. Setiap orang memiliki kisah yang menyentuh. Hari ini, kita telah memiliki jalinan jodoh untuk memasuki pintu Tzu Chi. Pelantikan ini bukanlah akhir, melainkan langkah awal di Jalan Bodhisatwa.
Saudara sekalian, mengenai Tiga Perlindungan, pertama ialah berlindung kepada Buddha; kedua ialah berlindung kepada Dharma; ketiga ialah berlindung kepada Sangha. Ketiganya kita sebut sebagai Tiga Permata. Mulai saat ini, kalian disebut sebagai murid Tiga Permata.
Berlindung kepada Buddha berarti kita harus memahami Jalan Agung. Arah kehidupan kita harus sesuai dengan kebenaran alam semesta yang ditemukan Buddha. Kita harus memperoleh kebijaksanaan dari ajaran Buddha. Inilah berlindung kepada Buddha. Berlindung kepada Buddha, kita berusaha memahami Jalan Agung dan bertekad mencapai pencerahan.
Kedua, kita berlindung kepada Dharma. Artinya, kita harus menyelami Sutra. Kita bukan sekadar menyatakan berlindung. Setelah menyatakan perlindungan, kita harus mencari arah kehidupan kita dengan menyelami pengetahuan Buddha. Dharma yang Buddha ajarkan demikian dalam dan menakjubkan. Saya berharap kalian semua dapat menghirup harumnya Dharma. Kita memiliki jalinan jodoh untuk memahami kebenaran yang ditemukan Buddha. Dari sana, kita dapat mengambil hikmah.
Berlindung kepada Sangha berarti kita harus membimbing semua makhluk. Pintu ini sudah dibuka. Tzu Chi telah membuka pintu Jalan Bodhisatwa. Kita harus menjalankan ajaran Buddha dan mengembangkan welas asih demi membawa manfaat bagi orang lain. Inilah ajaran Buddha, yaitu cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung. Dengan cinta kasih, kita dapat memahami kebenaran di dunia ini. Kita mengembangkan cinta kasih tanpa syarat. Terhadap orang yang tidak kita kenal, mengapa kita masih begitu peduli? Inilah ajaran Buddha.
Di dunia ini tiada orang yang dapat hidup sendirian. Kehidupan kita di dunia bergantung pada sokongan semua makhluk. Kita harus bersyukur atas budi luhur semua makhluk yang telah membuat kehidupan kita penuh ketenteraman dan kecukupan. Kita harus senantiasa bersyukur. Sangha membimbing orang-orang masuk ke dalam pintu ajaran Buddha. Setelah masuk, kita harus dapat memahami makna dan nilai kehidupan kita. Nilai kehidupan terletak pada sumbangsih kita. Tanpa bersumbangsih, kita hanya melewati hari-hari dengan sia-sia.
Kita tidak boleh semata-mata bergantung pada semua makhluk dan berbagai bidang pekerjaan untuk menyokong kebutuhan hidup kita, baik sandang, pangan, papan, maupun transportasi. Berhubung telah disokong oleh semua makhluk, kita harus bersumbangsih bagi semua makhluk. Ada orang yang kaya dalam segi materi, tetapi miskin batinnya. Kita perlu menyebarkan Dharma untuk membimbing semua orang memasuki ajaran Buddha dan menapaki Jalan Bodhisatwa agar semua orang memiliki batin yang kaya dan memiliki sandaran batin.
Selain memasuki pintu ajaran Buddha, semua orang harus dibimbing untuk mengembangkan nilai kehidupan lewat praktik welas asih untuk membawa manfaat bagi makhluk lain. Inilah cara meningkatkan nilai kehidupan kita. Jika dapat memahami ini, berarti kita telah menyelami Dharma, dan menciptakan berkah di dunia.
Hari ini, kita saling menjadi saksi dan saling mendoakan. Ini merupakan sebuah kehormatan bagi saya. Hari ini adalah hari yang sakral. Demi hari ini, saya terus berusaha selama beberapa waktu untuk menyemangati diri sendiri. Saya terus mengingatkan diri untuk tetap bersemangat. Saya tak boleh menyia-nyiakan waktu sedikit pun. Waktu harus kita gunakan semaksimal mungkin. Jangan biarkan kehidupan berlalu sia-sia. Sepanjang waktu kehidupan saya, saya harus hidup dengan penuh makna.
Saya berharap kalian semua mulai saat ini benar-benar menjadi Bodhisatwa yang memiliki cinta kasih berkesadaran untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. “Satwa” berarti makhluk. Namun, kita harus menjadi makhluk berkesadaran. Kita belajar di jalan menuju kesadaran, yaitu Jalan Bodhisatwa. Karena itu, kita disebut Bodhisatwa dunia.
Semoga kita semua membangkitkan Tiga Permata yang hakiki di dalam diri. Kita harus menyadarkan diri sendiri. Di dalam batin kita terdapat Buddha, Dharma, dan Sangha yang hakiki. Kita harus berlatih ke dalam diri dan menjalankan praktik welas asih ke luar untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.
Bodhisatwa sekalian, pada saat ini, kita semua berdoa bagi kedamaian dunia. Inilah doa saya setiap tahun. Sesungguhnya, setiap saat saya selalu berdoa bagi dunia ini. Semoga dunia selalu tenteram dan bebas dari bencana. Kita juga berdoa semoga semua orang dapat mengarah pada kebajikan, membawa manfaat bagi sesama dengan welas asih, mengembangkan cinta kasih tanpa pamrih, dan membangkitkan kebijaksanaan murni di dalam diri masing-masing. Inilah harapan saya setiap tahun. Kekuatan cinta kasih dapat menolong orang-orang yang tertimpa bencana. Potensi kebijaksanaan dapat membuat dunia bebas dari bencana.
Bodhisatwa sekalian, beribu rasa syukur dan doa ini tak habis saya ungkapkan. Semoga setiap keluarga tenteram dan kebijaksanaan setiap orang bertumbuh. Berkah dan kebijaksanaan harus dipupuk dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengetahui dan memahami kebenaran, kita juga harus mempraktikkannya.
Saya mendoakan semoga semua orang senantiasa selamat dan tenteram. Semoga setiap keluarga damai dan dunia bebas dari bencana.
Berlatih ke dalam diri demi
menyadari hakikat sejati
Berlindung kepada Tiga Permata dan
menapaki Jalan Bodhisatwa
Bersyukur atas budi luhur semua
makhluk
Tekun dan bersemangat untuk
membawa manfaat bagi sesama
Ceramah
Master Cheng Yen tanggal 30 Oktober 2019
Sumber:
Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah:
Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 01 November 2019