Ceramah Master Cheng Yen: Menghargai Sumber Daya Alam dan Membalas Budi

Inilah lima masalah besar yang ditimbulkan oleh perkembangan tren. Pertama, hanya bertahan sesaat. Kedua, merupakan sumber pencemaran terbesar kedua, baik penanganan produk yang sudah jadi maupun proses produksinya. Perkembangan tren akan mengakibatkan kelebihan produksi dan pemborosan. Akibatnya, timbullah masalah ketiga, terlalu banyak pakaian bekas. Mendaur ulang pakaian bekas memang baik, tetapi banyak orang yang salah paham. Mereka menyumbangkan pakaian bekas hanya demi meluangkan tempat untuk pakaian baru. Jadi, mereka membeli semakin banyak pakaian dan terciptalah siklus yang buruk.

Apakah kalian tahu bahwa pada tahun 2012, di Taipei saja sudah terkumpul lebih dari tiga juta kilogram pakaian bekas? Lalu, apa masalah keempat? Tidak mengikuti pertukaran empat musim lagi. Meski dalam setahun tetap ada empat musim, tetapi perkembangan tren pakaian jauh lebih cepat dari pertukaran musim. Masalah kelima adalah sangat tidak ramah lingkungan. Setiap tahun, rata-rata ada 85 persen pakaian dan kain yang dibuang ke tempat pembuangan akhir. Jadi, rata-rata setiap orang menghasilkan sampah sebanyak 31,5 kilogram.

Program “Ayo! Tanya Profesor Jenius” sungguh sangat bagus. Para reporter cilik kita juga mencari tahu tentang pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh perkembangan tren serta teknologi yang berkaitan dengan sandang, pangan, papan, dan transportasi. Program Da Ai TV ini dapat dipahami oleh anak-anak dan mengingatkan orang dewasa untuk tidak memboroskan sumber daya alam. Jika pakaian kita masih bisa diperbaiki, maka perbaikilah. Masyarakat zaman sekarang juga diimbau untuk belajar menjahit agar bisa memperbaiki (menjahit) pakaian bekas atau membuat pakaian baru. Imbauan seperti ini sungguh sangat baik karena orang-orang dapat memperbaiki pakaiannya masing-masing. Bukan hanya perkembangan tren yang berjalan sangat cepat, bahkan alat transportasi pun demikian.

Amerika Serikat mengembangkan sejenis kereta berkecepatan tinggi yang lebih cepat dari pesawat terbang. Kabarnya, dari Taipei ke Kaohsiung, hanya sekitar 20 menit. Saat mendengarnya, saya berpikir, “Dengan kecepatan seperti ini, berapa luas lahan yang akan mengalami kerusakan dan berapa banyak emisi karbon yang akan tercipta?”

Sungguh, hidup di dunia ini, nafsu keinginan manusia untuk mengejar sesuatu selamanya tidak akan berakhir. Alam semesta yang semula sangat indah ini mengalami kerusakan karena manusia yang terus mengejar kenikmatan hidup. Ini sungguh membuat orang merasa sedih. Sungguh, aktivitas manusia telah merusak Bumi, menimbulkan pencemaran lingkungan, dan membuat unsur alam tidak selaras.

Akibat ketidakselarasan empat unsur alam, sebagian wilayah dilanda banjir, sedangkan wilayah lainnya mengalami kekeringan sehingga petani tidak dapat bercocok tanam dan tanaman pangan pun layu. Lalu, bagaimana manusia bisa bertahan hidup? Ini sungguh mengkhawatirkan.

Kita juga sangat mengkhawatirkan kebakaran besar di Kanada. Kebakaran ini telah berlangsung belasan hari dan terus merambat dari wilayah pegunungan ke wilayah perkotaan. Bagaimana cara kita membantu korban kebakaran? Relawan di Kanada terus memberikan laporan tentang kondisi setempat. Pemerintah setempat juga bekerja sama dengan Palang Merah Kanada untuk menjaga kesejahteraan masyarakat. Jika Palang Merah Kanada menggalang 1 dolar maka pemerintah juga akan memberikan 1 dolar. Jika Palang Merah Kanada menggalang puluhan juta dolar maka pemerintah juga akan memberikan puluhan juta dolar.

Selain itu, kini di Edmonton disediakan sebuah tempat yang luas untuk menampung warga yang rumahnya terbakar atau dievakuasi. Barang kebutuhan sehari-hari juga disediakan di sana. Insan Tzu Chi juga diundang untuk memberikan barang bantuan di sana. Karena itu, Tzu Chi diberikan ruang yang cukup luas di sana. Untuk itu, insan Tzu Chi harus mempersiapkan barang bantuan. Kini, yang paling dibutuhkan adalah selimut yang tebal karena perbedaan suhu pada siang dan malam hari sangat besar. Ini merupakan kebutuhan darurat.

Berhubung ini merupakan kebutuhan darurat, maka kemarin, kita segera mengambil keputusan dan menghubungi perusahaan penerbangan. Saya sangat berterima kasih kepada China Airlines yang memberikan diskon 50 persen untuk biaya pengiriman 4.020 helai selimut yang tebal. Inilah bantuan darurat yang akan kita kirimkan kepada Kanada. Kebakaran besar di Kanada kali ini sungguh membuat orang khawatir. Namun, dengan adanya cinta kasih, kita bisa menolong banyak orang.

Yang berada di Ekuador sekarang merupakan tim tanggap darurat gelombang kedua. Kita membutuhkan relawan dari AS untuk pergi ke Ekuador karena lebih dekat. Kita juga membutuhkan relawan dari Amerika Selatan karena mereka menguasai bahasa Spanyol. Relawan kita menjalankan program bantuan lewat pemberian upah selama delapan hari di Ekuador. Program bantuan ini berakhir dalam 8 hari. Pada penutupan program bantuan ini, relawan kita mengajak warga untuk memperingati Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Apa makna dari tiga hari besar itu? Insan Tzu Chi menjelaskan bahwa mereka harus bersyukur kepada orang tua dengan berbakti, bersyukur kepada semua makhluk dengan berbuat baik, dan bersyukur kepada Buddha. Berkat ajaran Buddha, barulah para relawan kita bisa bersumbangsih secara sukarela. Relawan kita menempuh perjalanan yang jauh dengan mengeluarkan biaya sendiri dan mengatasi berbagai kesulitan untuk menolong para korban gempa.

Berkat ajaran Buddha, relawan kita bisa menapaki Jalan Bodhisatwa dengan penuh cinta kasih dan mengatasi segala kesulitan sehingga bisa menjangkau Ekuador. Relawan kita berbagi dengan warga setempat bahwa untuk memperingati Hari Waisak dan Hari Ibu, setiap orang hendaknya mengikuti ajaran Buddha untuk berbakti kepada orang tua. Setiap orang juga hendaknya bersyukur atas sumbangsih sesama manusia.

“Melihat kami menderita, insan Tzu Chi datang dari jauh untuk menyemangati dan mendukung kami. Melihat insan Tzu Chi menangis bersama kami, kami sangat tersentuh. Kami masih berusaha untuk membebaskan diri dari kondisi yang sulit. Karena itu, melihat senyuman setiap orang saat ini sangat bermakna bagi kami,” kata William, salah seorang penerima bantuan.“Banyak orang yang berkata bahwa kami tidak boleh menangis lagi karena telah meneteskan terlalu banyak air mata. Kini kami harus keluar dari kesedihan. Kami pasti bisa,” kata Maoli, warga lainnya.

Upacara Waisak dihadiri oleh lebih dari 1.000 orang di negara yang mayoritas warganya menganut agama Katolik. Setiap orang sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang datang dari negara yang jauh dan tidak memiliki hubungan apa pun dengan mereka untuk bersumbangsih. Setiap orang mengungkapkan rasa syukur mereka.

“Pascagempa, setidaknya kami tidak dilupakan. Saya sangat berterima kasih kepada kalian yang telah datang untuk menolong kami. Ini tidak berkaitan dengan berapa banyak uang ataupun bantuan yang Tzu Chi berikan pada kami. Yang terpenting adalah sumbangsih kalian membuat kami bisa memulai hidup baru. Tuhan memberkahi Manta! Mari kita melangkah bersama!” tegas Miguel, warga penerima bantuan lainnya.

Memboroskan sumber daya alam berarti mengikis berkah

Mengejar perkembangan tren dapat menimbulkan pencemaran lingkungan

Menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi para korban bencana

Membalas budi luhur Buddha, orang tua, dan semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Mei 2016 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 Mei 2016

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -