Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Cinta Kasih untuk Menghalau Bencana

Topan yang mendarat di Taimali kali ini berskala 17 sehingga berdampak besar bagi wilayah Taitung. Banyak keluarga terkena dampak bencana, tetapi situasi pada umumnya masih termasuk aman. Jika manusia selamat, segala sesuatu akan baik-baik saja.

Insan Tzu Chi juga ada yang rumahnya rusak akibat topan. Setelah memperbaiki rumahnya dengan cepat dan merapikannya sedikit, dia langsung kembali ke kantor Tzu Chi di Taitung untuk membuka pusat koordinasi antisipasi topan. Para fungsionaris Tzu Chi di sana mengesampingkan urusan pribadi mereka. Meski rumah mereka juga terkena dampak topan, tetapi mereka mengesampingkan urusan pribadi dan datang ke kantor Tzu Chi untuk melakukan pembersihan.Mereka tetap berada di kantor Tzu Chi untuk menerima informasi terbaru tentang topan atau membagi diri ke dalam beberapa kelompok untuk melakukan kunjungan kasih kepada warga. Mereka semua sudah mulai bergerak. Informasi juga terus berdatangan.

Selain itu, para relawan di Hualien dan Taitung juga memiliki proyek pembangunan sekolah yang tengah berjalan. Jadi, kemarin mereka melaporkan kepada saya bahwa para bhiksuni dari Griya Jing Si akan pergi ke wilayah selatan bersama para staf. Mereka berangkat sekitar pukul 5 pagi untuk melakukan kunjungan kasih. Kita melihat bahwa topan kuat kali ini membawa dampak yang cukup minimal. Berkat jalur pergerakan topan itu sendiri, wilayah tengah dan utara tetap aman. Saat topan itu mendarat di selatan, kekuatannya sudah melemah.

Kemarin, topan itu kembali melemah karena pengaruh kondisi geografis. Jadi, meski di Pingtung dan Kaohsiung juga ada angin kencang dan turun hujan, tetapi tidak terjadi kerusakan yang berarti. Untuk itu, kita harus bersyukur. Tentu, ada juga rumah-rumah yang rusak. Di Taitung bagian selatan, tepatnya di Taimali, banyak rumah yang rusak, tetapi warga secara umum tetap aman dan selamat.

Melihat skala kerusakan yang terjadi, kita di Taiwan hendaknya tetap bersyukur. Kita harus bersyukur karena Taiwan masih memiliki berkah sehingga kekuatan topan melemah. Secara umum di Taiwan, kondisinya termasuk aman. Kali ini kita dapat melihat banyak orang yang berhati mulia dan penuh kasih. Seorang pemilik dukuh golf meminta kepada manajer umumnya untuk membuka pintu sementara waktu bagi para lansia dan warga kurang mampu yang butuh tempat tinggal.

Lihatlah, orang-orang yang penuh cinta kasih sudah bergerak untuk mengulurkan tangan. Inilah yang harus kita lakukan. Kita harus mengingatkan semua orang bahwa perbuatan baik dapat mengurangi bencana. Jika setiap orang dapat membangkitkan cinta kasih, maka cinta kasih dan kebajikan ini dapat menghalau ribuan bencana. Jika setiap orang memiliki kebajikan dan cinta kasih, maka kita akan dapat meredam ketidakselarasan iklim yang terjadi.

Jadi, topan kali ini melemah bukanlah tanpa sebab. Kita sungguh harus bersyukur. Terlebih lagi, kita harus bersyukur dan tak boleh lupa terhadap orang-orang yang bertugas melakukan berbagai tindakan antisipasi sebelum topan datang. Mereka harus menghadapi bahaya dan risiko. Mereka harus memanjat ke ketinggian untuk memotong dahan pohon. Selain itu, saat aliran listrik terputus di kala topan datang, mereka juga harus menerjang kegelapan malam untuk memanjat tiang listrik guna melakukan perbaikan agar kehidupan warga dapat kembali normal.

Kita harus berterima kasih kepada para pahlawan tanpa nama ini. Mereka semua bekerja di belakang layar dan bersumbangsih diam-diam. Sebelum dan sesudah topan menerjang Taiwan, mereka telah mempertaruhkan nyawa untuk berkontribusi bagi masyarakat. Terhadap orang-orang yang telah berjasa bagi masyarakat, kita harus berterima kasih. Kita berterima kasih atas sumbangsih mereka. Begitu pula dengan para staf badan misi Tzu Chi. Mereka juga harus bersiaga dalam setiap kondisi.

Para reporter berita juga telah menerjang hujan untuk dapat melaporkan kondisi terkini agar semua orang dapat meningkatkan kewaspadaan. Meski saya sering berpesan kepada para reporter Da Ai TV bahwa jika angin terlalu kencang dan hujan terlalu deras, janganlah mengambil risiko, tetapi mereka selalu menjawab bahwa mereka akan melakukan yang terbaik. Kita dapat melihat bahwa tanpa kontribusi mereka, kita tidak akan bisa melihat bagaimana kencangnya topan bertiup, bagaimana tingkat kerusakan yang ditimbulkan dan bagaimana kondisi bencana di daerah tertentu. Kita tak akan mengetahui semua itu. Kita mendapat berita berkat para wartawan, bukan hanya dari Da Ai TV, tetapi juga stasiun televisi lain. Mereka pergi ke tempat-tempat berbahaya untuk meliput berita. Jadi, meski kita sangat khawatir, tetapi kita juga membutuhkan kerja mereka.

Di dunia ini, untuk dapat melihat jelas kondisi yang berlaku, kita memerlukan para jurnalis. Begitu pula dengan tenaga medis. Mereka berdiri di garis depan saat topan datang menerjang Kita harus berterima kasih. Kita juga harus bersyukur atas keselamatan kita.

Saat melihat siaran berita, sebagian orang mungkin berkata, "Prakiraan dari Biro Cuaca tidak tepat." "Tak ada angin, tak ada hujan, mengapa harus diliburkan?" “Pekerjaan kami sangat banyak." Sebagian orang merasa pekerjaan mereka terhambat. Sebagian lagi berkata, "Tak ada angin, tak ada hujan, mengapa para murid sekolah diliburkan?" Banyak keluhan seperti ini di masyarakat. Sesungguhnya, kita tidak seharusnya mengeluh. Sebaliknya, kita harus bersyukur. Keselamatan adalah yang terpenting. Kesalahan bukan pada Biro Cuaca. Laporan Biro Cuaca sangat tepat Mulai dari kecepatan topan, struktur, titik pusat, hingga ukuran dan perubahannya, semuanya dilaporkan dengan tepat.

Kita di Taiwan seharusnya bersyukur atas arah dan jalur topan kali ini sehingga risiko bencana dapat berkurang. Ini seharusnya disyukuri. Bukan berarti laporan Biro Cuaca tidak tepat. Sebaliknya, kita harus bersyukur karena Taiwan masih memiliki kebajikan dan berkah. Kita harus menghimpun dan menyebarkan lebih banyak kebajikan dan cinta kasih.

Bersyukur atas melemahnya kekuatan topan

Kunjungan kasih dan perhatian bagi warga tidak berhenti

Para pahlawan tanpa nama bekerja dengan berbagai risiko

Menghimpun cinta kasih untuk menghalau bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Juli 2016

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -