Ceramah Master Cheng Yen: Menghargai Waktu untuk Menciptakan Berkah dan Menjalin Jodoh Baik


Peringatan ulang tahun Tzu Chi ke-57 telah berlalu. Saat ini, kita telah memasuki tahun ke-58 Tzu Chi. Pada titik permulaan ini, kita harus lebih tekun melatih diri. Setiap hari, saya berkata pada diri sendiri bahwa siang hari telah berlalu. Lalu, malam pun tiba. Hingga saya membuka mata keesokan paginya, saya bisa memastikan bahwa 86.400 detik pada hari sebelumnya telah sepenuhnya berlalu. Saat bangun di pagi hari, saya bersyukur atas 86.400 detik yang telah berlalu.

Pada pagi hari, kita mulai bersiap-siap untuk memanfaatkan setiap detik pada hari itu. Dengan demikian, kita akan merasa bahwa waktu yang kita miliki adalah keuntungan yang kita peroleh. Waktu dapat mendukung segala pencapaian.

Di Griya Jing Si, setiap hari kita memanfaatkan waktu untuk tekun melatih diri dan bersumbangsih bagi dunia. Kita terus mengimbau insan Tzu Chi untuk menjalankan Tzu Chi. Apa pun yang kita lakukan, semuanya demi dunia ini. Meski kita menyebutnya "demi dunia ini", tetapi saya selalu berkata bahwa sesungguhnya, kita menjalin jodoh baik secara luas demi diri sendiri.

Bagaimana kita melatih diri hingga mencapai kebuddhaan? Untuk mencapai kebuddhaan, dibutuhkan jalinan jodoh yang matang. Kapan jalinan jodoh ini matang? Ini bergantung pada interaksi kita dengan orang-orang. Kita harus lebih sering berinteraksi dengan orang lain dan mengakumulasi jalinan jodoh baik yang cukup.


Bodhisatwa sekalian, mari kita lebih bersungguh hati. Dunia ini tak luput dari ruang, waktu, dan hubungan antarmanusia. Kita harus mengingat ketiganya. Kita hendaknya menyadari berkah. Kita sungguh beruntung dapat terlahir sebagai manusia, mengenal ajaran Buddha, dan membangkitkan cinta kasih. Dengan adanya Dharma yang begitu sempurna di dunia ini, kita sungguh harus menggenggam jalinan jodoh. Selain menyatakan berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, yang membuat kita makin dipenuhi berkah ialah menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita adalah Bodhisatwa yang sesungguhnya.

Dahulu, kita mungkin diliputi kekeruhan yang tebal. Kini, kita telah membangun tekad dan ikrar. Setelah mengikuti pelatihan relawan, kalian mulai menyaring yang baik dan buruk serta mempertimbangkan hal apa yang dapat diterima dan aturan apa yang dapat ditaati. Semua orang yakin bahwa diri sendiri bersedia dan dapat melakukannya. Tidak ada yang memaksa kalian untuk bergabung. Kalian menyelami ajaran Buddha dengan sukacita dan sukarela.

Aturan agama Buddha dan aturan Tzu Chi bertujuan untuk membantu kita menyaring tabiat buruk kita. Dahulu, kalian mungkin pernah bertikai dengan orang lain. Kalian hendaknya menjalin jodoh baik dengan mereka. Jadi, setelah pulang ke rumah, kalian dapat menelepon atau mengirimkan pesan kepada orang yang pernah bertikai dengan kalian. Kalian bisa menyampaikan pada mereka, "Mengenai pertikaian kita dahulu, mungkin itu adalah salah saya. Saya ingin meminta maaf padamu." Meminta maaf sangatlah mudah.


Kini, sangat mudah untuk menggunakan aplikasi pengirim pesan. Dengan satu ketukan jari, kita dapat mengakhiri pertikaian. Jika memiliki pertikaian atau dendam dengan orang lain, dengan mengetikkan beberapa kata di ponsel dengan jari kita, kita dapat mengakhiri semua itu sehingga hati kita merasa tenang. Dengan mengakhiri pertikaian masa lalu, kita juga membebaskan diri sendiri dari belenggu. Inilah yang disebut beralih dari kegelapan ke kecemerlangan.

Janganlah kita berutang pada orang lain. Jika berutang, kita hendaknya membayarnya. Jadi, kita tidak berutang. Ini disebut beralih dari kegelapan ke kecemerlangan. Kita harus memperbaiki tabiat buruk kita. Yang terbaik ialah bervegetaris.

Bervegetaris adalah wujud mengasihi dan melindungi kehidupan. Jika kita dapat mengasihi hewan, bagaimana mungkin kita tidak mengasihi sesama manusia? Jadi, kita hendaknya mengasihi keluarga sendiri, mengasihi teman dan kerabat kita, serta mengasihi orang-orang yang tidak memiliki hubungan apa pun dengan kita. Saat ada orang yang dilanda kesulitan, kita harus membantu mereka. Ini disebut cinta kasih. Inilah cinta kasih agung yang murni.

Buddha menunjukkan jalan yang aman untuk ditapaki. Meski demikian, ini tetap bergantung pada kita melangkah ke arah yang benar atau tidak. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus mengemban tanggung jawab ini. Kita harus memiliki kesabaran, kesungguhan hati, dan cinta kasih.

Saat berinteraksi dengan orang-orang, kita hendaknya menunjukkan sikap dan tata krama yang baik serta ramah terhadap setiap orang. Jika pernah bertikai dengan orang lain sebelumnya, kini kita harus memperbaikinya. Sebelumnya, kita mungkin tidak akur dengan mereka. Kini, kita harus akur dengan mereka, bahkan harus memperhatikan dan mengasihi mereka.


Kalian kembali ke sini untuk dilantik hari ini. Setelah kembali ke negara masing-masing, kalian harus terus menggalang Bodhisatwa dunia. Demikianlah kita membimbing sesama dari makhluk awam menjadi Bodhisatwa, dari kesesatan menuju kesadaran. Demikianlah kita memperbaiki kehidupan orang-orang. Saya bersyukur kepada kalian semua.

Saat kembali ke negara masing-masing, kalian akan menjadi Bodhisatwa yang menolong orang-orang di dunia ini. Saat melihat orang-orang yang menderita, bangkitkanlah kebajikan dalam hati kalian. Dengan demikian, barulah masyarakat bisa harmonis. Saat masyarakat harmonis, barulah dunia bisa damai dan iklim bisa bersahabat. Jika tidak, saya sangat khawatir.

Pemanasan global makin lama makin serius. Perubahan iklim telah memicu perubahan yang tidak dapat dihentikan. Saya sangat khawatir. Obat mujarab bagi masalah ini ialah setiap orang mengasihi semua makhluk. Untuk itu, kita harus menyosialisasikan vegetarisme. Intinya, kita harus memulainya dari mulut kita. Dengan mulut kita, mari kita lebih banyak menyebarkan Dharma dan mengurangi konsumsi daging.

Kita harus lebih banyak menyebarkan Dharma dan mengurangi konsumsi daging. Beralih ke pola makan vegetaris, inilah solusi terbaik. Ada banyak Dharma yang tak habis untuk dibagikan. Saya berharap semua orang dapat menjalin jodoh baik dan pulang dengan membawa jalinan jodoh baik ini. 

Senantiasa tekun melatih diri dan berani mengemban tanggung jawab
Membangkitkan kebajikan dan menciptakan berkah di tengah masyarakat
Memperbaiki tabiat buruk setelah mengenal ajaran Buddha
Menjalin jodoh baik dengan melindungi dan mengasihi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 04 Juli 2023
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -