Ceramah Master Cheng Yen: Menghargai Jalinan Jodoh Baik untuk Membimbing Semua Makhluk
Bodhisatwa sekalian, waktu dapat mendukung penumbuhan
kebijaksanaan. Seiring berlalunya waktu, kita harus menumbuhkan jiwa
kebijaksanaan agar kita senantiasa merasa bahagia dan dipenuhi sukacita dalam
Dharma. Bukankah ini yang harus kita lakukan? (Ya) Ya. Tentu, banyak hal yang membuat
kita sedih. Sebelum datang, saya sangat berharap bisa bertemu dengan Zheng
Zhuang di sini. Namun, saya hanya bisa melihatnya lewat panggilan video. Jiwa
kebijaksanaannya sangat kuat. Saya yakin tekadnya tidak akan tergoyahkan.
Kehidupan adalah naskah yang telah ditulis dan tidak bisa
diedit. Kita harus memahami bahwa naskah hidup kita ditentukan oleh perbuatan
kita di kehidupan lampau. Usai memainkan peran kita di atas panggung kehidupan,
kita harus membungkukkan badan dan turun dari panggung dengan pikiran yang
jernih dan penuh sukacita.
Kita juga mendengar kisah kedua relawan pertama kita di
Hsinchu yang salah satunya juga merupakan komisaris kehormatan. Mereka juga
menyediakan tempat agar kita bisa berkumpul dan melakukan kebaktian. Meski
ladang pelatihan itu tidak besar, tetapi telah mendukung pembinaan spiritual
banyak orang. Kedua relawan itu adalah Bapak Chen dan Jin-lian.
Sepanjang hidupnya, Jin-lian sangat berdedikasi. Meski
merasa sangat kehilangan, tetapi kita harus mendoakannya. Saya sering berkata
bahwa tidak ada yang bisa mengetahui panjang atau pendeknya usia seseorang. Namun,
kita bisa memperkaya dan memperdalam makna kehidupan kita. Buddha datang ke
dunia ini untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa. Saya mendengar bahwa saat
mendengar Dharma, kalian juga membuat catatan. Kalian mengingat semuanya dengan
jelas.
Setelah mendengar Dharma, kalian harus sepaham, sepakat, dan
bertindak bersama. Saya juga mendengar bahwa para relawan kita mengemban misi
di komunitas masing-masing. Saya sangat tersentuh dan bersyukur. Kantor Tzu Chi
ini adalah rumah kita bersama. Kita harus menjaga rumah ini dan menjadikannya
sebagai tempat untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.
Kita semua adalah insan Tzu Chi generasi pertama. Kita bukan
hanya mengemban misi demi Taiwan, melainkan demi seluruh dunia. Kantor Tzu Chi
adalah rumah kita. Kita harus bersungguh hati memanfaatkan ladang pelatihan ini
untuk berbagi Dharma. Agar bisa melakukannya, dibutuhkan kesungguhan hati.
Hari ini, saya melihat dan mendengar para relawan kita
berbagi kisah. Keharmonisan dan keteguhan tekad kalian merupakan persembahan
terbesar bagi saya. Saya sudah lanjut usia. Kemarin, saya menekankan bahwa hidup
manusia memang tidak kekal. Dalam perjalanan kali ini, saya menyadari bahwa
kondisi fisik saya sudah menurun. Saya sering berkata bahwa kunjungan saya
berikutnya adalah untuk menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun. Namun, saya tidak
tahu apakah saya bisa datang dalam kunjungan berikutnya. (Pasti bisa)
Saya tidak tahu bisa atau tidak. Singkat kata, kita harus saling
mengasihi. Kita harus mengasihi setiap orang di sekeliling kita dan menggenggam
waktu untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kita harus menghargai waktu. Kita
juga harus menghargai ladang pelatihan kita dan memanfaatkannya untuk berbagi
Dharma. Di Hsinchu, teknologi berkembang dengan pesat.
Bodhisatwa sekalian, saya berharap bukan hanya pengetahuan
yang berkembang, tetapi juga kebijaksanaan. Jika kalian mengikuti ceramah saya,
kalian pasti mendengar saya mengulas tentang mengubah kesadaran menjadi
kebijaksanaan. Untuk memperbaiki kehidupan, kita harus menggenggam waktu untuk
menumbuhkan jiwa kebijaksanaan karena kita tidak tahu berapa lama kita bisa
hidup. Ladang pelatihan kita ini berawal dari tempat kecil seluas 66 meter
persegi hingga kini berkembang menjadi kantor yang indah.
Meski angin di Hsinchu sangat kencang, tetapi saya berharap
angin dan udara yang baik dapat menumbuhkan benih yang baik pula. Benih-benih
bertunas dan tumbuh menjadi pohon besar yang membentuk hutan. Kini, setiap
orang harus menginspirasi relawan yang tak terhingga. Satu pohon bisa
menghasilkan benih yang tak terhingga.
Kali ini, kita juga melihat anak-anak muda yang bergabung
dalam barisan relawan. Kita semua adalah insan Tzu Chi generasi pertama. Kita
harus memikul tanggung jawab untuk mewariskan semangat Tzu Chi kepada
generasi-generasi berikutnya. Kali ini, saat datang ke sini, saya merasa tenang
dan dipenuhi sukacita. Meski detik demi detik tetap berlalu dengan cepat, tetapi
kita bisa menggenggam setiap detik dan menganggapnya sebagai satu detik yang
tiada duanya dalam hidup kita.
Setiap detik tidak akan terulang kembali begitu berlalu. Karena
itu, kita harus menggenggam setiap detik dengan baik. Setiap detik adalah satu
detik yang tidak ada duanya dalam hidup kita. Kita harus menghargai waktu dan
jalinan jodoh antarmanusia. Jalinan jodoh baik adalah modal untuk menjadi
Bodhisatwa dunia.
Bagaimana kita membimbing semua makhluk? Modal untuk
membimbing semua makhluk adalah jalinan jodoh baik. Apakah kalian paham?
(Paham) Dengan menjalin jodoh baik, berarti kita menghimpun modal untuk menjadi
Bodhisatwa di kehidupan mendatang. Jadi, kita harus menghargai waktu dan
jalinan jodoh baik antarmanusia.
Saya berharap prinsip kebenaran yang saya bagikan secara sederhana
dapat meresap ke dalam hati kalian. Jika tidak paham, kalian bisa saling
berbagi pemahaman dan saling membantu. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa) Baik.
Semoga saat kembali berkunjung ke sini, saya bisa melihat Bodhisattwa dunia yang
penuh semangat pelatihan.
Memiliki jiwa kebijaksanaan yang kuat dan
keteguhan tekad
Menyediakan ladang pelatihan untuk menghimpun
jalinan jodoh baik
Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan untuk
mewariskan ajaran Jing Si
Menghargai
jalinan jodoh baik untuk membimbing makhluk yang tak terhingga
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 November 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 November 2017