Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Berkah demi Melenyapkan Bencana dan Menginspirasi Semua Makhluk


“Dua puluh tiga tahun yang lalu, saya diajak oleh Kakak Lin Yong-xiang untuk menjadi donatur. Pada tahun 2005, saya dilantik menjadi Tzu Cheng dan tahun 2013, saya dilantik menjadi anggota komite Tzu Chi. Dahulu, setiap kali menerima telepon, pasti itu ajakan untuk karaoke atau minum minuman keras. Saat ini, saya sudah tidak menyentuh minuman keras. Di sini, saya ingin menyampaikan penyesalan kepada istri saya. Semua hal di masa lalu adalah kesalahan saya. Tenanglah, saya sudah berubah dan tidak akan bertindak bodoh lagi,”
kata Cai Wei-yi, relawan Tzu Chi.

“Ketika melihat suami saya begitu sibuk, saya bertanya-tanya mengapa Tzu Chi begitu luar biasa sehingga para relawan mau membantu orang lain dengan dana sendiri dan selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Pada akhir tahun 2001, setelah 3 tahun pensiun, atas dukungan dari anak saya, saya pun dilantik sebagai relawan pelestarian lingkungan. Setiap hari, saya terlibat dalam pengumpulan, pengangkutan, dan pemilahan sumber daya,” kata Lin Xiu-mei, relawan Tzu Chi.

“Selain itu, saya juga bergabung menjadi relawan rumah sakit membantu doa perpisahan, mengantarkan alat bantu, terlibat dalam proyek peningkatan keamanan rumah, pembersihan pascabadai 23 Agustus, dan penggalangan ‘Toko Cinta Kasih’. Saya berpartisipasi dalam semua kegiatan ini. Setiap menjalankan misi, kami selalu berkelompok sehingga tidak merasa Lelah,” pungkas Lin Xiu-mei.

Mendengar laporan para relawan, semuanya terasa begitu alami dan tulus sehingga saya merasa sangat bersukacita. Saya memiliki satu harapan, yaitu agar Tzu Chi di era modern ini dapat meneruskan silsilah keluarga Bodhisatwa. Jadi, setiap orang dan keluarga yang menjadi bagian dari Tzu Chi, jika dapat menuliskan kisah perjalanan mereka, itulah yang disebut keluarga Bodhisatwa Tzu Chi. Setiap kisah pastilah penuh kehangatan, terutama bagaimana kalian menginspirasi orang lain.


“Nomor anggota komite saya ialah 9595. Dalam pelafalan Mandarin, dapat diartikan menjadi ‘selamatkan saya, selamatkan saya’. Master, saya adalah murid yang polos dan bodoh. Saya tidak bisa membaca dan tidak bisa mengemudi, tetapi saya selalu berusaha dengan sepenuh hati. Saya sangat mencintai Tzu Chi. Master pernah berkata, ‘Membaca buku akan memperoleh pengetahuan; meneladan Buddha akan memperoleh kebijaksanaan’,”
kata Jiang Zhang Zhao-zhi, relawan Tzu Chi.

“Saya menggalang dana dan melakukan daur ulang. Saya mengumpulkan semua barang daur ulang di desa hingga memenuhi kendaraan. Warga di sana sering berkata bahwa saya seperti gasing yang terus berputar tanpa henti. Namun, saya merasa sukacita melakukannya. Seorang relawan berkata bahwa Tzu Chi bermula dari 50 sen. Saat ini, kami ingin menempatkan celengan bambu di setiap toko. Ketika pergi ke sebuah toko, saya akan berkata, ‘Toko Anda ini selalu ramai hingga pelanggan antre. Pasti rezeki Anda melimpah.’ Pemilik toko menjawab, ‘Iya, benar’,” lanjut Jiang Zhang Zhao-zhi.

“Lalu saya melanjutkan, ‘Sekarang, saya ingin membantu Anda menemukan tempat yang baik untuk menaruh celengan bambu. Dengan begitu, Anda bisa menanam benih kebajikan, memperoleh berkah, dan mendapat pujian banyak orang. Selain itu, Anda juga menginspirasi banyak orang untuk berbuat kebajikan’," pungkas Jiang Zhang Zhao-zhi. 

Cinta kasih berada di "Toko Cinta Kasih". Ketika menempatkan celengan bambu di toko, kita harus meletakkannya dengan sepenuh hati. Toko itu adalah tempat yang penuh dengan cinta kasih dan berkah. Ketika pelanggan datang dan mencari uang kembalian, pemilik toko dapat menjelaskan bahwa celengan bambu ini adalah bagian dari kegiatan Tzu Chi, yaitu menghimpun tetes demi tetes kebajikan. Dengan menambahkan satu kalimat baik, kita dapat menginspirasi mereka. Inilah yang disebut dengan menyebarkan Dharma. Ketika hati manusia tersucikan, masyarakat akan harmonis.


Dalam perjalanan setiap tahunnya, saya selalu berkata, "Saya mendirikan Tzu Chi demi menyucikan hati manusia." Oleh karena itu, Tzu Chi harus menciptakan berkah bagi banyak orang. Tujuan saya ialah menyucikan hati manusia. Para anggota komite Tzu Chi haruslah menciptakan berkah bagi masyarakat. Sementara itu, kita menyebarkan Dharma lewat penggalangan "Toko Cinta Kasih". Berbicara tentang menyebarkan Dharma, kita dapat menyampaikan makna dari celengan bambu kepada pemilik toko dan keluarganya. Dengan begitu, cinta kasih benar-benar ada di sana.

Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah yang melimpah. Jika pemilik toko dapat memperkenalkan celengan bambu ini kepada pelanggan, terlepas dari apakah mereka bersedia berdonasi atau tidak, dia sudah menyampaikan kata-kata baik dan menciptakan berkah bagi dunia. Hati yang penuh berkah telah ada di toko tersebut.

“Tim Tzu Chi benar-benar sepenuh hati. Di Chiayi, terdapat lebih dari 100 sekolah yang tersebar di daerah pegunungan dan pesisir. Tim relawan terus berusaha agar anak-anak di daerah terpencil memiliki kesempatan yang sama dengan anak-anak perkotaan untuk mendapatkan pembelajaran melalui berbagai kegiatan. Hal terpenting ialah membuat anak-anak dapat menerapkan konsep pelestarian lingkungan dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, mereka dapat menginspirasi keluarga dan komunitas mereka,” kata Huang Hong-ding, Kepala Dinas Pendidikan Chiayi.

Mendengar tentang pelestarian lingkungan, kita juga tengah melakukan daur ulang. Kita semua adalah orang-orang yang berkontribusi, bahkan banyak pengusaha yang melepaskan status diri untuk turun langsung melakukan daur ulang. Mereka memilah sumber daya, mengemas, dan memastikan ke mana sumber daya harus dikirim. Semua ini adalah bentuk kerendahan hati.


Buddha datang ke dunia untuk mengajarkan ini, yaitu menghancurkan kesombongan dan perbedaan antara diri sendiri dan orang lain. Kita harus membimbing semua orang untuk mengasihi sesama dan menghargai segala sesuatu. Jika dipikirkan, bukankah Tzu Chi mengajarkan tentang mengasihi sesama dan menghargai usia barang? Mengapa saya ingin orang-orang melakukan daur ulang? Kita bahkan harus menghemat kertas dan menggunakannya dengan bijak.

Kertas yang telah digunakan harus didaur ulang agar dapat digunakan kembali. Setelah digunakan, kertas ini masih bisa didaur ulang lagi. Didaur ulang menjadi apa? Menjadi kertas kembali. Jika tidak demikian, kertas hanya akan dipakai sekali lalu dibuang. Kita tahu bahwa sumber kertas ialah pohon. Pohon berperan penting dalam menjaga keseimbangan tanah dan air di bumi. Namun, demi memproduksi kertas, pohon harus ditebang.

Saya ingin mengingatkan semuanya bahwa menebang pohon berarti merusak Bumi. Dampaknya bagi dunia sangatlah besar. Inilah sebabnya kita harus melihat daur ulang sebagai tanggung jawab yang besar karena kita harus melindungi Bumi. Melalui pemahaman ini, kita dapat menemukan metode praktis untuk membimbing dan menginspirasi semua makhluk.

Saudara sekalian, kekuatan cinta kasih sangatlah penting. Buddha mengajarkan bahwa ada banyak cara untuk dapat menginspirasi semua makhluk dan menyucikan dunia. Kita hidup di zaman yang penuh dengan Lima Kekeruhan. Makin banyak kita membangkitkan cinta kasih, dunia akan makin tersucikan. Dengan demikian, dunia akan damai dan tenteram. Berkah yang besar akan mengurangi bencana. Hendaknya kita senantiasa bersungguh hati dan penuh cinta kasih.

Mendengarkan Bodhisatwa berbagi kisah dengan sukacita
Menyentuh orang lain dengan kisah yang hangat dan menghimpun ladang berkah
Menyebarkan ajaran bajik lewat semangat celengan bambu
Membimbing dan menginspirasi semua makhluk dengan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Maret 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 24 Maret 2025
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -