Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Cinta Kasih, Kesatuan, dan Keharmonisan


“Saat ini, sebagian besar pasien mengalami gangguan stres pascatrauma karena ketakutan yang dihadapi saat gempa dahsyat dan melihat berbagai pemandangan yang mengerikan. Oleh karena itu, mereka mengalami serangan panik,”
kata Tiwari Dokter dari tim SAR India.

“Anak ini ketakutan dan terus berdoa. Dia sungguh-sungguh ketakutan. Saat ini, ketika mendengar suara apa pun, dia akan berkata bahwa itu adalah gempa. Jadi, dia sangat takut mendengar suara yang besar. Dia akan merasa bahwa terjadi gempa Kembali,” kata Moas korban selamat.

Betapa menyedihkan. Saya selalu merasa sedih dan khawatir. Saya sering mengatakan bahwa saya sungguh khawatir. Dengan cinta kasih agung tanpa syarat, semua orang di dunia adalah keluarga kita dan kita dapat merasakan penderitaan orang lain.

Dunia ini penuh dengan orang yang menderita. Terkadang, kita pun tidak berani untuk melihatnya karena kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apa yang harus kita lakukan untuk menghimpun orang-orang yang dapat menjangkau mereka? Sungguh, setiap kali melihat penderitaan, saya selalu merasa pilu. Oleh karena itu, saya sering mengatakan bahwa semua orang harus selalu bersyukur dan memahami ketidakkekalan hidup.

Seiring berlalunya waktu, Tzu Chi telah menjalankan sungguh banyak misi. Saya ingat bahwa saat itu, rektor Universitas Tzu Chi, Lee Ming-liang, juga menggalang dana bagi Turki. Sungguh banyak hal di tahun itu yang patut untuk kita ingat kembali. Meski hidup ini banyak kesulitan, saya tidak pernah menyesal.


Beberapa puluh tahun terakhir, semuanya sungguh sulit. Namun, belakangan ini, saya mengatakan bahwa saya sungguh dipenuhi berkah. Tanpa kerja keras dan sumbangsih kita, hari ini tidak mungkin ada Tzu Chi yang dapat membawa bantuan bagi banyak negara yang mengalami penderitaan seperti bencana dan kemiskinan. Bagaimana insan Tzu Chi dapat bersumbangsih dan melewati segala rintangan? Dengan membawa semangat misi, semua hal dapat dilakukan.

Dalam peristiwa besar ini, saya mengatakan bahwa kita harus menunjukkan data statistik atas proyek bantuan yang telah kita lakukan. Data statistik harus mencakup orang, hal, materi, dan peristiwa yang terjadi. Semua ini tidak dapat dihapus dan dilupakan. Kita harus mewakili semua orang di dunia untuk mengucapkan terima kasih kepada insan Tzu Chi. Sungguh banyak kisah dalam dedikasi insan Tzu Chi.

Tzu Chi dimulai dari kisah 50 sen yang disisihkan oleh beberapa ibu rumah tangga setiap hari. Mereka bagaikan kunang-kunang yang mendedikasikan hidup mereka untuk membawa terang bagi orang yang membutuhkan. Sama halnya dengan jam di depan saya yang ditempeli seekor semut. Ini hanyalah seekor semut kecil yang tidak terlihat. Namun, semut memiliki kekuatan yang besar.

Di Tzu Chi, semua orang membangun tekad dan mempraktikkannya secara nyata. Saya sungguh berterima kasih. Tentu saja, tanpa adanya ajaran Buddha, tidak akan Tzu Chi seperti hari ini. Berkat ajaran Buddha, saya bertemu guru saya yang memberi pesan, "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk." Ini adalah panggilan hidup saya. Dalam hidup saya kali ini, selama lebih dari 60 tahun, saya selalu bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk.


Dengan kekuatan individu yang hanya memiliki 2 tangan dan 1 mulut, kita tidak dapat melakukan banyak hal. Pencapaian hari ini ada berkat orang-orang yang memiliki hati Buddha dan memiliki jalinan jodoh dengan saya. Hendaklah kita memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Semua orang tahu akan hal ini karena saya senantiasa mengatakan bahwa semua orang pada hakikatnya memiliki sifat Buddha dan janganlah meremehkan diri sendiri.

Makhluk awam juga dapat mencapai kebuddhaan. Sayangnya, kita semua masih merupakan makhluk awam yang diliputi oleh kegelapan batin dan tidak memahami kebenaran ajaran Buddha sehingga menimbulkan banyak konflik. Tujuan hidup manusia di dunia sudah sangat jelas, yaitu cinta kasih. Tidak peduli agama apa pun, semuanya mengajarkan cinta kasih.

Agama Katolik dan Kristen mengajarkan belas kasih dan kemurahan hati. Ajaran Buddha mengajarkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang sepenanggungan. Ini telah mencakup segala hal. Dengan tanpa mementingkan jalinan jodoh, kita harus mengasihi semua orang tanpa melihat latar belakang agama.

Lihatlah, selama bertahun-tahun, banyak gereja yang telah runtuh dan Tzu Chi segera membantu membangunnya kembali. Kita memahami bahwa agama dan keyakinan sangat diperlukan oleh manusia. Di banyak negara yang membutuhkan bantuan, selain memberikan bantuan darurat, pakaian, paket sembako, dan makanan hangat, kita juga telah membantu banyak negara untuk membangun Perumahan Cinta Kasih.


Lihatlah, sekelompok insan Tzu Chi telah memberikan cinta kasih yang tulus untuk membentangkan jalan di dunia. Pengalaman mereka semua sungguh menyentuh. Saya berharap bahwa saat ini, kita semua dapat membangun tekad dan ikrar dan mencatat setiap misi yang telah kita lakukan.

Dengan segala pemahaman dan pengetahuan, hendaklah kita menyusun sejarah Tzu Chi yang kita ketahui. Terlebih lagi, saya berharap semua yang memiliki jalinan jodoh dengan saya dapat mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan, kita tidak akan membeda-bedakan atau perhitungan terhadap waktu yang telah kita habiskan. Hendaklah kita bersumbangsih dengan sepenuh hati. Ketika kita berikrar untuk mempraktikkan kebajikan, kita pasti akan dipenuhi berkah.

Saudara sekalian, hendaklah kita sungguh-sungguh ingat bahwa tanpa kerja sama dari semua orang, kita tidak dapat mencapai apa pun. Hanya dengan menghimpun kekuatan bersama, barulah kita dapat membentuk kekuatan besar. Dengan kekuatan besar, keteraturan, kesatuan, dan keharmonisan, kita dapat mencapai hasil yang baik. 

Mengembangkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang sepenanggungan
Membangun misi untuk mendengarkan mereka yang menderita
Memiliki kesatuan dan keharmonisan serta mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan
Mencapai segala hal dengan hati Buddha dan tekad Guru 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 19 Februari 2023
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -