Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Berkah dengan Hati yang Tenang dan Bijaksana

Belakangan ini, banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia dengan dampak bencana yang sangat serius. Meski sebagian lokasi bencana jauh dari permukiman, tetapi makrokosmos inilah yang menopang kehidupan mikrokosmos, yaitu manusia. Saat makrokosmos jatuh sakit, kesehatan mikrokosmos pun sulit dijaga.

Banyak aktivitas manusia yang telah merusak alam. Manusia telah merusak banyak hutan dengan menebang pohon sehingga bumi terluka parah serta tidak dapat menyerap air, cahaya matahari, dan sebagainya.

Saat turun hujan deras, air hujan tidak dapat diserap oleh tanah sehingga terjadilah tanah longsor dan wilayah dataran pun dilanda banjir. Jadi, bumi terluka, lingkungan hidup manusia pun mengalami kerusakan. Baik secara langsung maupun tidak langsung, demikian sebab dan kondisinya, demikian pulalah buah dan akibatnya. Saat ini, orang-orang merasakan akibatnya.

“Mengapa bisa begini? Rumah kami penuh dengan lumpur. Rumah kami dilanda banjir.” Namun, mereka tidak memikirkan sebab banjir. Banjir terjadi karena manusia terus menebang pohon dan melukai bumi demi mengeruk keuntungan.


Demi meraih keuntungan, manusia melukai bumi sehingga bumi jatuh sakit dan terjadilah bencana. Meski banyak bencana yang terjadi, semua makhluk tetap tenggelam dalam delusi dan ketidaktahuan. Karena delusi dan ketidaktahuan inilah, orang-orang menciptakan banyak karma buruk. Mereka menabur benih karma buruk tanpa menyadarinya dan tidak tahu untuk menggarap ladang batin. Kita hendaknya bersungguh-sungguh menggarap ladang batin kita dan mencabut semua gulma yang berdampak buruk bagi ladang batin kita.

Dalam rapat hari Senin, saya mendengar laporan tentang pelaksanaan misi amal kita minggu lalu. Zong-han dan staf lainnya melaporkan tentang apa yang terjadi dan apa yang relawan kita lakukan di luar negeri. Saya sering memberikan saran tentang apa yang harus mereka perhatikan, bagaimana menyalurkan bantuan, bagaimana menjalankan misi di negara tertentu, dan bagaimana memberikan bantuan yang benar-benar bermanfaat.

Mereka berkata bahwa saya telah mempertimbangkan dari segala aspek. Saya berkata pada mereka bahwa itu karena hati dan pikiran saya sangat tenang, bagaikan air danau. Danau ini adalah danau yang dalam. Hati dan pikiran saya tetap tenang meski bertiup angin kencang karena danau ini sangatlah dalam. Tidak peduli betapa kencangnya angin bertiup, air di danau yang dalam ini tidak akan terpengaruh.


Saya selalu memandang ke seluruh dunia dan berpikir dengan tenang. Jadi, saat perlu membuat rencana penyaluran bantuan, pertimbangan saya selalu sangat tepat. Kita semua harus memiliki hati dan pikiran yang tenang. Inilah tujuan kita mempelajari Dharma.

Kita harus menjaga ketenangan hati dan pikiran agar saat dibutuhkan, kita bisa berpikir dengan jernih. Kita harus menjaga kemurnian hati dan pikiran agar dapat mengambil keputusan yang tepat saat dibutuhkan.

Kita bisa melihat beberapa bulan ini, Kita bisa melihat beberapa bulan ini, insan Tzu Chi tengah memberikan bantuan bagi warga kurang mampu. Saya sangat tersentuh melihatnya. Para relawan kita selalu memanfaatkan sumber daya setempat. Di setiap negara, relawan kita menginspirasi dan menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Setiap orang dapat turut mengerahkan dan menghimpun kekuatan untuk menolong orang yang membutuhkan. Demikianlah manusia.

Setiap orang memiliki sifat hakiki yang bajik. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita sungguh harus bersumbangsih dengan sepenuh hati.

Semua orang di dunia ini hidup di sebuah makrokosmos yang sama. Setiap orang bagaikan sebuah mikrokosmos. Bagaimana agar setiap orang dapat berdisiplin dalam kehidupan sehari-hari? Ini membutuhkan bimbingan dan interaksi penuh cinta kasih.


Kita harus membawa cinta kasih berkesadaran ke tengah semua makhluk yang dibelenggu oleh delusi dan ketidaktahuan untuk menghibur dan menyadarkan mereka agar mereka juga bisa menjadi Bodhisatwa. Kekuatan cinta kasih Bodhisatwa tidak terbatas.

Akibat aktivitas manusia, makrokosmos telah mengalami kerusakan. Bagaimana kita memperbaikinya? Satu-satunya obat mujarab ialah membangkitkan cinta kasih seutuhnya untuk mengasihi dan melindungi semua makhluk. Jadi, obat mujarab ini ialah mengasihi dan melindungi semua makhluk dengan bervegetaris. Tidak ada cara lain.

Jika kita terus berkata bahwa kita harus mengasihi semua makhluk, tetapi tidak dapat mengendalikan nafsu makan terhadap daging, nafsu makan terhadap daging, maka hewan-hewan tetap akan diternakkan dan dibunuh untuk memenuhi kebutuhan konsumsi manusia. Ini sungguh merupakan siklus yang buruk yang dapat merusak alam. Mari kita memikirkannya dengan cermat.

Jadi, dengan mengembangkan kebijaksanaan, kita tidak akan tenggelam dalam delusi ataupun menciptakan karma buruk tanpa menyadarinya. Kita harus menghimpun berkah. Jangan menciptakan karma buruk. Jadi, mari kita berpikir dengan cermat dan bersungguh hati.

Tenggelam dalam delusi dan menciptakan karma buruk tanpa menyadarinya
Memandang ke seluruh dunia dan berpikir dengan cermat
Bersumbangsih dengan cinta kasih serta menjaga ketenangan hati dan pikiran
Menciptakan karma baik untuk menghimpun berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Oktober 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 09 Oktober 2020
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -