Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Berkah dan Meneruskan Pelita Hati


“Saya ingin berbagi cerita perjalanan saya menjadi seorang vegetarian. Saya kembali ke AS dari Taiwan sekitar Februari 2020. Saat itu, pandemi Covid-19 merebak. Saya hanya bisa tinggal di rumah setiap hari sambil mengikuti Pertemuan Pagi Relawan yang disiarkan secara daring. Saya ingat saat itu, tepatnya tanggal 8 Maret waktu Los Angeles, Master dalam ceramahnya mengatakan, ‘Saya telah menyerukan untuk bervegetaris sejak wabah SARS, sudah lama sekali, tetapi masih belum juga dilakukan.’ Kemudian, Master mengatakan, ‘Kalian tidak memiliki tekad kuat.’ Perkataan Master langsung menyadarkan saya,”
kata Xu Lin-rong relawan Tzu Chi.

“Hari itu, sekitar pukul tiga sore, saya berbicara kepada istri saya. Kala itu, saya baru bervegetaris 90 persen dan masih mengonsumsi ikan. Saya pun berkata, ‘Bagaimana kalau kita simpan saja hidangan ikan itu? Kita mulai bervegetaris malam ini.’ Sejak saat itu hingga saat ini, saya telah bervegetaris selama dua tahun. Saya ingin mengatakan kepada kalian semua bahwa yang penting ialah kekuatan tekad. Terima kasih,” pungkas Xu Lin-rong relawan Tzu Chi.

Hanya dengan lima kata yang sederhana, "Kalian tidak memiliki tekad kuat." Hanya dengan lima kata ini saja. 

“Setelah mendengar Master mengatakan kami tidak memiliki tekad kuat, saya sama sekali tidak makan ikan lagi. Saya tidak makan makanan hewani, termasuk telur,” kata Xu Lin-rong relawan Tzu Chi

Jadi, sudah tidak makan ikan?  

“Benar. Terima kasih,” jawab Xu Lin-rong relawan Tzu Chi.

Baik, saya sangat bersyukur. Jangan sampai kita tidak memiliki tekad kuat. 

Kondisi saat ini adalah apa yang disebutkan dalam Sutra, yakni wabah penyakit. Saat ini, satu-satunya obat paling mujarab ialah membangkitkan cinta kasih dan mengekspresikannya dengan hati yang tulus. Bagaimana cara mengekspresikannya? Dengan bervegetaris. Bervegetaris adalah cara yang benar untuk mengekspresikan ketulusan. Orang-orang yang belum tersadarkan tidak akan memiliki ketulusan. Jadi, kita perlu meningkatkan kewaspadaan.


Saya sungguh berterima kasih kepada kalian. Saya sangat bersyukur karena semua orang telah bersumbangsih dengan cinta kasih demi dunia. Ini berarti merelakan dengan ikhlas. Donasi yang kalian berikan terhimpun sedikit demi sedikit. Uang digunakan di dunia. Selain bisa menghasilkan uang, kita harus tahu juga cara memanfaatkannya. Uang harus dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat menciptakan berkah di masyarakat. Jika uang hanya disimpan, ia hanya akan berada di dalam bank saja.

Kondisi masyarakat saat ini tidak stabil. Kalian telah melihat berita tentang Ukraina. Para korban bencana perang harus mengungsi dan tidak bisa membawa apa-apa. Ketika mengungsi, apa yang bisa mereka bawa? Tidak ada. Inilah mengapa kita semua harus tulus dan memiliki cinta kasih di dalam hati. Di dalam kondisi masyarakat yang aman, orang-orang dapat membuka usaha dan merupakan berkah untuk bisa hidup tenang dan aman. Dalam kondisi masyarakat yang tidak aman, walau Anda sangat kaya raya, tetap tidak ada gunanya. Jadi, mari kita membangkitkan hati yang tulus.

Kita harus memanfaatkan waktu di kehidupan sekarang. Melihat kalian bersatu hati, saya mengagumi dan memuji kalian dari lubuk hati paling dalam. Saya makin bersyukur karena ketika saya membuat seruan, kalian langsung membuka jalan dan mengajak banyak orang menapaki jalan ini. Tujuan saya membabarkan Sutra ialah agar orang-orang dapat membangun tekad dan bertindak nyata. Dengan tekad dan tindakan nyata, barulah orang akan terhimpun dan jalan dapat dibuka. Semuanya berpulang pada membabarkan Dharma. Sutra menunjukkan jalan untuk ditapaki dan orang-orang harus segera membukanya.


Saat ini, kalian sedang membuka jalan. Dalam mengulas isi Sutra, saya sedang membuka jalan. Ini seperti tangan saya. Tangan saya menunjuk ke arah sana. Semua orang melihat ke arah yang saya tunjuk. Jika orang-orang hanya melihat dan tidak mengambil tindakan apa pun, tangan saya hanya berupa tangan kosong. Demikian pula kosong, saat mata orang-orang melihat tangan saya dan melihat ke arah itu.

Ketika saya menurunkan tangan saya, mereka mengalihkan pandangan dari tangan saya dan tidak melakukan apa pun. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya orang yang membuat dan membuka jalan. Inilah yang membuatnya abadi. Dalam ajaran Buddha, dibahas mengenai kekosongan sejati dan eksistensi ajaib. Berhubung semuanya bermula dari kekosongan sejati, saya terus membuka dan membentangkan jalan.

Berdirinya Tzu Chi membuat kalian bisa saling mengenal. Sesungguhnya, kalian semua adalah teman. Dengan adanya jalan ini, kalian mengajak teman satu per satu untuk menapaki Jalan Bodhisatwa bersama-sama. Semua orang dapat mengobrol dengan nyaman. Kalian menyebarkan Dharma kepada teman-teman dan mereka menyerap Dharma ke dalam hati. Dengan ketertarikan yang sama untuk berbuat baik, kita menjadi saudara se-Dharma dan teman dengan arah yang sama. Jadi, saya berterima kasih kepada para relawan.

Kalian telah mengajak lebih banyak komisaris kehormatan untuk bergabung. Namun, saya ingin mengatakan bahwa "komisaris kehormatan" hanya sebuah nama. Saya tentu sangat berterima kasih. Jika bukan berkat para komisaris kehormatan, dari mana saya bisa mendapatkan banyak donasi? Tanpa donasi dari para komisaris kehormatan, dari mana saya bisa mendatangkan jutaan dosis vaksin? Bagaimana saya memanfaatkan miliaran donasi ini? Seperti inilah datangnya donasi, menggunakan Dharma menghimpun orang-orang untuk bersumbangsih bersama.


Akumulasi dari donasi banyak orang memberi saya keyakinan. Jadi, di dalam Tzu Chi, para relawan bersedia menjadi semut kecil dan kunang-kunang. Kita tidak takut dikatakan kecil. Ketika berkumpul bersama, kita menjadi ramai dan dapat menerangi tempat kita berada. Inilah mengapa saya setiap hari melihat berbagai tempat di peta dunia. Saya merasa tidak boleh melepaskan dunia ini karena saya yakin ada banyak orang memiliki tekad yang sama seperti saya untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, melihat para relawan pulang ke Griya Jing Si, telah membuat saya lebih tenang. Saya menjadi saksi bahwa kalian tidak hanya yakin, melainkan juga telah membangun ikrar. Tidak hanya membangun ikrar, kalian juga mengambil tindakan nyata.

Dalam membimbing para komisaris kehormatan, kalian harus melakukan pendampingan menyeluruh, tidak hanya satu atau dua tahun, melainkan selamanya. Kalian harus membimbing dari kehidupan ke kehidupan. Dengan sebatang lilin yang menyala, kita menyalakan sebatang lilin lagi, lalu orang lain menyalakan sebatang lilin lagi. Di dalam ruangan ini, tadinya hanya ada sebatang lilin. Sekarang, ada begitu banyak orang dengan lilin yang menyala. Bukankah ruangan ini menjadi lebih terang?/ Ya.

Lebih terang dari satu batang lilin. Dua batang lilin lebih terang dari satu batang lilin. Seribu batang lilin akan membuat ruangan sangat terang. Jadi, ketika berbuat baik dalam kehidupan, bukan berarti setelah kita mewariskannya kepada orang lain, kita bisa berhenti. Tidak ada waktu untuk berhenti.

Kita meneruskan pelita untuk menyalakan lilin yang tak terhitung jumlahnya. Satu batang lilin seharusnya tidak hanya menyalakan satu batang lilin saja, melainkan harus menyalakan banyak lilin hingga lilin yang tak terhitung jumlahnya menyala semua. Dengan demikian, lilin demi lilin terus menyala sampai tak terhingga. 

Pandemi terus menggugah kesadaran manusia
Menghimpun berkah dan meneruskan pelita hati
Bersama-sama membuka dan membentangkan jalan
Meneruskan nyala pelita sampai tak terhingga   

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 06 September 2022
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -