Ceramah Master Cheng Yen: Menggerakkan Pelestarian Lingkungan

“Sesungguhnya, pembelian secara impulsive sangat sering ditemui. Ada sekitar 54 persen warga yang berkata bahwa mungkin karena strategi pemasaran dengan memberikan diskon atau beli satu gratis satu, mereka membeli barang-barang yang tidak perlu atau tidak cocok bagi mereka. Industri tekstil merupakan sumber pencemaran yang sangat besar. Jika konsumen tidak menyadari bahwa perilaku pembelian mereka bisa menimbulkan konsekuensi separah ini, maka mereka hanya akan meningkatkan pencemaran,” kata Lo Ko-jung,  Manajer Proyek Greenpeace.

“Butuh berapa hari untuk memilahnya?”

“Hari? Ini butuh waktu yang lama. Sulit menentukan waktunya, mungkin butuh sepanjang tahun,” jawab Lo Ko-jung, Manajer Proyek Greenpeace.

“Bibi, saat memilah pakaian di sini, apakah Bibi melihat pakaian baru?”

Ya, sangat banyak,” kata Nona Zhang, karyawati tempat daur ulang pakaian.

doc tzu chi indonesia

Lihatlah pakaian-pakaian yang bertumpuk bagaikan gunung. Banyak di antaranya yang masih memiliki label harga dan sangat baru. Saya sangat prihatin melihatnya. Bagaimana menangani pakaian-pakaian bekas ini? Bagaimana menangani pakaian-pakaian yang memakan tempat ini? Jumlah pakaian bekas terus bertambah.

Setiap tahun, industri garmen semakin berkembang. Pengusaha garmen sangat banyak. Untuk menjual pakaian kepada konsumen, dibutuhkan upaya pemasaran. Singkat kata, konsumsi dan produksi yang tiada henti membuat pakaian bekas semakin menumpuk. Pakaian-pakaian bekas itu akhirnya menjadi tumpukan sampah. Apa yang dilakukan dengan tumpukan-tumpukan sampah itu? Dibakar. Tidak mengherankan, kita bisa melihat polusi udara setiap hari.

Saat bernapas, kita menghirup udara yang tercemar itu. Semuanya masuk ke tubuh manusia. Ini tidaklah benar dan tidak seharusnya terjadi. Karena menghirup udara yang tercemar, tubuh manusia bisa terserang berbagai penyakit. Banyak masalah di dunia ini yang ditimbulkan oleh sebersit pikiran. Saat ada banyak orang yang berpikiran menyimpang, langkah-langkah mereka akan salah dan menimbulkan penyesalan.

Kini, bagaimana kita menangani polusi udara? Ini berkaitan dengan kesehatan semua orang di seluruh dunia, bukan negara atau wilayah tertentu saja karena kita semua hidup di kolong langit yang sama. Jadi, manusialah yang harus mengatasinya. Berhubung manusia yang menimbulkan masalah, maka manusia jugalah yang harus mengatasinya.

doc tzu chi indonesia

Bagaimana kita mengatasinya? Dimulai dari kehidupan sehari-hari. Jika tidak, pencemaran akan semakin parah. Selain udara, air dan bumi juga tercemar. Semua itu ditimbulkan oleh manusia. Manusialah penyebabnya. Kini, manusia harus tersadarkan dan menjaga kelestarian alam. Kini, nafsu keinginan orang-orang terhadap materi semakin tinggi. Mereka hanya ingin hidup nyaman dan takut bekerja keras.

Dahulu, orang-orang sangat bekerja keras dan bersedia bersumbangsih. Kini, orang-orang mengejar kenyamanan. Mereka membuang barang yang sudah dipakai, lalu membeli yang baru lagi. Barang-barang yang berlebih juga dibuang meski masih baru. Orang-orang perlahan-lahan memelihara kebiasaan seperti ini sehingga menimbulkan pencemaran bagi udara, bumi, dan lain-lain.

Kini kondisi iklim telah berubah. Ini sungguh memprihatinkan. Bagaimana membuat orang-orang memahami makna kehidupan yang sesungguhnya? Sulit untuk membimbing orang-orang. Saya juga mendengar Sutra yang saya babarkan. Saya terus memikirkan apa yang harus saya lakukan agar orang-orang bisa menyerap Dharma dan mempraktikkannya secara nyata. Ini berkaitan dengan jiwa kebijaksanaan setiap orang.

Kita hidup di sebuah ruang yang luas dengan waktu yang tak terhingga. Namun, waktu yang tak terhingga ini bukanlah milik kita. Waktu setiap orang sangat singkat. Hidup manusia hanya puluhan tahun. Puluhan tahun berlalu dengan cepat. Namun, polusi udara yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah terus berlangsung. Kita harus segera menghentikan polusi. Jika ini terus dibiarkan, maka konsekuensinya akan sangat serius. Sebanyak apa pun waktu yang dibutuhkan, harus ada yang memulai penanggulangan polusi.

doc tzu chi indonesia

Mari kita menjadi penggerak pelestarian lingkungan. Kita harus memulainya dengan menyucikan hati manusia dan menyucikan hati diri sendiri terlebih dahulu. Selain menyucikan hati manusia, kita juga harus berinisiatif menjaga kelestarian lingkungan. Kita harus memiliki konsep seperti ini.

“Tas ini terbuat dari apa? Indah sekali.

Dari penutup sofa bekas,” jawab Nona Zhang, karyawati tempat daur ulang pakaian.

“Ada yang memberikannya pada Anda?”

“Ya, saya gunakan untuk membuat tas. Ini juga terbuat dari penutup sofa,” jawabnya.

“Anda menggunakannya untuk membuat apa dan apa kegunaannya?”

“Untuk menyimpan uang kecil. Untuk berbelanja juga sangat bagus,” kata Nona Zhang.

Saudara sekalian, populasi manusia semakin meningkat. Mengurangi pencemaran lingkungan harus dimulai dari kita. Setiap orang hendaknya menyucikan hati, mengendalikan nafsu makan, dan menghargai barang-barang. Alangkah baiknya jika semua orang bisa sepaham, sepakat, dan bertindak bersama. Kita harus segera memulainya agar tidak terlambat. Populasi manusia terus meningkat setiap hari. Usia hidup manusia zaman sekarang juga cukup panjang.

Lihatlah, banyak lansia yang masih sehat dan bisa bekerja. Singkat kata, kita sangat berharap setiap orang bisa panjang umur dan selalu sehat. Namun, populasi manusia terus meningkat. Kita tentu tidak boleh membiarkan para lansia menjadi layu. Jadi, seiring meningkatnya populasi, yang terpenting adalah menjaga kesehatan.

Kita harus memulainya dari diri sendiri. Kita harus bermawas diri dan berhati tulus. Kini, setiap orang hendaknya bertekad dan berikrar dengan tulus untuk bervegetaris demi kesehatan, bukan demi agama. Dengan demikian, Bumi ini mungkin akan pulih secara perlahan.

Konsumsi yang berlebihan meningkatkan pencemaran
Tersadarkan dan tahu berpuas diri serta mementingkan pelestarian lingkungan
Memulai pelestarian lingkungan dengan menyucikan hati manusia
Menggalakkan pola makan vegetaris dimulai dari diri sendiri

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Januari 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 10 Januari 2018
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -