Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Jodoh Baik dengan Semangat Welas Asih


“Pada tahun 2023, kami telah mengadakan lima sesi pembagian bantuan musim dingin dan telah membantu 1.100 orang. Tidak semua sesi pembagian bantuan berjalan lancar. Misalnya, ada satu sesi, kami berencana menyalurkan bantuan ke lokasi yang lebih banyak pengungsinya. Itu adalah sebuah penginapan swasta bertarif rendah. Orang yang bertanggung jawab di sana kurang bersahabat sehingga kami tidak dapat mendata nama para pengungsi. Namun, saya tahu bahwa banyak dari pengungsi yang tinggal di sana merupakan orang lanjut usia, penyandang disabilitas, dan orang-orang yang menderita penyakit serius, seperti kanker,”
kata Chen Hui-ru relawan Tzu Chi Polandia.

“Bantuan musim dingin ini benar-benar sangat dibutuhkan oleh mereka. Akhirnya, kesempatan kami datang. Kami membuka kelas bahasa gratis dan mendapatkan kabar bahwa ada peserta kelas kami yang tinggal di penginapan tersebut. Dia tahu bahwa Tzu Chi akan membagikan bantuan untuk para pengungsi yang tinggal di sana. Jadi, dia bersedia membantu kami untuk mendata nama para pengungsi. Namun, kami juga memerlukan tempat. Untuk itu, Dinas Sosial membantu kami menghubungi sebuah panti jompo milik pemkot setempat. Panti tersebut bernama Golden Autumn Day Care Home. Dia adalah direktur di sana. Kami menjelaskan kepadanya apa yang ingin kami lakukan dan dia merasa sangat tersentuh,” lanjut Chen Hui-ru.

“Jadi, berkat kerja sama dari berbagai pihak, kami akhirnya bisa bertemu dengan para pengungsi yang tinggal di penginapan tersebut. Pembagian bantuan ini tidak hanya ditujukan kepada para pengungsi Ukraina. Beberapa keluarga Polandia yang kurang mampu juga melewati hari-hari dengan sangat sulit. Jadi, kami berdiskusi dan memutuskan untuk membagikan bantuan musim dingin kepada keluarga Polandia yang kurang mampu,” pungkas Chen Hui-ru.


Perjalanan Tzu Chi juga dimulai dari melihat orang-orang lanjut usia yang hidup sebatang kara dan tidak berdaya. Melihat kondisi ini, Tzu Chi didirikan dalam masa-masa sulit. Jadi, penderitaan di dunia membawa kekuatan untuk kita. Ketika orang-orang belum melihat penderitaan, mereka melewati hari-hari dengan tanpa tujuan. Dengan melihat penderitaan yang dialami semua makhluk, kita dapat menumbuhkan cinta kasih di hati semua orang. Ketika dunia ini dipenuhi dengan cinta kasih, kita akan merasa bahwa hidup kita sungguh bermakna.

Selama lebih dari 50 tahun terakhir ini, saya bertemu dengan orang-orang berhati baik setiap hari. Penderitaan di dunia telah menginspirasi orang-orang yang penuh cinta kasih. Jadi, karena adanya penderitaan, barulah kita benar-benar dapat melihat cinta kasih. Karena itu, kita harus menghargai mereka. Kita harus mengasihi orang-orang yang menderita dan menghargai orang-orang yang penuh cinta kasih. Hati kita harus senantiasa dipenuhi cinta kasih.

Tzu Chi telah berdiri selama hampir 60 tahun. Saya makin merasa bahwa dunia ini sangatlah besar. Di dunia yang besar ini, ada banyak orang yang penuh cinta kasih dan banyak pula cerita yang menyentuh hati. Seperti hari ini, ada relawan dari Ukraina dan Polandia.

Kali ini, dari 21 relawan yang pulang ke Taiwan, ada 17 relawan asal Ukraina. Saat ini, juga hadir bersama kita relawan yang telah bersumbangsih selama 2 tahun terakhir ini, yaitu Hui-ru, Li-jing, dan Shu-er,” kata Lu Zong-han Kepala tim Divisi Kerohanian Tzu Chi.

Ada orang-orang yang memberikan pertolongan, ada pula orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Saya merasa bahwa dunia makin lama makin kompleks karena permasalahan bertambah banyak. Beruntung, Tzu Chi telah membuka jalan ini dan kita dapat menelusuri peta untuk mengetahui bagaimana para relawan membawa Tzu Chi ke negara lain.


Ada Shu-wei yang berangkat dari Jerman menuju Polandia dan Faisal Hu yang berangkat dari Turki menuju Polandia. Intinya, para relawan dari berbagai negara berhimpun di Polandia untuk satu tujuan. Berkat adanya jalinan jodoh ini, Tzu Chi dapat diperkenalkan ke Polandia.

Shu-er juga sungguh luar biasa. Dia menikah dengan warga negara Polandia dan suaminya ini sangat aktif dalam komunitas mereka. Jadi, berkat jalinan jodoh ini, barulah misi Tzu Chi dapat dijalankan di sana. Sekarang, bertambah lagi satu negara yang memiliki relawan Tzu Chi dan relawan Tzu Chi juga mulai bertambah banyak.

Di Malaysia, kita memiliki Shu-mei dan Ci Lu. Mereka semua adalah Bodhisatwa perempuan. Mereka pergi ke Malaysia dan memulai Tzu Chi di sana. Di Indonesia ada Su-mei. Dia juga adalah Bodhisatwa perempuan. Para relawan perempuan ini pergi ke berbagai negara dan memulai Tzu Chi di sana. Inilah mengapa ada pepatah yang mengatakan bahwa di setiap keluarga ada Bodhisatwa Avalokitesvara. Ketika orang-orang menghadapi masalah yang mendesak, mereka dapat berdoa kepada Bodhisatwa Avalokitesvara.

Di masa lampau, Bodhisatwa Avalokitesvara adalah Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati. Beliau memiliki wujud sebagai laki-laki. Namun, demi semua makhluk, Beliau bermanifestasi menjadi Bodhisatwa Avalokitesvara. Beliau telah mencapai kebuddhaan dan bernama Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati. Inilah wujud asli Bodhisatwa Avalokitesvara. Beliau telah mencapai kebuddhaan. Hanya saja, Beliau ingin lebih dekat dengan orang-orang di dunia.

Hidup di dunia ini, orang-orang diselimuti noda dan kegelapan batin. Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati bermanifestasi menjadi Bodhisatwa Avalokitesvara dalam wujud seorang ibu yang penuh cinta kasih dan welas asih supaya dapat lebih dekat dengan orang-orang di dunia. Ketika orang-orang berada dekat dengan Bodhisatwa Avalokitesvara, mereka bagai berada dalam pelukan seorang ibu yang penuh cinta kasih. Inilah hati yang dipenuhi cinta kasih dan welas asih. Jadi, Tzu Chi merespons penderitaan dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin.


Kita dapat melihat bagaimana Bodhisatwa dunia mengasihi dan melindungi semua makhluk serta membimbing individu-individu di masyarakat. Para insan Tzu Chi menyebarluaskan cinta kasih hingga memenuhi semua tempat. Inilah sebabnya Tzu Chi sangat diperlukan di dunia ini. Dunia ini memerlukan Tzu Chi. Di mana pun Tzu Chi ada, pasti ada Bodhisatwa dunia di sana. Para Bodhisatwa membimbing semua makhluk di dunia.

Lihatlah Shu-er, Hui-ru, dan relawan lainnya di Polandia. Mereka telah menjalankan Tzu Chi di sana. Shu-wei bagai seorang ibu. Dia berangkat dari Jerman menuju Polandia dan bersumbangsih di sana. Demikianlah jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan. Awalnya mereka semua tidak saling kenal. Namun, karena adanya Tzu Chi di sana, mereka berhimpun bersama dan mengajak orang-orang di daerah setempat untuk bergabung menjadi relawan. Intinya, karena ada penderitaan di dunia, barulah Bodhisatwa muncul.

Jadi, kita harus senantiasa menggalang lebih banyak orang untuk bersumbangsih sebagai relawan. Kita juga harus menyucikan hati manusia dan mewujudkan masyarakat yang harmonis sehingga dunia ini dapat terbebas dari bencana. Janganlah kita menunggu hingga bencana terjadi, baru menghimpun orang-orang baik. Saat tidak ada bencana, orang-orang justru harus membangkitkan niat baik sehingga hati manusia tersucikan, masyarakat harmonis, dan berkah bertumbuh. Dengan demikian, ketika bencana terjadi, dampaknya dapat diminimalisasi.

Intinya, kita harus yakin bahwa untuk menciptakan berkah bagi dunia, kita harus membimbing semua makhluk. Orang-orang harus membangkitkan niat baik di hati. Inilah arti dari keluarga yang memupuk kebajikan akan selalu dipenuhi berkah. Jadi, ketika orang-orang menciptakan berkah, keluarga mereka akan senantiasa hidup harmonis. Dengan demikian, barulah masyarakat dapat benar-benar harmonis. 

Menyaksikan penderitaan dan segera membangun ikrar agung
Menghimpun jodoh baik dengan semangat welas asih
Mendengarkan suara penderitaan di dunia dan giat membimbing semua makhluk
Menciptakan berkah bagi dunia agar masyarakat senantiasa hidup harmonis

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 29 Februari 2024
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -