Ceramah Master Cheng Yen: Menghentikan Keburukan, Mengembangkan Kebaikan, dan Melindungi Semua Makhluk


“Saat sekolah menyediakan makanan vegetaris, mereka akan memberi tanda centang di sini. Saat kami pertama kali berkunjung ke sekolah ini, kami terkejut karena mereka dapat mengubah kartu imbauan bervegetaris ini menjadi poster atau majalah dinding yang besar. Mereka memberi tahu saya bahwa setiap kali sekolah menyediakan sarapan vegetaris, mereka akan memberi tanda centang pada majalah dinding itu. Itu membuktikan bahwa seluruh warga sekolah ini menyambut tantangan seratus kali makan vegetaris,”
kata Liang Kwai Yim relawan Tzu Chi.

“Saya berbagi kepada para murid mengapa kita harus bervegetaris. Dengan bervegetaris, kita tidak perlu membunuh hewan sehingga hewan-hewan dapat terus hidup seperti biasa,” kata Eswaran Guru.

“Saya suka makanan vegetaris. Saya juga tidak membunuh hewan,” kata Harini Siswi.

“Kami berhasil menyelesaikan tantangan seratus kali makan vegetaris. Kami harus berterima kasih kepada Tzu Chi yang memberi kami kesempatan untuk mencoba bervegetaris,” kata salah seorang guru.

“Kami berhasil menyelesaikan tantangan seratus kali makan vegetaris,” kata seluruh guru dan murid.

Kita melihat saat ini, insan Tzu Chi menyosialisasikan vegetarisme di negara masing-masing. Mereka mendorong orang-orang untuk mencoba bervegetaris tujuh hari, seratus hari, atau seratus kali makan. Saat melihatnya, saya akan berkata di hadapan layar, "Minta mereka untuk bervegetaris seumur hidup, bukan hanya tujuh hari atau seratus kali makan." Namun, ini tentu lebih baik daripada tidak sama sekali.


Sekali makan sama dengan lima ratus nasi kotak vegetaris. Itu berarti menyelamatkan seekor babi atau tiga puluh delapan ekor ayam. Bisa kita lihat, jika setiap orang bervegetaris setiap hari, bukankah kita dapat menyelamatkan banyak nyawa? Bukankah ini berarti kita lebih banyak menciptakan berkah dengan melindungi nyawa makhluk hidup?

Kita melindungi semua makhluk bagaikan induk ayam yang melindungi anak-anaknya. Saat anak ayam keluar dari cangkang, karena cuaca dingin, induk ayam akan membentangkan sayapnya untuk melindungi anak-anaknya itu. Setelah anak-anaknya dapat beradaptasi, barulah induk ayam menyimpan sayapnya.

Buddha datang ke dunia juga bagaikan induk ayam. Beliau membabarkan Dharma agar kita memahami dan dapat mempraktikkan Dharma secara lahir dan batin. Kita bagaikan telur ayam. Buddha terus menjaga kita, tetapi kita masih perlu menunggu waktu untuk menetas. Jadi, kehangatan ajaran Buddha telah dicurahkan bagi kita. Jiwa kebijaksanaan kita telah "dierami" dan senantiasa dijaga-Nya.

Setelah jiwa kebijaksanaan kita tumbuh, barulah kita menetas. Inilah saatnya bagi kita untuk menghadapi dunia dan sungguh-sungguh memahami kebenaran di dunia. Setelah kita memahaminya dan sayap kita telah cukup kuat, kita akan mencari penghidupan sendiri.


Kita semua memiliki keluarga. Kita ingin memberikan pendidikan bagi keluarga kita agar mereka sehat dan murni lahir batin. Kita ingin keluarga kita tidak membunuh, melainkan melindungi makhluk hidup. Induk ayam tadi, meski anaknya sudah tumbuh dari kecil menjadi besar, tetap mengerami cangkang telur yang ada dengan harapan setiap anaknya memiliki kebaikan yang sama. Inilah semangat atau energi cinta kasih yang terus diwariskan. Begitulah makhluk hidup. Namun, sayangnya, setelah dilahirkan, manusia terus terpengaruh oleh lingkungan dan dapat jauh tersesat jika menyimpang sedikit saja.

