Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Jalinan Jodoh Baik untuk Menyucikan Dunia
“Anak-anak sering jatuh sakit. Tidak ada orang yang peduli pada anak kami. Tidak seharusnya anak-anak hidup di lingkungan seperti ini. ASEAN mengatakan bahwa masalah sampah harus diatasi dengan serius, tetapi negara-negara tidak memiliki rencana yang konkret untuk mengurangi penggunaan plastik,” kata seorang warga.
Kini yang menjadi isu global di setiap negara adalah masalah pencemaran. Selain pencemaran udara, bahkan laut pun tercemar. Selain umat manusia, lingkungan hidup makhluk laut pun terkena dampaknya. Kita dapat melihat kura-kura yang terjebak oleh sampah dan kantong plastik, bahkan tempurungnya sudah berubah bentuk. Sungguh membuat orang khawatir dan sedih melihatnya.
Semua makhluk memiliki nyawa dan berharap bisa bertahan hidup. Karena itu, semua makhluk hidup hendaknya saling melindungi. Semua makhluk hidup memegang peran penting bagi kelangsungan hidup manusia. Antarsesama dapat saling bergantung hidup, juga dapat saling melukai.
Contohnya cacing tanah. Cacing tanah dapat menjaga kesuburan tanah. Cacing tanah juga bermanfaat bagi bumi. Namun, kini bumi telah tertutupi oleh semen dan aspal demi membangun jalan yang rata dan kukuh. Karena itu, sulit bagi cacing tanah untuk bertahan hidup. Ini hanyalah sebuah contoh. Manusia jarang teringat tentangnya, tetapi ia diam-diam melindungi bumi. Kini habitat hidup mereka telah dirampas.
Di zaman sekarang, kita dapat hidup dengan nyaman berkat kemajuan teknologi. Teknologi dapat berkembang berkat kerja keras dalam jangka panjang. Berapa banyak sumber daya yang rusak akibat kita? Demi melindungi bumi dan menghargai sumber daya alam, kita terus menyosialisasikan pelestarian lingkungan.
Saya sangat berterima kasih kepada para relawan daur ulang kita, terutama para relawan lansia. Mereka sangat paham untuk memanfaatkan hidup dengan baik. Kita melakukan daur ulang karena posko daur ulang membutuhkan relawan. Demi melindungi bumi, sekelompok relawan lansia di komunitas melakukan daur ulang dengan gembira.
Ada relawan lansia yang berkata kepada saya, “Master, terima kasih. Untungnya Master membuka jalan ini untuk kami sehingga kami bisa melakukan daur ulang. Kini kami hidup dengan bermartabat. Dengan melakukan daur ulang, kami merasa kehidupan kami sangat bermanfaat. Saya harus berturut berpartisipasi dalam melindungi bumi. Saya sangat mengutamakan nilai kehidupan saya. Karena masih dapat berkontribusi bagi bumi, saya merasa hidup saya sangat bermanfaat.”
Bodhisatwa sekalian, sungguh, seiring berlalunya waktu, usia kita pun bertambah. Kita jangan menyerah atas diri sendiri. Kita harus memiliki semangat seperti ini. Saya juga ingin memberi tahu kalian bahwa kini saya juga bekerja bagai berusia 30-an tahun. Saya menggunakan semangat usia 30-an tahun seperti lebih dari 50 tahun yang lalu.
Tentu saja, pola pikir saya sekarang berbeda dengan lebih dari 50 tahun yang lalu. Saat itu, saya memiliki hati yang tenang untuk melakukan segala sesuatu dengan langkap yang mantap. Kini saya merasa sedikit tergesa-gesa karena merasa sudah tiada waktu lagi.
Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita pun berkurang satu hari. Setiap berlalunya satu tahun, usia kehidupan saya pun berkurang satu tahun. Kita mendalami Dharma demi menjadi Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Jalinan jodoh sangat mengagumkan. Kehidupan kita ini dipenuhi penderitaan atau berkah? Kita dikeliling karma baik atau karma buruk? Semua itu diluar kendali kita.
Segala yang kita hadapi sekarang merupakan hasil perbuatan pada masa lalu. Karena itu, kita harus menerimanya dengan penuh sukacita. Karena pada kehidupan lalu kita menciptakan karma buruk, pada kehidupan ini kita bertemu dengan jalinan jodoh dan buah karma buruk. Pada saat menuai buahnya pada kehidupan ini, kita harus menerimanya dengan sukacita dan sukarela agar dapat membentangkan jalan untuk kehidupan mendatang.
Kita memiliki jalinan jodoh untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa lewat Tzu Chi. Perangkat keras misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis telah kita bangun semua. Setiap relawan Tzu Chi senior pernah turut mengerahkan tenaga untuknya. Semua relawan senior pernah bersama saya membentangkan jalan ini. Kini kita harus segera membimbing generasi muda dan membentangkan sebuah jalan yang mulus bagi mereka. Inilah pewarisan ajaran Jing Si.
Bodhisatwa sekalian, saya sungguh bersyukur karena kita dapat menyebarkan cinta kasih hingga ke seluruh dunia. Saya sungguh berterima kasih. Tzu Chi berdiri di Hualien. Tzu Chi telah berdiri lebih dari 50 tahun. Selama setengah abad ini, setiap kali terjadi bencana besar ataupun kecil, relawan Tzu Chi selalu terjun untuk membantu.
Singkat kata, kita harus membangkitkan hati yang tulus untuk mengasihi bumi dan menghormati langit. Kita harus menjaga keselarasan empat unsur agar kondisi iklim dapat bersahabat. Kita harus menghimpun karma baik agar dapat menyucikan hati manusia. Setelah hati manusia tersucikan, baru kita dapat menjernihkan udara. Kita harus mengasihi bumi terlebih dahulu. Kita harus menghormati langit, mengasihi bumi, dan menghimpun jalinan jodoh baik.
Semua makhluk hidup hendaknya hidup saling berdampingan
Relawan lansia bekerja keras untuk melindungi bumi
Menghimpun jalinan jodoh baik dan membentangkan jalan
Membimbing generasi muda untuk menapaki jalan dan mewariskan ajaran Jing Si
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Juni 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie
Ditayangkan tanggal 24 Juni 2018