Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Cinta Kasih untuk Melenyapkan Bencana
Kita bisa melihat banyak bencana di seluruh dunia. Kita harus segera mengeluarkan seruan agar orang-orang yang mendengarnya dapat meningkatkan kewaspadaan dan membangkitkan ketulusan hati. Ini demi kebaikan dunia ini.
Melihat ketidakselarasan kondisi iklim, sungguh membuat orang merasa khawatir. Badai Matthew telah menimbulkan kerusakan di berbagai negara. Di antaranya, yang mengalami kerusakan terparah tentu adalah Haiti. Insan Tzu Chi Amerika Serikat telah menyurvei kondisi bencana dan mengirimkan laporan kepada kita. Kita juga mulai bersiap-siap untuk mengirimkan barang bantuan yang paling dibutuhkan, seperti makanan. Badai Matthew ini bukan hanya membawa dampak bagi Haiti. Sesungguhnya, Carolina Selatan dan Utara juga tergenang banjir hingga kini akibat terjangan badai ini.
Terjangan Badai Matthew juga mendatangkan bencana besar bagi lima negara bagian di Amerika Serikat. Ini sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Di seluruh dunia, iklim yang tidak selaras telah menimbulkan banyak bencana. Bencana yang ditimbulkan oleh iklim yang tidak selaras juga berdampak bagi manusia. Karena itu, kita harus segera menggalakkan cinta kasih.
Kini insan Tzu Chi AS menggelar konser amal dengan harapan dapat membangkitkan cinta kasih orang-orang. Ini demi menginspirasi orang berada menolong orang kurang mampu. Saya sangat berterima kasih kepada Yin Zheng-yang, Wan Fang, dan Lee Shou-quan yang pergi ke Amerika Serikat untuk mendukung konser amal tersebut. Kita sangat berharap lewat konser amal ini, orang berada dapat terinspirasi untuk bersumbangsih dengan cinta kasih. Insan Tzu Chi setempat juga bekerja keras dengan mengerahkan berbagai potensi. Mereka juga menguras pikiran untuk menginspirasi cinta kasih orang-orang.
Kalian pasti masih ingat akan serangan 11 September 2001 di Menara Kembar WTC di Amerika Serikat. Saat itu, orang-orang sangat terguncang. Kita yang berada di Taiwan juga bergerak untuk memberikan bantuan. Pada tanggal 13 Oktober 2001, di seluruh Taiwan, kita mengimbau orang-oranguntuk menenangkan hati dan membangkitkan cinta kasih. Guru saya juga keluar dari Griya Jing Si untuk memberikan imbauan. Kita mulai menyerukan “satu orang satu kebajikan”. Hari itu, saya langsung menuju wilayah utara.
Malam itu, di Guandu digelar sebuah acara doa bersama. Para pemuka agama berkumpul di Kompleks Tzu Chi Guandu. Di Amerika Serikat, acara doa digelar di Liberty State Park yang berada di seberang bangunan yang ditabrak pesawat. Pemandangan di sana sungguh membuat orang merasa sedih melihatnya.
Pascaserangan, anggota TIMA dan relawan Tzu Chi juga bekerja sama dengan Palang Merah dan Bala Keselamatan untuk memberikan bantuan di lokasi penyerangan. Tentu, untuk masuk ke sana tidaklah mudah. Palang Merah dan Bala Keselamatan bisa masuk ke sana, tetapi lain halnya dengan Tzu Chi yang berasal dari Taiwan. Beruntung, ada seorang dokter TIMA yang sangat berani. Dengan kartu relawan yang dimilikinya, dia menggunakan welas asih dan kebijaksanaannya untuk berkomunikasi dengan pihak yang bersangkutan. Akhirnya, relawan kita diizinkan untuk masuk. Begitu masuk ke lokasi penyerangan, relawan kita terus memberi pendampingan dan bersumbangsih.
Relawan kita terus mendampingi para anggota tim penyelamat dan menyediakan air minum bagi mereka. Saya masih ingat saat kembali, relawan kita berbagi bahwa kondisi di sana bagai neraka di alam manusia. Ratapan orang-orang yang memanggil anggota keluarga mereka membuat suasana di sana menjadi sangat kacau dan memilukan. Ini semua membuat orang merasa tidak tenang. Karena itu, insan Tzu Chi bukan hanya bersumbangsih, tetapi juga berdoa bagi para korban.
Sumbangsih Tzu Chi saat itu telah menginspirasi banyak Bodhisatwa. Relawan Hung juga terinspirasi saat itu. Dia menjalankan bisnisnya dengan sangat baik. Namun, berhubung tersentuh oleh insan Tzu Chi, dia pun memutuskan untuk melepaskan bisnisnya dan berfokus mengemban misi Tzu Chi. Dia sangat tekun dan bersemangat. Banyak orang yang terinspirasi menjadi relawan Tzu Chi pascaserangan 11 September. Ini seperti di Taiwan, di mana banyak Bodhisatwa yang terinspirasi pascagempa 21 September.
Singkat kata, kini kita bisa melihat ketidakselarasan iklim dan pikiran manusia. Karena itu, kita harus menginspirasi setiap orang untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Kita harus memulihkan kekuatan cinta kasih Tzu Chi yang sering saya sebut sebagai semangat Tzu Chi. Tujuan kita bukanlah menggalang dana, melainkan menggalang cinta kasih. Kita harus membangkitkan cinta kasih setiap orang.
Dengan menghimpun cinta kasih, berarti kita menciptakan berkah bagi dunia dan melenyapkan bencana di dunia ini. Kita harus percaya akan hal ini. Janganlah kita melalaikan cinta kasih dan tidak membangkitkannya. Kita harus bersungguh hati membangkitkan cinta kasih.
Mempersiapkan penyaluran bantuan bencana dan mengirimkan barang bantuan
Memberi dukungan ke luar negeri demi menginspirasi cinta kasih
Satu orang satu kebajikan untuk menghimpun berkah
Menghimpun tetes demi tetes cinta kasih untuk melenyapkan bencana
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Oktober 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 15 Oktober 2016