Lihatlah, dalam kehidupan ini, manusia saling bertikai akibat kegelapan batin. Kini, kita melihat perang antara Rusia dan Ukraina telah menimbulkan banyak korban. Kini, dengan berkembangnya pengetahuan dan penelitian, senjata pemusnah massal juga makin kuat. Kini, manusia masih menjunjung azas kemanusiaan. Begitu azas ini hilang, orang-orang tidak lagi menaati norma yang ada.

Mereka terus mengembangkan senjata yang makin kuat. Begitu perang meletus, dampaknya sungguh tak terbayangkan dan tak terkatakan. Jadi, kita harus kembali ingat untuk mawas diri dan tulus. Kita harus mawas diri dan tulus, mengembangkan cinta kasih, melindungi semua makhluk, dan tidak membunuh. Agar tidak perlu membunuh, manusia harus bervegetaris.

Jika kita tidak memakan daging hewan, tidak akan ada yang membunuh hewan. Jika tidak ada hewan yang dijagal, hewan tidak perlu sengaja diternak. Hewan-hewan dapat hidup secara alami atas dasar cinta kasih. Dengan demikian, terwujudlah keharmonisan antara langit, bumi, dan manusia. Aspek waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia juga akan harmonis. Semuanya bergantung pada pikiran.


Buddha berkata bahwa para Buddha di tiga masa dipelopori oleh pikiran. Sebersit niat dapat menjangkau tiga ribu dunia. Sebersit niat dapat melingkupi banyak dunia. Baik dan buruk dipelopori oleh pikiran. Saat berniat baik, kita dapat menolong banyak makhluk yang menderita. Bukankah Tzu Chi selalu mengusahakan hal ini? Sebaliknya, saat niat buruk muncul di dunia, berbagai bahaya bisa datang mengancam. Saat niat buruk itu terwujud, akibatnya sungguh tak terkira. Jadi, kini seruan cinta kasih sungguh diperlukan.

Kita harus menyerukan agar orang-orang mengendalikan diri. Bukan hanya mencegah timbulnya niat buruk atau menghentikan niat buruk, kita juga harus mengembangkan kebaikan. Jadi, menghentikan keburukan dan mengembangkan kebaikan adalah hal yang harus kita usahakan saat ini.

Di Hong Kong, insan Tzu Chi juga menyosialisasikan vegetarisme. Bahkan, hotel besar seperti Shangri-La juga memberi dukungan. Setelah melihatnya, saya sungguh memuji mereka. Berkat prakarsa insan Tzu Chi, mereka juga turut mengajak orang-orang untuk bervegetaris. Semua orang dari berbagai bidang usaha dapat melakukannya. Asalkan dapat mengubah cara pandang, orang-orang akan dapat mengurangi pembunuhan dan bervegetaris. Dengan demikian, dunia akan lebih tenteram.

Banyak hal yang bergantung pada sebersit niat. Melihat orang-orang menyosialisasikan vegetarisme, saya merasa tenang. Jika lebih banyak orang dapat dibimbing, masyarakat kita akan lebih harmonis. Jika berharap dunia aman dan tenteram, empat unsur selaras, dan iklim senantiasa bersahabat, kita harus memulainya dengan membangkitkan niat baik di hati semua orang. Dengan demikian, barulah dunia akan tenteram.

Banyak hal yang tak habis diucapkan dengan kata-kata. Saya mendoakan kalian semua dengan tulus. Semoga dunia tenteram dan semua orang dapat mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Terima kasih.    

Menyucikan tubuh dan batin dengan bervegetaris
Melindungi semua makhluk dan giat menciptakan berkah
Menghentikan keburukan dan mengembangkan kebaikan demi menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Mewujudkan keharmonisan dunia dan ketenteraman umat manusia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 20 Juni 2022
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -