Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Berkah untuk Menolong Semua Makhluk
Beberapa tahun belakangan ini, kita terus mengulas tentang iklim yang tidak bersahabat. Pada tahun baru ini, saya telah melihat berbagai Negara dilanda bencana besar sehingga warga kurang mampu semakin kekurangan dan kehidupan mereka semakin sulit. Taiwan sungguh dipenuhi berkah karena cuaca di sini termasuk bersahabat. Bahan pangan kita juga berlimpah sehingga kita mampu menolong negara lain. Orang yang mampu menolong sesama adalah orang yang paling dipenuhi berkah.
Kita juga melihat pertunjukan lonceng dan genderang di Hsinchu. Hsinchu merupakan daerah yang makmur di mana warganya penuh sopan santun dan cinta kasih. Jadi, Hsinchu penuh dengan nilai luhur. Kita juga melihat para Bodhisatwa lansia kita membawa celengan mereka yang sangat berat untuk memperlihatkannya kepada saya. Saya menyentuh celengan bambu mereka dan berterima kasih kepada mereka. Saat mereka menuangkan celengan, terdengar bunyi gemerencing koin yang berjatuhan. Satu demi satu celengan yang dituangkan terhimpun dalam sebuah bejana besar yang bisa digunakan untuk menolong sesama.
Taiwan begitu aman dan tenteram, masyarakat kita begitu harmonis, dan cuaca di Taiwan begitu bersahabat. Alangkah baiknya jika kita bisa membangkitkan lebih banyak niat baik. Kata orang, keluarga yang berbuat baik akan selalu penuh berkah. Setiap hari, kita harus membangkitkan niat baik untuk mengasihi sesama. Dengan adanya cinta kasih, kita dapat menciptakan dan menghimpun berkah. Dengan begitu, kita akan semakin dipenuhi berkah. Karena itulah, kita membentangkan jalan cinta kasih ke seluruh dunia dan mempertahankan jalinan kasih sayang untuk selamanya.
Bodhisatwa adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Dengan hati Bodhisatwa, semua orang menghimpun tetes demi tetes cinta kasih untuk membantu banyak orang di seluruh dunia tanpa memandang perbedaan suku dan agama. Dengan menyumbangkan sedikit uang, kita bisa menolong banyak orang di seluruh dunia. Tahun ini, seperti sebelumnya, saya menunjukkan arah tujuan kepada kalian dalam dua kalimat. Arah tujuan kita tahun ini adalah, “Memupuk berkah: dalam sebutir beras terhimpun cinta kasih sepanjang masa.” “Membina kebijaksanaan: dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah kehidupan.” Artinya, Tzu Chi berawal dengan sumber daya terbatas. Kita membeli beras dengan sedikit uang yang kita miliki untuk menolong sesama. Sepertilah itulah awal berdirinya Tzu Chi di Taiwan pada lebih dari 50 tahun yang lalu.
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Bodhisatwa mengasihi semua makhluk. Untuk mengasihi semua makhluk, kita tidak boleh membiarkan mereka kelaparan. Karena itu, sejak 50 tahun yang lalu, barang bantuan utama kita adalah beras. Dahulu seperti itu, sekarang juga seperti itu. Dahulu, kita membagikan beras bantuan di Taiwan. Kini, untuk penyaluran bantuan internasional Tzu Chi, Dewan Pertanian Taiwan juga memberikan beras kepada Tzu Chi sehingga relawan kita bisa mengantarkannya secara langsung ke wilayah-wilayah yang kekurangan. Kita memberikan bantuan dalam bentuk beras. Karena itulah, saya berkata bahwa dalam sebutir beras terhimpun cinta kasih sepanjang masa. Dahulu seperti itu, sekarang juga seperti itu.
Kebijaksanaan kita berasal dari ajaran Buddha yang terus diwariskan dari zaman Buddha hingga sekarang. Inilah ajaran Buddha. Buddha mengajari kita untuk membangkitkan cinta kasih agar cinta kasih ini tersebar ke seluruh dunia. Jadi, dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang mengubah kehidupan. Asalkan kita membangkitkan cinta kasih, uang yang kita donasikan akan disatukan dengan donasi orang lain untuk menolong semua makhluk di seluruh dunia. Ini merupakan prinsip kebenaran agung. Menghimpun cinta kasih untuk menolong semua orang di seluruh dunia, ini merupakan prinsip kebenaran agung. Inilah yang disebut kebijaksanaan. Dengan membina kebijaksanaan, kita bisa melihat Dharma dalam hal-hal kecil.
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih sangatlah penting. Karena itulah, saya sering berkata bahwa dalam sebutir beras terhimpun cinta kasih sepanjang masa. Kita harus melindungi bumi dengan cinta kasih tak terbatas dan kasih sayang tak berujung. Dengan cinta kasih tak terbatas ini, kita bisa menolong sesama dan membuat Taiwan lebih aman dan tenteram. Taiwan tidaklah luas, tetapi kita bisa menolong orang-orang di seluruh dunia. Saat menerima bantuan dari Tzu Chi, banyak orang yang berkata, “Terima kasih, Taiwan.” “Terima kasih, Tzu Chi.” Berhubung kita berbuat baik di luar negeri, maka orang-orang berterima kasih dan mendoakan kita. Jadi, kita melindungi bumi dengan cinta kasih tak terbatas dan kasih sayang tak berujung. Bukankah ini membawa manfaat bagi Taiwan? Dengan membangkitkan welas asih dan berbuat baik, hidup kita akan dipenuhi berkah. Dengan membangkitkan welas asih, kita akan rela berbuat baik sehingga seluruh keluarga kita dipenuhi berkah. Inilah yang disebut dengan membangkitkan welas asih dan berbuat baik, hidup kita akan dipenuhi berkah.
Kita juga harus bersikap bijaksana dan mewariskan nilai luhur kepada generasi penerus. Jika orang tua memiliki nilai luhur, maka anak mereka juga akan memiliki nilai luhur. Inilah kebijaksanaan. Pada zaman dahulu, orang-orang mewariskan nilai luhur kepada anak cucu mereka. Sungguh, inilah kebijaksanaan. Kini, ada begitu banyak relawan daur ulang yang melindungi bumi dengan melakukan daur ulang. Kalian telah bersumbangsih dengan tenaga kalian. Dengan melakukan daur ulang setiap hari, pikiran kalian penuh kebajikan dan niat baik untuk melindungi bumi. Pikiran kalian dipenuhi niat baik. Dengan melindungi bumi, kalian juga bisameng himpun berkah dan memperpanjang usia. Para Bodhisatwa lansia kita sungguh sangat bijaksana. Saya sangat bersyukur. Kita harus terus-menerus bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih.
Tahun Baru Imlek sudah hampir tiba. Saya datang ke Hsinchu pada saat ini untuk mendoakan kalian. Saya berharap setiap orang menerima angpau berkah dan kebijaksanaan. Angpau ini bukan dibuat dari dana yayasan, melainkan dari harta kebijaksanaan saya, yakni royalti buku yang diterbitkan setiap tahun. Saya menggunakan semua royalti saya di sini. Namun, itu tidaklah cukup. Saya sangat berterima kasih kepada para bhiksuni di Griya Jing Si. Meski harus bekerja keras, mereka tetap mendukung saya untuk menjalin jodoh baik dengan orang banyak. Sebelum mencapai kebuddhaan, kita terlebih dahulu harus menjalin jodoh baik dengan sesama manusia. Selama puluhan tahun ini, saya menggunakan royalti saya untuk menjalin jodoh dengan orang-orang dan murid-murid saya sebagai wujud doa saya bagi semua orang.
Lewat angpau ini, saya berbagi harta berkah dan kebijaksanaan dengan semua orang. Kalian harus memandang penting angpau ini dan jangan sembarangan meletakkannya. Jika dikumpulkan, kelak angpau-angpau ini akan menjadi harta warisan keluarga. Dengan hati yang tulus, saya mendoakan kalian semua. Ketulusan di dalam hati tidak berwujud. Karena itu, saya menggunakan angpau ini sebagai wujud ketulusan saya untuk menjalin jodoh baik dengan semua orang.
Menghargai hidup yang aman dan tenteram serta menciptakan berkah
Menghimpun cinta kasih untuk menolong semua makhluk
Melindungi bumi sekaligus menghimpun berkah dan memperpanjang usia
Bersikap bijaksana dan mewariskan nilai luhur kepada generasi penerus
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Januari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Januari 2017