Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Cinta Kasih Universal untuk Meringankan Penderitaan
“Saya kehilangan banyak anggota keluarga di Suriah. Saat itu, kami bersusah payah melarikan diri. Tengah malam, saya melarikan diri dengan membawa putra saya. Di bawah kondisi yang sangat sulit, kami berhasil melintasi perbatasan. Saya memberikan suntikan anestesi pada putra saya agar dia bisa tidur. Selama lima jam, kami mendaki gunung. Saya beserta putra dan istri saya berulang kali naik dan turun gunung. Akhirnya, saya terpaksa memberikan suntikan anestesi kedua pada putra saya. Saat tiba di Turki, kami merasa bahwa kami sudah aman. Namun, kami ditangkap tentara Turki dan dikurung selama tujuh jam. Kami tidak memiliki uang. Putra saya ingin minum, tetapi tidak ada air yang bisa diminum. Mereka memandangi saya, tetapi saya tidak bisa memberikan apa pun pada mereka,” kata Sehir Alfarich, relawan Tzu Chi Turki.
“Ibu saya sering bertanya, “Kapan kamu akan pulang?” Saya berharap saat pulang, saya bisa membawa cinta kasih dan kedamaian ke sana. Pada hari kedua tiba di Turki, saya sudah menjadi relawan di Yayasan Tzu Chi. Bagi saya, Tzu Chi adalah sebuah keluarga besar. Saya akan membawa semangat ini kembali ke negara asal saya,” ujar Basil Halil, relawan Tzu Chi Turki.
Dunia ini sungguh penuh penderitaan. Kita bisa mendengar bahwa akibat ketidakselarasan pikiran manusia, telah terjadi banyak tragedi dan penderitaan yang sulit dibayangkan. Bodhisatwa sekalian, mereka semula hidup berada, tenteram, dan damai. Ketidakkekalan yang tiba-tiba terjadi telah mendatangkan banyak kesulitan bagi mereka. Demi menyelamatkan diri dan melindungi keluarga, mereka melintasi pegunungan untuk menjangkau perbatasan negara.
Dengan melintasi perbatasan, mereka mungkin akan selamat. Namun, di dekat perbatasan negara, nyawa mereka mungkin terancam. Saya sering mendengar kisah seperti ini. Saat mendengar laporan seperti ini, saya selalu mengimbau orang-orang untuk meningkatkan kekuatan cinta kasih. Meski kita berniat untuk membantu, tetapi pergi ke sana tidaklah mudah. Lebih sulit lagi bagi relawan di sana untuk berkunjung ke Taiwan.
Lihatlah kalian yang hadir di sini. Saya mendengar bahwa tidak mudah bagi kalian untuk datang ke sini. Memperoleh izin ke luar negeri sungguh sulit bagi kalian. Saya mendengar tentang pengalaman hidup kalian yang tidak terbayangkan. Saya juga sangat kagum pada kegigihan kalian dalam memperjuangkan kebebasan dan masa depan generasi penerus kalian. Ini sungguh mengagumkan.
Sungguh, kedatangan kalian kali ini telah memberi saya kekuatan berupa pendidikan kehidupan. Beruntung, di Turki dan Yordania ada dua relawan Tzu Chi yang bagaikan Bodhisatwa bagi saya. Di sana, mereka menggantikan saya untuk melihat, menjangkau, dan bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan. Saya sungguh sangat bersyukur.
Sesungguhnya, ada banyak orang yang menderita dan belum memiliki jalinan jodoh untuk bertemu dengan Tzu Chi. Tentu saja, selain orang dewasa, anak-anak juga sangat menderita. Entah mengapa, ada sebagian anak yang lahir dengan tubuh yang kecil dan menderita penyakit, seperti atresia ani dan kelainan bentuk. Saat mereka terluka atau jatuh sakit, sulit bagi mereka untuk berobat. Berhubung sedang mengungsi, segala sesuatu sangat sulit bagi mereka.
Saya sangat bersyukur di sana ada dokter yang memberi pengobatan secara gratis dengan penuh cinta kasih. Selama bertahun-tahun ini, sudah ada banyak anak yang menjalani pengobatan dan operasi di sana. Anak yang menjalani pengobatan dan operasi di sana sudah seribu... (sudah 1.385 anak) Benar, ini sungguh mengagumkan. Di sana masih ada anak yang menunggu bantuan. Demi anak-anak yang menunggu bantuan, kita harus meneruskan cinta kasih ini.
Jadi, orang yang dipenuhi berkah hendaklah terus melihat, mendengar, dan menolong orang yang membutuhkan dengan kekuatan cinta kasih. Saat orang-orang dilanda penderitaan, semua orang hendaknya bersumbangsih bersama. Jadi, baik karena bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, saat dilanda penderitaan, orang-orang membutuhkan pendampingan dan bantuan. Saya berharap kalian bisa melakukannya.
Baik di negara yang damai maupun negara yang kini tengah dilanda bencana, penderitaan pasti akan berlalu. Semoga setiap orang dapat menenangkan pikiran dan menggenggam hari ini karena perbuatan kita hari ini menentukan kebahagiaan kita kelak. Bagaimanapun kita bersedih dan menangis sekarang, itu tidaklah berguna. Yang terpenting, kita harus membuka pintu hati dan menggenggam hari ini untuk menciptakan kebahagiaan bagi masa depan.
Orang-orang yang menderita membutuhkan pendampingan banyak orang untuk memperbaiki kehidupan mereka menjadi kehidupan yang penuh senyuman dan kebahagiaan. Dengan demikian, mereka juga bisa menolong sesama. Kalian pasti juga yakin bahwa kalian bisa menolong sesama. Saya bersyukur kepada Pangeran Hassan yang mendukung Ji Hui dalam menjalankan Tzu Chi di Yordania. Beliau juga mendampingimu ke kamp pengungsi? (Ya)
Tahun ini, saya terus berkata bahwa jangan melupakan tahun itu, jangan melupakan orang itu, dan jangan melupakan hal itu. Saya berharap jalinan jodoh kita dapat bertahan selamanya. Dengan menghimpun kekuatan, kita bisa menolong banyak orang. Ada banyak anak yang menunggu bantuan kita, baik bantuan pendidikan, bantuan biaya hidup, ataupun bantuan medis. Mereka membutuhkan Bodhisatwa sekalian yang bagaikan malaikat dalam hidup mereka. Kalian harus terus memberikan bantuan.
Saya bersyukur kepada Ji Hui serta Guang-zhong dan istrinya. Setiap kali mendengar laporan tentang sumbangsih para relawan kita, saya sangat bersyukur.
Terima kasih, semuanya.
Ketidakkekalan mendatangkan tragedi dan penderitaan
Berupaya melintasi perbatasan negara demi bertahan hidup
Memberi pendampingan dengan cinta kasih untuk meringankan penderitaan
Membuka pintu hati untuk menyambut kebahagiaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 November 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 2 Desember 2019