Ceramah Master Cheng Yen: Menghemat Air dan Menangani Pasien dengan Cinta Kasih
Wang Yi-feng, Wakil kepala Water Resources Agency memberikan laporan suara:
“Di Banqiao, Xinzhuang, dan Linkou di New Taipei City serta Taoyuan dan Hsinchu akan dijalankan pembatasan air tahap pertama mulai tanggal 1 Maret, sedangkan di Miaoli, Taichung, Chiayi, dan Tainan, lampu biru yang berarti aman akan diubah menjadi lampu hijau yang berarti persediaan air terbatas pada tanggal 23 Februari.”
Berhubung curah hujan sedikit, di Taiwan juga dijalankan pembatasan air secara bertahap. Inilah yang sangat kita khawatirkan. Dahulu, kita terus mengimbau orang-orang untuk mengasihi air bagaikan emas dan menghemat penggunaan air. Namun, tetap ada banyak orang memboroskan air. Lalu, bagaimana saat kekurangan air?
Manusia bergantung pada hujan buatan. Namun, apakah teknologi ini sungguh begitu efektif? Ini juga sangat mengkhawatirkan. Sesungguhnya, menjaga keselarasan unsur alam lebih penting dari apa pun.
Memandang ke tempat yang lebih jauh, ada Brasil yang dilanda kekeringan parah. Di ibu kota, pemerintah setempat juga menyatakan akan menjalankan pemberhentian air secara bergilir. Ini telah memengaruhi kehidupan warga, terlebih warga kurang mampu, mereka tidak bisa bercocok tanam. “Jika hujan masih tidak turun dan tidak ada kiriman air dari Sungai Sao Francisco, maka setelah pertengahan tahun, kota ini tidak bisa ditempati lagi,” ucap Janiro Costa Rego, Profesor Federal University of Campina Grande. “Air sumur terasa asin, hewan tak bisa meminumnya. Saya membeli air dan mencampurkannya,” tambah warga Seara. “Tanpa air, kami terpaksa meninggalkan tempat ini,” imbuh yang lainnya.
Ini sungguh hal yang mengkhawatirkan. Taiwan hanyalah sebuah pulau yang tidak besar. Kita harus segera menyadari masalah kelestarian lingkungan dan sumber air. Kita sungguh harus menghargai sumber daya alam. Terlebih lagi, saat ini, wabah flu burung membuat semua orang sangat khawatir. Akibat wabah flu burung kali ini, penjagalan unggas baru dilarang. Namun, banyak unggas yang dimusnahkan. Saya sungguh merasa tidak tega. Ketidakselarasan pikiran manusia yang hanya ingin memenuhi nafsu makan demi mengejar kesenangan sesaat bisa menimbulkan dampak besar. Selain pencemaran, juga menimbulkan wabah penyakit. Jadi, ini dapat merugikan bumi dan umat manusia.
Siklus hidup yang sehat adalah siklus hidup yang alami. Dengan adanya peternakan, manusia telah merusak siklus hidup yang sehat. Manusia memicu terjadinya banyak bencana alam, tetapi tidak menyadarinya.
Kita juga melihat bencana banjir di California Utara beberapa hari yang lalu akibat guyuran hujan deras. Pemerintah setempat mengutus petugas mengunjungi rumah demi rumah untuk meminta warga segera berevakuasi, tetapi warga merasa tidak akan terjadi apa-apa sehingga tidak begitu menanggapi hal ini. Kini wilayah tersebut telah memasuki kondisi darurat. Sungguh, bencana alam terjadi di berbagai negara.
Kita juga melihat di Filipina, tempat tinggal warga suku asli juga rusak akibat ulah manusia. Di sana, terhadap sekelompok orang yang hidup sangat sederhana. Kehidupan mereka sangat sulit dan kekurangan kebutuhan sehari-hari. Karena itu, insan Tzu Chi menjangkau wilayah yang ditempati warga suku asli tersebut. Relawan kita memberi tahu mereka untuk tidak merasa khawatir karena kita akan kembali mengunjungi mereka.
“Ada banyak organisasi amal yang pernah datang ke sini. Mereka mengambil foto, melakukan dokumentasi, dan memberi tahu kami bahwa mereka akan pulang untuk merencanakan program bantuan, tetapi mereka tidak pernah kembali lagi. Pagi ini, mendengar bahwa Tzu Chi akan datang, semua orang sangat gembira. Semua orang menyambut kedatangan relawan Tzu Chi,” tutur Pastor Jesus Montille.
“Sebelumnya, saya sudah mendengar bahwa Tzu Chi memiliki aturan yang unik. Bagi kami, itu pantas dipelajari. Kami juga ingin belajar bersumbangsih dan berbuat baik. Intinya, terima kasih atas kedatangan relawan Tzu Chi,” ungkap Jennifer Cabadongga, Ketua suku Mamanwa
Melihat Tzu Chi memenuhi janji, mereka sangat tersentuh. Mereka juga berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah memenuhi janji. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Sesungguhnya, kisah yang menyentuh masih sangat banyak.
Kemarin adalah Hari Ahli Gizi. Semua rumah sakit kita memperingatinya. Sesungguhnya, kita hendaknya bersyukur di rumah sakit kita, ahli gizi kita menyiapkan menu makanan vegetaris bagi para staf dan pasien. Demi menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan gizi semua orang, para ahli gizi kita sangat bersungguh hati.
Para ahli gizi di berbagai rumah sakit kita juga memanfaatkan momen ini untuk menjual minuman sehat guna menggalang cinta kasih bagi orang-orang yang menderita di seluruh dunia. Begitu pula di RS Tzu Chi Taichung. Dalam 10 tahun ini, ahli gizi kita berkembang dari beberapa orang saja menjadi lebih dari 30 orang. Mereka semua telah resmi menjadi ahli gizi. Mereka juga mengadakan acara sebagai wujud rasa syukur mereka.
Di RS Tzu Chi Taipei, RS Tzu Chi Taichung, dan RS Tzu Chi Hualien, Hari Ahli Gizi diperingati dengan berbagai cara. Semua orang saling bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih, inilah semangat budaya humanis Tzu Chi. Semua perbuatan kita dilandasi oleh cinta kasih.
Kita juga melihat pencapaian misi kesehatan. Ada seorang penderita tumor saraf yang datang ke rumah sakit kita. Dia ditangani oleh dokter kita yang sangat terampil, yakni dr. Yang Yao-lin. Dengan obat-obatan dan operasi, dokter kita bisa meringankan rasa sakitnya dan mewujudkan impiannya untuk menari di atas panggung.
Kita bisa melihat bahwa meski dilanda penderitaan, pasien itu tetap ingin mewujudkan impiannya. Kini impiannya telah terwujud. Asalkan bersedia bersumbangsih, kita bisa melenyapkan penderitaan di dunia ini dan mewujudkan impian orang lain. Jadi, jangan mengira bahwa diri sendiri sudah kehilangan harapan. Asalkan kita tidak menyerah, maka impian pasti akan terwujud dan semua kesulitan bisa teratasi.
Kita bisa melihat bencana kekeringan di wilayah timur laut Brasil dan pembatasan penggunaan air di Taiwan. Singkat kata, masalah ini bisa teratasi jika setiap orang bertekad untuk menghemat air. Kita semua bisa mengatasi kesulitan ini jika setiap orang bisa lebih bersungguh hati.
Menghemat air untuk mengatasi kesulitan
Memenuhi janji untuk memberikan bantuan
Memberikan pelayanan medis dan mewujudkan impian pasien
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Februari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 25 Februari 2017