Ceramah Master Cheng Yen: Menghadapi Musim Dingin Ekstrem dengan Kehangatan Cinta Kasih

Saya sudah kembali. Setelah melakukan perjalanan selama 21 hari, saya pun kembali ke sini. Namun, cuaca sangat dingin. Kita bisa merasakan rasa dingin yang membeku. Bukan hanya dingin, tetapi juga membeku. Ini membuat kita teringat akan wilayah-wilayah yang cuacanya jauh lebih dingin. Bagaimana orang-orang yang menderita sanggup menahan rasa dingin ini? Sebelum meninggalkan Taichung, saya mendengar komisaris kehormatan kita berkata bahwa sehari sebelum gelombang arus dingin menerjang, sekitar pukul 9 malam, mereka menyediakan teh jahe yang panas, makanan hangat, syal, dan selimut. Mereka terjun ke jalan untuk menyebarkan cinta kasih yang penuh kehangatan. Ini bukan hanya dilakukan di wilayah tengah Taiwan. Ternyata, relawan di wilayah utara dan selatan Taiwan juga mencurahkan perhatian.

Cuaca sangatlah dingin. Sedingin apakah cuaca saat ini? Banyak Negara di belahan utara Bumi yang berkata bahwa dalam puluhan tahun terakhir, cuaca tidak pernah sedingin ini. Cuaca benar-benar sangat dingin. Terjangan gelombang arus dingin ini diakibatkan oleh perubahan iklim. Tidak mengherankan, Biro Cuaca Pusat mengumpamakan bentuk perlawanan dari alam ini dengan monster. Saya masih ingat hari itu, saat pergi ke Qingshui, saya tahu bahwa suhu udara akan menurun. Saya berpikir, di Qingshui selalu bertiup angin kencang, pasti akan sangat dingin. Begitu kami turun dari mobil, para relawan di sana segera mengelilingi kami dengan terpal plastik untuk melindungi kami dari angin yang dingin. Sesungguhnya, cuaca memang sangat dingin, tetapi jalinan kasih sayang antarmanusia tetap penuh kehangatan. Begitu masuk ke dalam, saya mendengar gema genderang yang membangkitkan semangat setiap orang. Begitu berbalik, saya melihat sekelompok relawan perempuan yang menyambut kami dengan hangat. Gema genderang telah menciptakan suasana yang penuh kehangatan.

Dalam perjalanan saya kali ini, Taiwan yang saya lihat merupakan sebuah pulau permata yang penuh cinta kasih dan kebajikan. Perhentian pertama saya kali ini adalah Yilan. Dekorasi di Yilan penuh dengan suasana sukacita, seperti Tahun Baru Imlek. Acara Pemberkahan Akhir Tahun pertama dihadiri oleh relawan daur ulang. Para Bodhisatwa lansia sungguh menggemaskan. Satu demi satu Bodhisatwa lansia menyatakan bahwa mereka mengasihi bumi. Selama bertahun-tahun, mereka bertekad untuk mengikuti langkah saya dan menapaki jalan yang saya tunjukkan. Sebagian relawan sudah berusia 80-an dan 90-an tahun. Namun, pementasan adaptasi Sutra mereka tidak kalah dari relawan-relawan muda. Mereka juga melakukan gerakan yang berbeda-beda. Saat satu kelompok duduk, kelompok yang lain berdiri. Mereka melakukannya secara bergantian dengan sangat serempak. Pementasan seperti ini sungguh tidak mudah.

Di Taipei juga demikian. Semua orang bergerak secara serempak. Setiap orang sangat bersungguh hati. Ribuan orang memiliki kesatuan hati, ini tidaklah mudah. Di Taipei, saya melihat kesungguhan hati, cinta kasih, ketulusan, dan kesatuan hati semua orang. Terlebih lagi, di Rumah Sakit Tzu Chi Taipei, pementasan adaptasi Sutra digelar secara bersamaan di dua tempat. Di dua tempat, para dokter mementaskan adaptasi Sutra Buddha Bhaisajyaguru yang sangat menyentuh hati. Pementasan adaptasi Sutra ini sangat indah hingga dapat menyentuh hati. Tentu saja, para korban luka-luka dalam insiden ledakan di Ba-xian Water Park juga hadir secara khusus untuk menyatakan cinta kasih mereka terhadap para tenaga medis. Para dokter dan perawat kita merawat mereka dengan cinta kasih orang tua. Satu per satu, mereka mengungkapkan rasa terima kasih mereka. Setelah acara berakhir dan saya akan pergi, mereka masih berbaris di luar. Dua pasien membentuk satu hati dengan tangan mereka. Mereka semua bersedia untuk mendedikasikan diri bagi masyarakat di masa mendatang. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Tentu, para dokter kita juga demikian. Setiap orang membentuk satu hati dengan kedua tangan mereka. Ini membuat saya tidak bisa menahan diri untuk menghampiri mereka meski telah berada di samping mobil. Saya sungguh sangat bersyukur. Saya telah menerima semua hati mereka. Pemandangan ini sungguh penuh kehangatan. Inilah cinta kasih Taiwan.

Lalu, saya pergi ke wilayah selatan Taiwan dan tiba di Taoyuan dan Hsinchu. Di setiap tempat, saya merasa sangat tersentuh. Selain itu, para relawan bisa bekerja sama dengan harmonis. Setiap orang rela bersumbangsih dengan cinta kasih yang tak terbatas demi masa depan yang lebih baik. Saat pergi ke Taichung, saya pasti pergi ke rumah sakit kita di Tanzi. Para dokter di rumah sakit kita di Tanzi benar-benar penuh semangat tabib agung. Mereka juga mempraktikkan Catur-samgraha-vastu (berdana, berkata baik, berbuat baik, bekerjasama dengan baik).

Pementasan adaptasi Sutra Buddha Bhaisajyaguru mereka juga sangat menyentuh hati. Selain memainkan peran dengan jubah putih, Kepala rumah sakit juga memainkan peran dengan baju hitam. Beliau mengambil bagian bersama dokter-dokter lainnya. Demi mempersembahkan pementasan yang penuh kekuatan, mereka harus menepuk lantai. Lantai Rumah Sakit Tzu Chi Taichung sangat keras karena terbuat dari semen yang ditutupi dengan papan kayu. Karena itu, sulit untuk menghasilkan suara. Jadi, mereka harus menepuk sekuat tenaga. Tangan Kepala Rumah Sakit Chien sampai bengkak akibat menepuk lantai. Dia sungguh mengerahkan banyak tenaga. Selain itu, mereka juga bertekad dan berikrar untuk meneladani semangat Mahabhiksu Jian Zhen yang berlayar ke timur untuk pergi ke Jepang tanpa takut akan kesulitan. Formasi kapal cinta kasih agung ini terlihat sangat kukuh. Dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih, mereka mempersembahkan pementasan seperti ini. Sungguh, di setiap tempat yang saya kunjungi, terdapat banyak kisah yang menyentuh hati yang tidak bisa saya ulas satu persatu secara detail. Namun, setiap acara Pemberkahan Akhir Tahun membuat orang sangat tersentuh.

Salju turun di Taiwan akibat terjangan arus dingin

Bantuan dan curahan perhatian insan Tzu Chi membawa kehangatan

Mengambil bagian dalam pementasan adaptasi Sutra dengan penuh kesatuan hati

Membimbing semua makhluk dengan tekad pelatihan yang teguh
Sumber: Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Januari 2016
Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 27 Januari 2016
Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -