Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Cinta Kasih untuk Membantu Korban Bencana
“Kami datang dari Amerika Serikat. Kantor pusat kami ada di Taiwan. Tzu Chi adalah sebuah organisasi amal yang memberi bantuan saat bencana terjadi. Bisakah kami berbicara dengan komandan di sini tentang proses penyaluran bantuan? Berapa jumlah keluarga yang terkena bencana? Apakah Anda tahu? Di San Gregorio ini ada 600 keluarga. Apakah yang paling dibutuhkan adalah uang tunai? Barangkali makanan dan pakaian sudah banyak, tetapi uang tunai kadang dibutuhkan. Kita akan mencari warga yang benar-benar membutuhkan bantuan. Untuk itulah, kami butuh bantuan Anda. Tolong beri kami daftar nama dan alamat. Kami akan melakukan survei. Tidak ada duplikasi atau kecurangan,” ucap Stephen Huang, Pengawas dan pembimbing Relawan Tzu Chi internasional.
Relawan Tzu Chi sudah berada di Meksiko selama empat sampai lima hari. Di setiap titik, bisa ditemukan orang-orang yang berhati mulia. Penggalangan dan penggerakan relawan setempat sudah mulai dijalankan di setiap titik agar penyaluran bantuan dapat dijalankan dan dapat tetap tertib. Warga setempat dapat menolong diri sendiri dan membersihkan lingkungan mereka. Ada pula orang yang mengumpulkan barang bantuan. Namun, barang-barang itu amat beragam dan menumpuk di sana. Dari sini kita melihat bahwa warga sangat bajik, hanya saja perlu ada yang mengorganisasi. Saya menemukan warga di sini sangat polos dan sederhana. Dari tatapan matadan tutur kata mereka yang tulus, kita bisa menemukan bahwa tempat ini amat berjodoh dengan Tzu Chi. Jika kita ingin mengadakan penyaluran bantuan dan baksos kesehatan, tempat mana yang harus kita pilih?
Kini di Meksiko sudah banyak orang-orang baik yang kita temui. Ini juga merupakan jodoh baik untuk Meksiko. Kita dapat melihat interaksi antara orang-orang dari berbagai keyakinan. Mereka percaya kepada Tuhan mereka, kita bersandar pada Dharma serta arahan para Buddha dan Bodhisatwa. Kita semua harus tekun dan bersemangat. Inisiatif insan Tzu Chi berasal dari ketulusan di dalam hati. Ajaran Buddha sudah kita ketahui. Arah yang harus dituju juga sudah jelas. Jalan Bodhisatwa harus kita buka sendiri. Dari tempat yang jauh, para relawan membuka jalan hingga ke sana. Ini adalah Jalan Bodhi yang lurus dan lapang.
Para relawan bertolak dari California menuju Meksiko. Mereka juga harus membuka jalan sendiri, mencari akses, dan sebagainya. Mereka bagai guru yang tak perlu diundang. Buddha memberi kita arahan bahwa sebagai Bodhisatwa, kita harus berinisiatif dan tak sampai hati melihat makhluk lain menderita. Setiap orang pada hakikatnya memiliki niat baik. Dengan menyadari hal ini, semua orang bisa berkumpul bersama tanpa harus diminta. Mereka berinisiatif untuk datang sendiri. Untuk menggerakkan relawan, kita harus tulus. Asalkan memiliki ketulusan, kita tak akan membeda-bedakan orang berdasarkan warna kulit atau agama. Tidak. Kita memiliki cinta kasih dan niat baik yang sama. Saat cinta kasih tanpa pamrih ini dihimpun setetes demi setetes, ia akan menjadi sebuah kekuatan besar. Jadi, kita telah menghimpun kekuatan dari para warga setempat, termasuk pengusaha Taiwan, tokoh setempat, serta pemuka agama.
Kita juga sudah memperoleh
akses
ke pemerintah setempat dan terus berkoordinasi. Kini kita akan segera mempersiapkan penyaluran bantuan dan memahami apa yang paling warga
butuhkan. Namun, kita juga
khawatir bahwa makanan, uang tunai, atau kartu debit yang kita bagikan akan digunakan untuk keperluan yang tidak semestinya. Inilah
yang tengah mereka evaluasi. Benar,
dalam memberi bantuan, dibutuhkan
welas asih, tetapi juga perlu
kebijaksanaan. Kebijaksanaan juga
diuji.
Welas asih dan kebijaksanaan
harus sejalan. Saat bersumbangsih, kita berharap agar keluarga yang dibantu dapat bertahan hidup dan tetap terjaga kesehatannya. Kita tidak boleh membiarkan bantuan kita digunakan untuk memperoleh sesuatu yang
tidak sehat. Inilah yang harus
kita cegah. Jadi, kita harus
sungguh-sungguh berusaha memahami hal
ini.
Semoga lebih banyak orang memahami ajaran Buddha. Buddha berbelas kasih kepada semua makhluk. Berusaha memberi pertolongan secara nyata sangatlah penting. Semoga semakin banyak warga setempat yang bersedia untuk turut bersumbangsih dan memahami ajaran Buddha. Selain memahami prinsip kebenaran, semoga mereka juga dapat mempraktikkannya. Jika bisa demikian, tentu lebih baik.
Di Amerika Serikat, penyaluran bantuan juga masih terus berlanjut. Banyak kisah yang mengharukan. Ada pula kota yang menetapkan bulan September sebagai Bulan Tzu Chi. Ini sudah diumumkan secara resmi. Ini adalah ungkapan terima kasih kepada Tzu Chi yang telah bersumbangsih selama ini. Ini sungguh mengharukan. Penyaluran bantuan masih terus berlangsung. Terjangan Badai Harvey di Houston sudah berlalu lebih dari sebulan. Program bantuan masih terus berlangsung. Kini, di Meksiko juga tengah direncanakan pembagian bantuan. Intinya, setiap orang hendaknya berhati tulus. Jika tidak, temperatur air laut akan terus meningkat. Akibatnya, badai yang terbentuk di Samudra Atlantik bukan hanya akan bertambah banyak, tetapi juga berdurasi lebih panjang.
Kita melihat kerusakan terjadi dalam sekejap. Namun, untuk memulihkan keadaan, diperlukan waktu yang cukup panjang. Jika kita memiliki banyak relawan, maka yang dapat dilakukan juga semakin banyak.Saya merasa waktu sungguh tidak pernah cukup.Daerah yang terkena bencanadan jumlah korban sangat banyak. Waktu semakin lama semakin terasa tidak cukup.
Kabarnya, suhu udara di Taiwan kemarin dan dua hari lalu sangat tinggi dan memecahkan rekor suhu udara musim gugur tertinggi, yaitu mencapai dari 38 derajat Celsius. Panas
sekali.
Semua ini tidaklah normal. Kita semua harus meningkatkan kewaspadaan, menghemat listrik serta air. Kita semua harus mengembangkan potensi bajik dalam kehidupan. Segala sumber daya alam harus kita hargai. Air juga harus kita hemat bagaikan emas.
Berinisiatif membantu orang yang menderita
Membentangkan jalan dan melampaui batasan
agama
Memberi bantuan berlandaskan welas asih
dan kebijaksanaan
Menyadari
ketidakselarasan iklim dan menjalani pola hidup hemat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 1 Oktober 2017