Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kebajikan dan Cinta Kasih demi Kedamaian Dunia


“Master yang terhormat dan terkasih, saya berasal dari Suriah. Sebelumnya, negara ini penuh dengan cinta kasih. Namun, peperangan telah merenggut nyawa lebih dari sejuta orang. Kini, negara ini telah bebas,”
kata Munir relawan Tzu Chi Turki.

“Awalnya, kita pernah melihat dalam pembagian bantuan, orang-orang yang menerima bantuan selimut ingin menjual selimut mereka agar anak-anak mereka dapat kembali bersekolah. Di taman dan jalan, kita mulai mencari anak-anak ini dengan harapan dapat membawa mereka kembali ke sekolah,” lanjut Munir.

“Kini, yang kita bantu mencapai 4.300 murid. Ada ratusan murid yang telah masuk perguruan tinggi. Setiap tahun, kita membantu lebih dari 30 ribu pasien. Setiap bulan, kita memberikan bantuan darurat medis kepada lebih dari 300 orang. Di seluruh Istanbul, kita menolong orang-orang yang membutuhkan,” pungkas Munir.

“Kami berikrar untuk menjadi orang yang menyebarkan benih cinta kasih dan kebajikan.”

“Kami bersedia.”

“Kami akan menumbuhkan benih ini menjadi pohon yang dapat menyebarkan cinta kasih Master ke Timur Tengah.”

“Kami bersedia, kami bersedia, kami bersedia.”

Saya juga bersedia. Terima kasih.

Kita mendengar bahwa para pengungsi Suriah sudah bisa pulang ke kampung halaman mereka. Kedamaian adalah kenikmatan dan berkah terbesar. Mengapa sesama manusia harus bertikai satu sama lain? Mengapa? Saya bertanya-tanya dalam hati saya. Sesungguhnya, tidak ada alasan lain selain mentalitas manusia. Seperti apakah mentalitas orang-orang?


Asalkan ada cinta kasih dalam hati kita, hati kita akan selalu lapang dan bisa merangkul segalanya. Jika bisa demikian, dunia ini akan penuh berkah. Dunia seperti ini bagaikan surga. Saat semua orang mengasihi dan menoleransi satu sama lain, akan tercipta surga di dunia. Kita menyebutnya tanah suci, yaitu dunia yang murni dan indah.

Setiap agama memiliki konsep tentang dunia yang indah dan damai. Kedamaian adalah berkah terbesar. Meski terdapat berbagai agama, tetapi semuanya memiliki hakikat yang sama. Hanya saja, terdapat perbedaan budaya. Setiap negara memiliki budaya masing-masing. Manusialah yang memberikan nama dan membedakan agama.

Sesungguhnya, semua agama pada dasarnya sama. Selalu ada yang terlebih dahulu tahu dan sadar, lalu membimbing orang-orang. Dalam agama Buddha, Buddha adalah yang terlebih dahulu sadar. Agama Kristen Protestan, Katolik, dan Islam, semua memiliki sosok yang terlebih dahulu sadar. Mereka datang ke dunia ini, tercerahkan, dan menggunakan metode yang benar untuk membimbing orang-orang. Meski nama agamanya berbeda-beda, tetapi hakikat ajarannya sama.

Semua agama menunjukkan arah yang benar. Jika arah ini menyimpang sedikit saja, orang-orang bisa jauh tersesat. Sesungguhnya, agama adalah sebuah jalan yang lapang, lurus, damai, dan mulus. Di jalan ini, tidak ada konflik ataupun pertikaian. Semua orang saling mengasihi. Inilah kedamaian dunia yang sesungguhnya. Di Tzu Chi, kita semua menapaki jalan yang sama. Jalan ini menuju pada dunia yang damai, tempat semua orang saling mengasihi.


Bodhisatwa sekalian, Anda, dia, dan saya hidup di dunia yang sama. Baik umat Buddha maupun agama lain, semuanya dibimbing dengan penuh kesadaran. Jadi, kita sama-sama menapaki jalan menuju kedamaian. Kita berhimpun dengan cinta kasih. Saya sangat tersentuh dan bersyukur. Mulai sekarang, kalian semua adalah insan Tzu Chi yang berarti orang yang penuh cinta kasih agung.

Kita semua memiliki cinta kasih di dalam hati. Cinta kasih ini adalah cinta kasih tanpa pamrih yang sangat tulus. Zaman sekarang, ada banyak orang yang membutuhkan cinta kasih Anda, saya, dan dia. Ada banyak orang yang membutuhkan kita.

“Murid-murid Jing Si Indonesia berikrar di hadapan Master. Kami akan bersungguh-sungguh menjalankan Tzu Chi; bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong.”

Semoga anggota keluarga Tzu Chi dapat menjangkau seluruh dunia. Berasal dari negara mana pun, kalian hendaknya mengerahkan cinta kasih agung setelah pulang ke negara masing-masing. Di mana pun ada orang yang membutuhkan, dengan cinta kasih insan Tzu Chi di negara kalian, kalian dapat menolong mereka.

Terkadang, ada relawan berkata, "Tempat ini sangat membutuhkan bantuan, tetapi kekuatan kami tidak cukup." Saya berkata, "Tidak perlu khawatir. Kalian dapat melaporkannya ke Tzu Chi Taiwan dan kami akan memberikan dukungan." Saat ada yang membutuhkan bantuan dan terdapat insan Tzu Chi di sana, kita dapat menghimpun kekuatan untuk membantu. Saya telah berbicara panjang lebar, tetapi intinya sangat sederhana. Mari kita mengerahkan cinta kasih untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.


Kita memiliki kesatuan hati. Kalian dan saya, kita semua bersatu hati. Saya mengasihi kalian dan kalian mengasihi saya. Saat semua orang saling mengasihi, dunia akan damai. Saya membutuhkan kalian dan kalian membutuhkan saya. Jadi, kita saling membutuhkan dan saling membantu.

Di seluruh dunia, di mana pun ada yang membutuhkan, kita dapat bersumbangsih bersama tanpa memandang perbedaan agama dan kewarganegaraan. Kita semua mengemban misi yang sama. Misi Allah, misi Yesus Kristus, dan misi Buddha dapat menyatukan semua orang di dunia ini.

Dengan cinta kasih agung yang dimiliki oleh semua orang, kita bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan tanpa memandang perbedaan agama. Dengan akumulasi cinta kasih, kedamaian akan terwujud. Dunia damai dan penuh berkah, inilah harapan kita semua. Saat semua orang berusaha untuk mewujudkan kedamaian batin dan dunia, akan ada harapan di dunia ini.

Menciptakan tanah suci dengan kebajikan, cinta kasih, dan kelapangan hati
Dunia yang damai paling penuh berkah
Yang terlebih dahulu sadar membimbing orang-orang ke jalan yang lapang dan lurus
Tulus dan bersatu hati untuk membawa manfaat bagi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 17 Desember 2024
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -