Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Jalinan Jodoh Berkah dan Menyebarkan Cinta Kasih
Insan Tzu Chi benar-benar penuh kasih sayang. Bodhisatwa adalah makhluk dengan cinta kasih berkesadaran. Bodhisatwa sekalian, di mana pun kalian berada, cinta kasih terasa begitu nyata. Saya telah melihat bagaimana sejak awal para Bodhisatwa menghampiri mereka yang terdampak bencana dengan penuh kehangatan yang menyentuh hati.
Bencana kali ini memang membutuhkan waktu pemulihan yang tidak singkat. Jadi, ketika kita membawa cinta kasih dari tempat yang jauh, mereka yang menerima pun bisa merasakannya lebih dalam. Saya merasa sangat tersentuh dan berterima kasih kepada semuanya. Masih banyak hal yang harus kita lakukan.
Melihat laporan yang kalian susun, saya merasakan rasa hormat serta kelembutan dan ketulusan hati kalian. Ini bukan soal seberapa besar uang yang diberikan, melainkan tentang cinta kasih yang disampaikan. Kalaupun kita memberi bantuan uang dalam jumlah yang berkali-kali lipat, tetap tidak bisa dibandingkan dengan cinta kasih yang tulus. Kalian semua sudah melakukannya. Terlebih lagi, saya melihat anak-anak muda bersedia untuk berpartisipasi dalam kegiatan relawan.
Saya berharap para Bodhisatwa di Jepang dapat bergerak karena bencana kali ini adalah sebuah kesempatan bagi para Bodhisatwa untuk menyentuh kehidupan manusia. Inilah hal yang paling bernilai. Kalian harus memanfaatkan kesempatan ini. Kepada mereka yang pernah kita temui, kita harus lebih banyak berinteraksi agar mereka bisa lebih memahami bahwa cinta kasih tidak mengenal jarak dan kasih sayang Bodhisatwa melampaui batas negara. Selama ada jalinan jodoh, kita harus bergegas menggenggam waktu. Apa yang bisa dilakukan, lakukanlah dengan segera.

Saya berharap ada banyak orang bisa menjadi donatur. Meski hanya bisa berdonasi sedikit, kita harus memberi tahu mereka bahwa menciptakan berkah dapat menjalin jodoh baik dan memupuk berkah bagi diri sendiri. Inilah yang disebut menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Biarlah mereka dapat membangkitkan cinta kasih dan tekad untuk bergabung dengan Tzu Chi. Tidak selalu harus memberikan uang. Kita dapat membimbing mereka untuk berkontribusi dengan tenaga. Jika di tempat tersebut nantinya ada kebutuhan jangka panjang, kita bisa mengandalkan mereka yang saat ini telah bertekad untuk mewakili kita mencurahkan perhatian.
Lewat telekonferensi video, kita pun bisa memahami kondisi di sana lebih baik sehingga bisa memberikan perhatian jangka panjang dan bantuan berkelanjutan. Dengan begitu, kita bisa membina mereka yang awalnya menerima bantuan menjadi bersedia bersumbangsih. Dari donatur, kita bisa membimbing mereka hingga menjadi relawan dan anggota komite Tzu Chi. Ini semua perlu dibina dalam jangka panjang. Dengan cara inilah, Jepang bisa selalu damai dan dipenuhi berkah.
Saya sering berkata bahwa Jepang sangatlah luas, tetapi jumlah relawan di sana masih sedikit. Oleh karena itu, kita harus memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung. Inilah saatnya bagi kita untuk menggenggam jalinan jodoh. Hendaknya kita menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Dharma perlu disebarkan oleh manusia. Manusialah yang dapat menyebarkan Dharma, bukan sebaliknya. Ini memiliki makna bahwa perbuatan baik harus dilakukan dan disebarkan oleh orang yang baik. Inilah Dharma. Kita juga harus menyebarkan cinta kasih yang bajik ke seluruh dunia. Saya merasa sangat bersyukur.

Di dalam tadi, saya melihat Ci Yue dan para relawan di Taipei berkumpul dengan bhiksu dan bhiksuni untuk melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas dan mengatur persiapan peringatan Waisak tahunan. Melihat para bhiksu dan bhiksuni, saya benar-benar merasa sangat bersyukur. Mereka dengan sangat tenang mendengarkan penjelasan dari Ci Yue.
Ci Yue dan timnya terus berada di sana menjelaskan alur dan jalan yang harus ditempuh. Intinya, melihat para bhiksu dan bhiksuni, sungguh menggambarkan konsep wujud ada dan wujud tiada, tiada yang bukan wujud. Ada berarti kita perlu menampilkan wujud kebajikan dan keindahan yang tulus. Inilah makna peringatan Waisak.
Saya berharap semua orang dapat memiliki hati yang tulus untuk memberikan persembahan kepada Buddha. Berkat bimbingan Buddha, kita dapat membuka hati dan memahami kebenaran serta memahami bagaimana menjadi Bodhisatwa yang tulus. Bodhisatwa menjunjung tinggi ajaran Buddha dan membangkitkan ketulusan serta hakikat kebuddhaan dalam hati setiap orang. Oleh karena itu, berbagai metode dilakukan untuk menciptakan ladang pelatihan yang agung.

Kini, setiap tanggal 24 bulan penanggalan Imlek, para bhiksu dan bhiksuni di Nepal akan berkumpul di Kuil Maya Dewi untuk melantunkan Sutra Makna Tanpa Batas. Mereka melantunkan Sutra dalam bahasa dan irama Nepal. Ini sama dengan membawa Dharma kembali ke kampung halaman Buddha. Suara lantunan itu terasa seperti suara gelombang yang sangat agung. Saya merasa sangat bersyukur. Begitulah manusia dapat menyebarkan Dharma.
Buddha datang ke dunia untuk membabarkan Dharma dan membimbing semua makhluk. Berbagai bahasa digunakan dalam penyampaian ajaran. Bahasa apa pun yang digunakan, jika disertai alunan nada dan irama, semuanya dapat menjadi rapi dan harmonis. Ini juga merupakan sebuah metode. Oleh karena itu, saya merasa sangat bersyukur.
Kita dapat membayangkan, pada Hari Waisak nanti, ketulusan hati yang mendalam akan terakumulasi terus dan meluas hingga memenuhi seluruh alam semesta. Di setiap sudut kota dan gang kecil, lantunan Sutra Makna Tanpa Batas akan terdengar. Saya sungguh berharap bahwa Sutra ini dapat tersebar luas di setiap keluarga sehingga suara Dharma dapat mengalir tanpa henti. Inilah yang sangat saya harapkan.
Menolong mereka yang menderita dengan kasih sayang yang mendalam
Dharma menuntun menuju Bodhi lewat praktik kebajikan bersama
Menyambut Hari Waisak dengan lantunan Sutra yang tulus
Menyebarkan cinta kasih dan menyadari hakikat sejati yang agung
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 April 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 April 2025