Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Berkah dan Menciptakan Keharmonisan dengan Tekun dan Bersemangat


“Setelah menyurvei kondisi mereka, kami baru mengetahui bahwa banyak sopir taksi yang hidup dalam kesulitan. Bangkok memiliki lebih dari 100 ribu taksi. Perekonomian Thailand sangat bergantung pada bidang pariwisata. Akibat pandemi Covid-19, perbatasan negara ditutup dan tidak ada wisatawan yang dapat berkunjung. Sopir taksi pun hampir kehilangan pekerjaan,”
kata Lin Chun-ling Ketua Tzu Chi Thailand

“Saat merencanakan program bantuan untuk meringankan kesulitan para sopir taksi, sesungguhnya, kami tidak tahu harus mencari dukungan dari siapa. Kemudian, kami menghubungi 21 serikat buruh di Bangkok dan berdiskusi dengan mereka. Namun, mereka takut untuk bekerja sama dengan kami karena sebelumnya banyak organisasi lain yang telah mengumpulkan KTP mereka, tetapi tidak memberikan bantuan apa pun kepada mereka. KTP mereka dapat digunakan untuk mengajukan subsidi dari pemerintah. Untuk membuat mereka menerima kami, kami memerlukan waktu yang sangat panjang untuk berkomunikasi dengan mereka. Setelah mengadakan pembagian bantuan pertama, barulah kami dapat mengadakannya untuk kedua kalinya,” kata Zhang Hui-zhen Wakil ketua Tzu Chi Thailand.

“Ada hal yang menarik untuk dibagikan. Saat kami berdiskusi dengan sopir taksi di kantor kami, dia melihat celengan bambu di atas meja dan bertanya, ‘Apakah itu?’ Saya berkata bahwa itu adalah celengan bambu dan kemudian menjelaskan kepadanya. Dia berkata bahwa itu sangat bagus dan dia juga menginginkannya. Kemudian, Kakak Hui-zhen dengan sangat bijaksana segera bertanya kepadanya, ‘Apakah kami boleh menaruh celengan bambu di dalam mobil kalian?’ Mereka menyetujuinya dengan senang hati,” kata Lin Chun-ling Ketua Tzu Chi Thailand.

“Saat membagikan bantuan, kami juga menjelaskan asal mula semangat celengan bambu kepada mereka. Kami juga berkata kepada mereka, ‘Kami tidak hanya memiliki celengan bambu saja. Apakah kami boleh menempelkan Kata Renungan Jing Si di mobil kalian?’ Mereka juga menyetujuinya. Kami segera mencetak Kata Renungan Jing Si dan menempelkannya di mobil mereka. Karena itu, banyak orang mengenal Tzu Chi. Saya berkata kepada mereka, ‘Dengan begini, kalian setiap hari telah berbuat baik karena setiap kali mobil kalian bergerak, tidak peduli siapa pun, setiap kali mereka melihat Kata Renungan Jing Si, mereka akan membangkitkan sukacita dan memperoleh manfaat,” pungkas Lin Chun-ling.


Terima kasih. Thailand adalah negara yang sangat panjang. Ketika seseorang menjelajahi Thailand, baik ke daerah utara maupun selatan, pasti membutuhkan banyak waktu. Saya sungguh berterima kasih kepada para sopir taksi yang telah mempromosikan Kata Renungan Jing Si dengan sangat baik. Mereka sungguh dipenuhi berkah. Hendaklah kalian tetap bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan. Hendaklah kalian membuka luas pintu Dharma di sana dan sungguh-sungguh menapaki Jalan Bodhisatwa.

Pagi ini, ketika saya mengunjungi Qingshui, saya merasa dekat dengan insan Tzu Chi di sana. Bahkan, saya enggan meninggalkan tempat itu. Ketika kembali ke Taichung, saya merasakan cinta kasih kalian yang dalam dan tulus. Kalian bersumbangsih tanpa pamrih dengan kasih sayang tak berujung dan cinta kasih tak terbatas. Sekelompok Bodhisatwa ini sangat lembut dan indah. Mereka adalah pelindung Dharma yang sangat lembut. Meski seorang polisi harus bersifat tegas dan keras, tetapi ketika menjalankan Tzu Chi, mereka sangat cermat dan lembut. Selain merupakan personel polisi yang menjaga keamanan masyarakat, mereka juga merupakan anggota Tzu Cheng yang penuh kelembutan dan cinta kasih. Ini sungguh menyentuh.

Setiap hari, saya mengungkapkan rasa terima kasih karena semuanya telah bersumbangsih dengan cinta kasih. Inilah energi berkah. Semuanya saling bersumbangsih dan menjadi teladan satu sama lain. Ketika melihat insan Tzu Chi, semua orang akan merasa damai. Saya sering mendengar bahwa ketika terjadi bencana dan orang-orang melihat seragam insan Tzu Chi, mereka akan berkata, "Wah, insan Tzu Chi telah datang untuk membantu. Saya merasa tenang." Ketika mendengar itu, saya merasa sungguh bersyukur. Orang-orang menyaksikan dedikasi insan Tzu Chi dan mengungkapkan apa yang mereka lihat. Setiap kali mendengar hal itu, saya selalu merasa bersyukur.


Insan Tzu Chi telah membangun tekad dan ikrar untuk bersumbangsih tanpa pamrih dan membina rasa syukur setiap saat. Rasa syukur mendatangkan kebaikan. Dalam wayang potehi terdapat ungkapan "seribu kebaikan". Insan Tzu Chi telah menciptakan atmosfer penuh kebaikan yang merupakan berkah bagi tempat mereka berada. Ini sungguh menyentuh.

Saudara sekalian, janganlah kita meremehkan kekuatan diri sendiri. Saya sering berbicara tentang semut yang dapat kalian lihat di sini. Semut ini lebih besar dari yang asli. Setiap hari, ketika saya melihat semut di jam ini, saya ingin bersaing dengannya. Meski kecil, semut bertekad untuk mencapai puncak Gunung Sumeru. Gunung Sumeru adalah gunung tertinggi di dunia. Hendaklah kita memiliki tekad yang sama untuk terus tekun dan bersemangat. Kita harus melakukan hal yang benar. Kita melakukannya bukan untuk dipuji orang lain, tetapi untuk memperoleh sukacita. Bukan hanya sukacita, tetapi sukacita Dharma.

Hari ini, saya mengunjungi Qingshui dan melihat beberapa relawan lansia. Saya merasa sungguh dekat dengan tempat itu dan relawan lansia kita. Namun, saya juga merasa sedih. Tidak terasa waktu telah berlalu puluhan tahun. Kali ini saat saya datang, saya melihat relawan yang dahulu sering saya lihat tiba-tiba telah menjadi tua. Namun, inilah hukum alam. Semua hal akan berjalan sesuai hukum alam. Ketika saya bercermin, saya melihat bahwa saya juga sudah tua. Ketika dipikir kembali, saya berkata, "Jangan berpikir bahwa kita sudah tua. Kita harus berpacu dengan waktu karena tidak banyak waktu yang tersisa untuk kita."


Sulit untuk terlahir sebagai manusia dan tidak mudah untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Saat ini, populasi dunia mencapai 8 miliar orang. Berapa jumlah insan Tzu Chi? Meski insan Tzu Chi sungguh banyak, tetapi jika dibandingkan dengan 8 miliar orang, itu sangatlah sedikit, bagaikan perbandingan seekor semut dengan Gunung Sumeru. Karena itu, kita harus membentuk kumpulan, jangan berjalan seorang diri. Jika seorang diri, saya akan merasa kesepian. Namun, saya beruntung karena memiliki sekelompok relawan yang sangat dekat di hati saya. Semuanya selalu merespons setiap seruan saya.

Berkat perkembangan teknologi, kalian yang ada di sini sekarang dapat didengarkan oleh lebih dari 700 tempat di 13 negara. Kita telah membagikan pengalaman dan menyemangati mereka. Berhubung kita dapat menjalankan Tzu Chi, maka mereka juga akan berusaha menjalankannya. Begitulah cara kita untuk saling menyemangati.

Hendaklah kita menggenggam waktu dengan baik untuk melakukan hal yang benar dan menggenggam jalinan jodoh dengan baik. Hendaklah semuanya memiliki guru, jalan, tekad, dan ikrar yang sama. Kita harus memperpanjang jalinan kasih sayang Tzu Chi dan membina cinta kasih mendalam semua orang. Apakah kalian mengerti? (Mengerti) Baik. Terima kasih, semuanya. 

Bersumbangsih tanpa pamrih untuk menciptakan energi kebaikan
Melindungi Dharma dengan kelembutan
Menyerukan kebajikan kepada banyak orang
Saling menyemangati untuk tekun dan bersemangat serta menghargai jalinan jodoh     

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 November 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 18 November 2022
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -