Ceramah Master Cheng Yen: Menghargai Sumber Daya Demi Mengurangi Pencemaran
Beberapa hari ini, Da Ai TV menyajikan liputan mendalam tentang pembuatan pakaian. Untuk membuat kain, dibutuhkan banyak sumber daya, Baik energi, air, maupun yang lainnya, semuanya dihabiskan dalam jumlah besar. Selain itu, juga menghasilkan limbah yang menimbulkan perubahan iklim dan merusak bumi. Semuanya berdampak pada manusia. Zaman sekarang, semua makhluk menciptakan karma buruk. Semakin banyak karma buruk, maka semakin banyak penderitaan yang harus dirasakan semua makhluk. Beruntung, kita memiliki sekelompok Bodhisatwa yang menunjukkan jalan.
Bodhisatwa sekalian, banyak di antara kalian yang telah melakukan daur ulang 20 tahun lebih, bahkan ada yang hampir 30 tahun. Hampir 30 tahun yang lalu, saya mulai mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang dengan sepasang tangan yang digunakan untuk bertepuk tangan. Demikianlah kegiatan daur ulang dimulai. Sungguh, semua orang melakukannya dengan sepenuh hati dan tekad. Apa yang saya serukan, itulah yang kalian lakukan. Berhubung saya tidak bisa melakukannya, kalian pun menggantikan saya melakukannya. Semua orang bersama-sama melindungi bumi. Saya sangat bersyukur.
Mendengar relawan kita berbagi tentang Posko Pendidikan Daur Ulang Zhonggang, saya teringat bertahun-tahun lalu, saya pernah berkunjung ke sana. Di dalamnya terdapat banyak barang daur ulang. Saya sungguh sangat kagum. Namun, saya juga merasa bahwa jika orang-orang bisa menghargai sumber daya dan tetap mempertahankannya di rumah, maka barang-barang itu bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Jadi, itu meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi saya. Saya juga pernah mengunjungi posko daur ulang di bawah Jembatan Wanhua. Itu juga meninggalkan kesan yang mendalam. Para relawan kita terus merapikan barang daur ulang. Saya sangat tidak tega melihatnya, tetapi juga sangat tersentuh. Mereka sungguh merupakan permata.
Selain mendengar Dharma, mereka juga mengikuti kegiatan bedah buku, mengikuti kebaktian, dan melakukan daur ulang. Mereka sungguh tidak menyia-nyiakan waktu. Mereka menggenggam setiap detik untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Ini jugalah yang saya harapkan. Saya membimbing kalian ke Mazhab Tzu Chi dan berharap kalian semua dapat membentangkan jalan kebenaran untuk memudahkan langkah generasi penerus serta melapangkan jalan ini untuk membimbing lebih banyak orang. Saya berharap setiap orang dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Demikianlah kita menyelami Dharma. Menyelami Dharma bukan sekadar mendengar, tetapi harus diikuti dengan tindakan nyata.
Kita bisa melihat para Bodhisatwa lansia memiliki tekad yang teguh dan berpegang pada kebenaran sehingga jalan mereka sangat lapang. Dalam Sutra Empat Puluh Dua Bagian dikatakan, “Jika hanya mendengar Dharma secara luas, maka sulit untuk memahami kebenaran.” Jika hanya mendengar Dharma secara luas tanpa mempraktikkan apa pun, kita tidak bisa memahami kebenaran. Kita mendengar Dharma secara luas dan ingin memahami kebenaran. Namun, kita tidak bisa memahaminya karena tidak mempraktikkannya. Jadi, meski mendengar Dharma secara luas, kita tidak bisa memahami kebenaran tanpa melakukan praktik nyata. Namun, dengan berpegang pada tekad dan kebenaran, jalan kita akan sangat lapang.
Di RS Tzu Chi Hualien, kita memiliki seorang dokter yang juga merupakan seorang doktor dan profesor. Dia memiliki pencapaian gemilang dalam penelitian dan pengobatan klinis. Dia sudah 30 tahun lebih mendedikasikan diri di Tzu Chi. Saat mendengar saya mengulas tentang prinsip kebenaran di atas, tujuan hidup dan pandangannya berubah sesuai prinsip kebenaran tersebut. Dengan berpegang pada tekad dan kebenaran, jalan kita akan sangat lapang. Kita harus mempertahankan tekad dan mencari jalan untuk membimbing semua makhluk. Para insan Tzu Chi mengikuti saya mengemban misi demi semua makhluk. Kita bertindak secara nyata untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk. Kita membina berkah tanpa terputus dan membina kebijaksanaan tanpa absen. Dengan menapaki Jalan Tzu Chi, berarti kita membentangkan jalan kebijaksanaan. Pertama-tama, kita membuka mazhab Tzu Chi untuk menciptakan berkah. Lalu, kita mempraktikkan ajaran Jing Si untuk membina kebijaksanaan. Dengan mempraktikkan Dharma, kita menunjukkan pada orang-orang apa yang disebut Bodhisatwa dunia.
Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur atas kesungguhan hati dan cinta kasih kalian. Kalian merupakan penyelamat dalam hidup saya. Kalian juga merupakan permata bagi saya. Saya berharap kalian semua bisa saling mengasihi. Bodhisatwa sekalian, ingatlah bahwa relawan lansia akan lebih lambat dalam berjalan dan merespon. Saya berharap relawan yang lebih muda dengan tubuh yang lebih sehat dan bisa merespon dengan lebih cepat dapat mendampingi relawan lansia semampu kalian. Setiap kali mereka tiba di posko atau akan pulang ke rumah, kalian harus memperhatikan dan mengingatkan mereka untuk menjaga keselamatan. Di perkotaan yang lalu lintasnya sangat padat ini, kalian harus mengingatkan relawan lansia untuk berjalan di tepi jalan, menaati rambu lalu lintas, dan sebagainya. Kita harus terus-menerus mendekati dan mendampingi relawan lansia semampu kita.
Kita mengingatkan mereka agar keselamatan mereka terjaga. Saya berharap semua orang dapat selalu sehat, tenteram, dan memperhatikan satu sama lain. Semoga Bodhisatwa dunia tidak menyimpang dari jalan yang benar. Kita tidak bisa menghindari penuaan karena ini adalah hukum alam. Semakin tua usia seseorang, berarti berkahnya semakin berlimpah karena dia memiliki semakin banyak waktu untuk membina berkah dan kebijaksanaan. Jangan menyia-nyiakan hidup kita. Yang terpenting, kita harus menjaga kesehatan fisik dan batin kita. Bodhisatwa sekalian, semoga keluarga besar Tzu Chi dapat menciptakan lebih banyak berkah bagi dunia. Yang bisa melenyapkan penderitaan adalah Bodhisatwa dunia. Saya mendoakan kalian. Semoga kalian semua bisa bertekad menjadi Bodhisatwa yang saling membantu dan mengasihi. Ingatlah, dengan berpegang pada tekad dan kebenaran, jalan kita akan sangat lapang.
Menghargai sumber daya demi mengurangi pencemaran
Mendengar Dharma, mengikuti kegiatan bedah buku, dan melakukan daur ulang
Mempraktikkan Dharma untuk mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan
Membina berkah dan kebijaksanaan dengan berpegang pada tekad dan kebenaran
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Juli 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie