Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Cinta Kasih di Komunitas
Saya datang hari ini, kalian
juga gembira, benar? (Benar) Saya juga sangat gembira. Saya ingin berkata
kepada relawan di Keelung bahwa saya berutang banyak kepada kalian karena
kalian terus bersumbangsih. Saya jarang datang kemari, tetapi kalian terus bersumbangsih.
Saya ingat sepuluh hingga
dua puluh tahun lalu, saya pernah datang kemari. Saat itu kebetulan bertepatan dengan
hari pelestarian lingkungan. Sesampainya saya di Keelung, saya melihat banyak
mobil di jalan. Mobil-mobil itu dipasangi spanduk bertuliskan "Daur Ulang
Tzu Chi". Semuanya sangat rapi. Mobil-mobil itu diparkir di tepi jalan. Hari
itu disebut "Hari Pelestarian Lingkungan".
Setiap keluarga membawa
barang daur ulang. Yang tinggal agak jauh menggunakan mobil, yang dekat
berjalan kaki. Mereka memilah barang daur ulang. Setelah dipilah, barang-barang
langsung diangkut dan jalanan kembali terlihat bersih seperti semula. Ini
sangat berkesan bagi saya. Jika barang daur ulang bisa dipilah, maka jumlah
sampah akan berkurang. Barang yang benar-benar menjadi sampah tidak seberapa
banyak.
Sebagian besar dari sampah
kita adalah plastik. Bahan plastik dapat mencemari tanah. Bahan yang tak dapat
terurai selama seribu tahun di dalam tanah adalah plastik. Karena itu, saya
terus menyerukan agar semua orang peduli pada bumi ini. Bumi ini membutuhkan
semua orang dari kita untuk memberikan kepedulian. Setiap orang bertanggung
jawab atas hal ini.
Apa kabar, Master?
Baik.
Kalian di sini baik-baik saja?
Baik.
Apa kabar, Master?
Baik. Terima kasih, semuanya.
Di sini cukup sejuk. Ada angin, cukup sejuk. Dipilah sedemikian rapi?
Tidak juga, ini masih termasuk berantakan. Kami menyebut ini "lumpia gulung PP".
"Lumpia gulung PP"? Baik, terima kasih.
Yang mengerjakan boleh memberi nama.
Baik, terima kasih.
Ini kantong jambu biji.
Saat tiba di sini pagi tadi,
saya melihat para relawan daur ulang. Ada yang berusia 90-an tahun, 80-an
tahun, 70-an tahun, 60-an tahun, 50-an tahun, semua masih bersumbangsih. Hati
saya sungguh tersentuh. Mereka memilah barang daur ulang. Melihat mereka
memilah dengan rapi, saya sembarang mengangkat gulungan plastik yang sudah
mereka ikat rapi. Saya mengangkat gulungan itu dan bertanya, "Bagaimana
bisa begitu rapi?" Gulungan-gulungan itu sangat bersih.
Salah seorang relawan
berkata, "Itu disebut 'lumpia gulung plastik'." "Lumpia gulung
plastik"? Benar juga. Plastik-plastik dibuat menjadi gulungan sehingga
sangat rapi. Mereka menyebutnya "lumpia gulung plastik". Di sini saya
belajar istilah baru, yaitu "lumpia gulung plastik". Melihat kesungguhan
hati mereka, saya bertanya, "Haruskah dipilah seperti ini?" Mereka
menjawab, "Ya. Ini adalah PP, ini adalah PC." Para relawan lansia ini
juga bisa membaca ABC. Ini sungguh tidak mudah.
Kita melihat seorang relawan
berusia 90-an tahun. Dia juga bertekad untuk dilantik. Begitu pula di Aula Jing
Si Xindian. Ada seorang relawan berusia 95 tahun yang mengikuti pelatihan
relawan agar bisa dilantik oleh saya. Lihatlah, berbuat baik tidak mengenal
usia. Setiap orang memiliki kesempatan. Saya sangat membutuhkan setiap orang. Dalam
hidup ini, kita hendaknya menuntaskan tujuan dan misi hidup kita. Menjadi
relawan adalah misi hidup kita.
Sesungguhnya, meski sudah
berusia lanjut, kita tetap harus memiliki arah. Lansia yang memiliki arah tidak
akan menjadi masalah di masyarakat, sebaliknya masih bermanfaat dan bernilai. Kita
bisa menjaga bumi ini. Jadi, saya sendiri juga tidak menyerah pada usia.
Tzu Chi sudah memasuki tahun
ke-52. Kalian pun tahu berapa usia saya sekarang. Saat mendirikan Tzu Chi, usia
saya hampir 30 tahun. Hingga kini, sudah berlalu 52 tahun. Jadi, saya tidak
menyerah pada usia tua. Usia tua sering disebut tidak produktif, tetapi kita
tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Inilah nilai dan makna hidup kita. Jadi,
jangan menyerah pada usia. Lakukan saja.
Pada tanggal 4 Juni, para
relawan Tzu Chi datang ke daerah bencana untuk memberi perhatian. Kebetulan
pada tanggal 5 Juni, sebagian personel tentara meninggalkan lokasi dan hanya
tersisa sepertiganya saja. Para relawan datang di saat yang tepat bagaikan
Bodhisatwa hidup. Yang datang ke lokasi rata-rata berusia 65 tahun ke atas. Kondisi
di lokasi bencana terparah sangat sulit.
Lokasinya penuh dengan
lumpur. Relawan harus menyekopnya perlahan-lahan. Semua orang juga bekerja sama
untuk mengoper ember-ember berisi lumpur. Melihatnya, saya sungguh tak sampai
hati. Jika ayah atau ibu saya ada di sana, saya juga tak membiarkan mereka
melakukan itu. Namun, para Bodhisatwa ini sungguh luar biasa. Saya sungguh tak
sampai hati melihatnya. Namun, tanpa kalian, saya juga tak berdaya. Dari dalam
lubuk hati, saya sangat berterima kasih.
“Saya juga mewakili warga di
daerah bencana menyampaikan terima kasih kepada Master dan para Bodhisatwa
hidup,” ujar seorang warga.
Demi membantu dalam bencana
kali ini, relawan dari Keelung yang bergerak ada lebih dari seratus orang. Sisanya
adalah relawan dari Taipei. Relawan Tzu Chi tidak pernah membeda-bedakan
wilayah. Jadi, dari wilayah Keelung, ada lebih dari seratus relawan yang
bergerak, termasuk dari daerah sekitar, ditambah empat ratus relawan lebih dari
Taipei. Ini adalah kekuatan cinta kasih. Kita tidak membedakan wilayah ataupun
jarak. Saat dibutuhkan, semua orang bergerak.
Sesungguhnya, di Keelung
kali ini, relawan yang membersihkan ruang bawah tanah adalah para relawan
lansia. Ada yang berusia 80 tahun lebih. Mereka juga membantu mengoper ember dan
memikul barang berat. Saya melihat mereka pasti sangat lelah. Mereka semua
sudah cukup berumur. Saya sungguh tak sampai hati melihatnya. Para relawan di
Keelung hendaknya lebih banyak berinteraksi dengan warga sehingga lebih banyak
orang bergabung menjadi relawan.
Kita semua dapat bekerja
sama, bersatu hati, menjalin keharmonisan, dan melestarikan lingkungan sekitar lewat
kegiatan daur ulang. Dengan sering bekerja sama dengan warga, maka saat
dibutuhkan, orang-orang dapat turut membantu sehingga kekuatannya akan lebih
besar. Kita harus senantiasa menghimpun kekuatan cinta kasih di komunitas. Dengan
demikian, saat bencana terjadi, kekuatan akan lebih cepat tergalang.
Singkat kata, kedatangan hari ini membuat saya sangat gembira. Saya melihat di daerah ini, anggota dewan, camat, dan lurah dapat bekerja sama dengan baik. Jadi, kalian di Keelung seharusnya sangat beruntung. Para pejabat pemerintah sangat peduli. Jadi, kita harus lebih bersatu hati. Kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih, bukan demi apa-apa, hanya demi kesehatan dan keselamatan bumi ini. Ini adalah berkah bagi kita semua.
Para
relawan lansia masih melakukan daur ulang
Memenuhi
tujuan hidup untuk menjadi relawan
Menghimpun
kekuatan cinta kasih di komunitas
Setiap
orang bertanggung jawab melindungi bumi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Juli 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 3 Juli 2017