Ceramah Master Cheng Yen: Menghargai Berkah dengan Menghargai Sumber Daya Alam
Manusia harus sadar. Kini di Jalur Gaza, sudah 90 persen dari seluruh daerah tidak memiliki air bersih yang aman dikonsumsi. Mereka sangat khawatir. Pada tahun 2020, diperkirakan kekeringan mencapai 100 persen. Ini karena air tanah di lapisan dalam Bumi sudah dieksploitasi warga setempat sejak zaman dahulu.
Kini, persediaan air tanah sudah mengering. Air laut pun sudah mulai meresap ke dalam lapisan tanah. Akibatnya, tiada lagi air yang aman untuk minum. Jika tak kunjung sadar, manusia akan terus mengira sumber daya alam di dalam Bumi selalu berlimpah.
Seperti orang zaman sekarang, bukan hanya menyedot air tanah, tetapi juga mengeksploitasi minyak bumi. Mereka terus mengeksploitasi sumber daya alam, memproduksi barang, dan menghasilkan sampah. Inilah kondisi generasi muda zaman sekarang yang tidak mengerti untuk menghargai berkah dan menghargai usia sumber daya alam.
Ketahuilah bahwa buah penderitaan akibat semua ini juga akan dirasakan oleh generasi muda. Manusia di masa mendatang mungkin akan kekurangan sumber daya alam. Jadi, kini kita semua, terutama generasi muda harus berintrospeksi. Kita harus memandang serius masalah kurangnya air bersih dan eksploitasi minyak bumi.
Kita harus menghargai sumber daya alam dan menghargai berkah dalam keseharian. Kita harus menyadari berkah dan kembali menciptakan berkah. Kita sungguh harus menciptakan berkah. Bencana topan di Taitung tahun lalu membawa kerusakan yang sangat besar. Salah satunya, Desa Xianglan di Taimali, Taitung telah dibantu Tzu Chi dan sudah mulai pulih.
Saya berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di seluruh Taiwan, terutama para anggota Tzu Cheng dan komite dari Yilan yang membantu proses pemulihan dan perbaikan rumah warga di Taimali selama lebih dari empat bulan. Kini seluruh proses telah rampung. Namun, masih ada satu komunitas suku asli, yaitu Tjukuvulj dengan 48 kepala keluarga yang membutuhkan bantuan tempat tinggal. Pemerintah telah menyediakan lahan yang kita anggap aman. Warga setempat juga sangat berterima kasih.
Kita berharap setelah pembangunan dimulai, prosesnya dapat selesai dan warga dapat pindah sebelum Festival Pertengahan Musim Gugur. Kini pembangunan sedang berlangsung. Inilah kekuatan dari cinta kasih yang terhimpun. Butiran beras dapat memenuhi lumbung, tetesan air dapat membentuk sungai. Kekuatan cinta kasih yang terhimpun dapat membantu mereka yang dalam kesulitan.
Setelah bencana terjadi, kita bergerak cepat dan beberapa bulan kemudian, warga sudah bisa menempati rumah yang aman dan kembali menjalani kehidupan dengan tenang. Rumah itu tahan gempa hingga 8 skala Richter dan tahan topan level 17. Bangunan itu sangat kokoh. Inilah sumbangsih penuh cinta kasih.
Banyak bencana terjadi di dunia ini. Belakangan ini Thailand juga sering dilanda banjir. Kini banjir kembali terjadi. Insan Tzu Chi di Thailand segera mengajak warga sekitar untuk turut membantu agar setelah bencana terjadi, semua orang dapat melewati masa-masa sulit.
Kita sungguh harus mengajak lebih banyak orang baik yang jauh maupun yang dekat untuk menghimpun kekuatan cinta kasih agar dapat membantu mereka yang membutuhkan. Kita semua harus bersungguh hati dan berusaha dengan segenap kemampuan. Tentu, insan Tzu Chi selalu bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Kehangatan di dunia ini juga masih ada.
Kita melihat acara yang diadakan di Griya Jing Si kemarin. Acara ini diadakan pada tanggal 23 bulan 12 Imlek setiap tahunnya. Pembagian bantuan bulanan di Griya Jing Si biasa diadakan pada tanggal 24 Imlek setiap bulan. Khusus di bulan 12, diadakan lebih cepat sehari.
Jadi, pada tanggal 23 bulan 12 Imlek, diadakan makan bersama para penerima bantuan. Suasananya seperti Tahun Baru Imlek. Ada sebuah kompor dan panci di setiap meja. Para penerima bantuan sangat gembira. Saat saya berjalan menghampiri mereka, mereka sangat gembira. Setiap keluarga berkumpul bersama untuk makan makanan lezat.
Sekelompok lansia setempat juga mempersembahkan pertunjukan. Ada pula pertunjukan musik, baik musik tradisional maupun modern. Anak-anak kecil juga mementaskan pertunjukan. Mereka amat menggemaskan. Suasananya sangat meriah.
Kemarin, kita menyediakan sekitar 150 meja makan. Saya sangat tersentuh. Di dapur juga sangat ramai dan sibuk, sungguh penuh suasana Tahun Baru. Bukan hanya di Hualien, sesungguhnya di seluruh Taiwan pada saat-saat ini pasti diadakan acara makan bersama. Keluarga kita sangat besar. Bukan hanya di Taiwan, di berbagai Negara di dunia juga diadakan acara yang sama. Semua ini dilakukan atas dasar cinta kasih.
Di setiap negara diadakan acara serupa dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek. Suasana hari raya sungguh penuh kegembiraan dan mengharukan. Baiklah, begitu banyak hal yang mengharukan. Kisah yang penuh kehangatan juga tak habis diceritakan.
Namun, yang terpenting adalah semua orang harus meningkatkan kewaspadaan. Bumi kita saat ini membutuhkan kasih sayang dari kita semua. Janganlah kita bersikap boros. Usahakan untuk makan dengan lebih sederhana dan bervegetaris. Pola hidup vegetaris bukan lagi ranah agama, melainkan wujud kasih sayang terhadap Bumi. Ini juga demi menjaga kesehatan sendiri.
Pola makan vegetaris juga ramah lingkungan. Ia baik bagi tubuh, juga baik bagi alam. Pola hidup ini dapat mengurangi pencemaran udara sehingga temperatur Bumi tidak terus meningkat. Setiap orang bertanggung jawab atas Bumi ini. Ini sangatlah penting. Harap semua lebih bersungguh hati.
Kekeringan terjadi akibat eksploitasi air tanah
Menciptakan berkah dengan menghargai sumber daya alam
Membantu warga memulihkan lingkungan tempat tinggal
Bervegetaris demi menjaga kesehatan tubuh dan alam
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Januari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Januari 2017