Ceramah Master Cheng Yen: Menghargai Jalinan Jodoh untuk Menyebarkan Dharma dan Menumbuhkan Harapan


“Kami telah mengadakan 3 sesi Pemberkahan Akhir Tahun di Bodh Gaya. Kami sangat dipenuhi berkah karena dapat berada di tempat Buddha mencapai pencerahan. Kami tidak hanya mendengarkan Dharma, tetapi juga mempraktikkannya. Saat ini, melalui Pemberkahan Akhir Tahun, kami juga dapat menyebarkan Dharma. Kami sangat dipenuhi berkah. Kami sangat berterima kasih kepada Master yang telah memberikan ladang berkah yang besar dan membuka jalan yang lurus,”
kata Su Qi-feng relawan Tzu Chi.

“Relawan setempat juga sangat tekun dan bersemangat menjaga perahu Dharma ini bersama-sama tanpa takut ombak yang tinggi. Kami telah melihat harapan. Pemberkahan Akhir Tahun kali ini tidak hanya meninggalkan kesan bagi Bodhisatwa yang turut dalam pementasan, melainkan juga bagi lebih dari 2.300 orang yang hadir dalam 3 sesi ini. Semuanya memberikan respons yang sangat baik,” pungkas Su Qi-feng.

Saya berterima kasih kepada Bodhisatwa sekalian yang telah mewakili saya menabur benih di sana. Saya sangat bersyukur karena dapat melihat pemandangan yang menggembirakan. Ini bukanlah hal yang mudah. Saya merasa sangat bersyukur.

“Dalam pementasan kali ini, setelah pertemuan dengan kepala sekolah, kepala sekolah menyetujui siswa kelas 8 untuk berpartisipasi dalam pementasan. Kakak Guo-xiang bertanggung jawab dalam melatih pementasan; relawan setempat bertanggung jawab dalam penerjemahan. Kami menempelkan poster di dinding sekolah dengan mencantumkan ejaan fonetik Hanyu Pinyin, bahasa Hindi, dan bahasa Inggris,” kata Huang Shi-yu relawan Tzu Chi.

“Pementasan kami berbahasa Mandarin dan mereka tidak paham sehingga kami harus menjelaskannya terlebih dahulu. Sesungguhnya, kami hanya datang 5 kali ke sekolah. Setiap sesi latihan tidak sampai 1 jam dan kami baru menjalani latihan sebanyak 3 kali. Penampilan anak-anak membuat kami sangat terkesan,” Pungkas Huang Shi-yu.


Sekelompok anak-anak ini telah membawa isyarat tangan dan lagu yang hangat ke dalam sekolah mereka. Saya senantiasa bersyukur setiap saat. Insan Tzu Chi tidak pernah membeda-bedakan negara dan bahasa. Mereka selalu menemukan metode untuk dapat merangkul negara mana pun. Inilah Bodhisatwa dunia.

Saat ini, dapat dikatakan bahwa di dunia ini, ketika satu tangan bergerak, seribu tangan akan turut bergerak. Kita telah melihat lagu "Dunia Bodhisatwa Berlengan Seribu." Lihatlah, satu tangan, dua tangan, bahkan setiap pasang tangan muncul dengan sangat rapi dan menunjukkan kekuatan di balik kelembutan. Saya telah menonton pertunjukan ini sebanyak 2 hingga 3 kali. Namun, setiap kali menontonnya, saya merasa sangat kagum.

Selama kita memiliki hati, tidak ada hal yang tidak dapat kita kerjakan. Kita semua hidup di era yang sama, yaitu terpaut dari zaman Buddha lebih dari 2.500 tahun. Saat ini, kita harus bisa membawa cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin yang Buddha miliki ke tengah-tengah dunia dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Hendaknya kita membawa semangat Buddha dan sifat-sifat Buddha ini kembali ke tanah kampung halaman-Nya.

Saya sangat berterima kasih kepada Bodhisatwa dari Malaysia yang langsung bergerak ketika mendengar harapan saya. Mereka menghimpun tekad yang sama, mengatur pekerjaan dan bisnis mereka, dan meluangkan waktu untuk mendedikasikan diri dengan sepenuh hati untuk membawa manfaat bagi kampung halaman Buddha.


“Tanggung jawab saya ialah melatih mereka. Waktu kita tidak banyak, hanya 2 minggu. Tentu saja, suhu udara juga sangat dingin, terlebih karena tempat latihan itu terbuka dan lebih tinggi. Di sini, seluruh tim dari luar negeri berlatih bersama. Di sini, semua tim dari luar negeri berlatih bersama. Usia saya tidak lagi muda, kepala dan tubuh saya juga sering sakit sehingga memerlukan banyak koyo. Namun, hal ini tidak menjadi masalah bagi saya. Hal yang terpenting ialah orang-orang di Bodh Gaya, India dapat mempelajari semangat di balik lagu ‘Jalankan Ikrar’,”
kata Ling Yong-shun relawan Tzu Chi.

“Tentu saja, tantangan yang kami hadapi ialah bahasa dan budaya yang berbeda. Mereka sering kali datang terlambat dan pulang lebih awal. Terkadang, fisik dan waktu juga tidak mendukung. Kami harus memanfaatkan setiap waktu dan kesempatan yang ada untuk berlatih. Kita semua dipenuhi sukacita dalam Dharma. Ketika Master ingin mengubah kondisi India, kami memiliki kesempatan untuk menyebarkan Dharma di Bodh Gaya. Terlepas dari semua kesulitan yang ada, perahu Dharma akhirnya dapat berlayar di sana,” pungkas Ling Yong-shun.

Saya sangat berterima kasih kepada semua relawan dari Singapura dan Malaysia yang telah mewakili saya dengan sepenuh hati. Dengan hati yang tulus, kalian telah menapakkan kaki di India. Kunjungan kalian ke sana, telah membuka harapan masa depan di sana. Berkat misi amal, kita memiliki jalinan jodoh untuk lebih memberikan perhatian kepada kampung halaman Buddha. Hal yang lebih penting ialah pendidikan.


Saya berharap bahwa kita dapat meneruskan misi Tzu Chi di sana. Dengan adanya jalinan jodoh, kita dapat mengubah kehidupan di sana dengan pendidikan. Hendaknya kita lebih banyak menyebarkan Dharma sehingga semangat dan nilai-nilai Tzu Chi dapat dipraktikkan di sana. Saya sangat tersentuh dan bersyukur.

Lihatlah, para wanita di kelas menjahit sangat menawan. Saya yakin dengan bimbingan yang baik, mereka akan menjadi benih yang baik pula. Dengan keahlian yang mereka miliki, mereka dapat menstabilkan ekonomi keluarga. Ini adalah hal yang baik. Ada sangat banyak kisah yang tak habis untuk diceritakan. Saya telah melihat bahwa anak-anak setempat sangat cemerlang. Dengan perhatian dan bimbingan kalian, mereka sungguh akan menjadi harapan masa depan. Melihat bagaimana insan Tzu Chi bersumbangsih di tanah kampung halaman Buddha, saya sangat menghargai itu.

Hendaknya kalian menjaga diri dengan baik, tekun, dan bersemangat. Tempat itu adalah ladang pelatihan agung bagi semua Bodhisatwa. Hendaknya kalian menggenggam jalinan jodoh untuk mewakili saya melihat apa yang harus dilihat, menapaki jalan yang harus ditapaki, dan melakukan hal yang harus dilakukan. Saya berterima kasih kepada semuanya.

Hendaknya kalian membimbing para wanita dan anak-anak muda dengan baik. Membimbing mereka adalah ikrar terbesar kalian ketika pergi ke sana. Jangan biarkan ikrar, tekad, dan jalinan jodoh ini hilang. Hendaknya kalian menggenggam jalinan jodoh dengan baik untuk membimbing mereka. Inilah harapan terbesar saya. Terima kasih.

Jangan biarkan Dharma tertinggal. Hendaknya kalian sungguh-sungguh menabur benih di sana. Saya berharap semuanya dapat terus membawa semangat Tzu Chi ke kampung halaman Buddha. Saya menunggu kalian untuk memenuhi kampung halaman Buddha dengan semangat Tzu Chi. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.

Memiliki tekad yang sama tanpa membeda-bedakan negara
Membangun ikrar dan praktik dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Mengubah kondisi kehidupan dan menumbuhkan harapan
Menyebarkan Dharma tanpa menyerah dan menghargai jalinan jodoh

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 03 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 05 Februari 2024
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -