Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kebajikan dan Cinta kasih serta Membimbing Semua Makhluk
Lihatlah situasi menegangkan di dunia saat ini. Baru-baru ini, telah terjadi perang antara Rusia dan Ukraina. Melihat situasi itu dan menempatkan diri pada posisi orang-orang di sana, saya merasa bahwa kehidupan seperti itu sungguh sangat sulit.
Perang telah menyebabkan banyak warga menjadi pengungsi. Kita juga melihat banyaknya pengungsi yang membentuk barisan yang sangat panjang. Mereka tidak tahu bagaimana menjalani kehidupan dan apa yang akan terjadi di esok hari. Melihat itu, saya pun merenung. Sesungguhnya, apa yang manusia pikirkan? Manusia memiliki pikiran yang bajik atau buruk?
Konsekuensi dari keduanya sangatlah berbeda. Ketika pikiran tenang, kita bisa menjalani kehidupan yang tenang. Semua orang di seluruh dunia pun dapat hidup aman dan tenteram serta menjalani kehidupan dengan baik. Namun, saat batin sejumlah kecil orang yang memiliki kekuasaan bergejolak, kerusuhan pun terjadi di tengah masyarakat. Akibatnya, warga hidup kekurangan dan pasokan barang kebutuhan makin menipis.
Ditambah dengan terjadinya perang, warga pun tidak dapat menjalani kehidupan dengan baik. Mereka hidup dalam ketakutan karena mendengar suara tembakan dan ledakan bom setiap saat. Itu sungguh penderitaan yang tak terkira dan kehidupan yang sangat menakutkan. Itu mengingatkan saya pada Perang Dunia Kedua pada masa kecil saya.
Waktu itu, ketika saya sedang menyantap makanan dan tiba-tiba mendengar suara serangan udara, bahkan belum selesai makan pun saya harus segera melarikan diri ke tempat perlindungan serangan udara ataupun tempat lainnya. Saya memiliki begitu banyak kenangan seperti itu pada masa kecil saya. Suara sekecil apa pun bisa menandakan awal dari bencana besar. Perang sungguh sangat menakutkan.
“Saya terbangun karena suara ledakan bom di pagi ini. Saya mengerti itu adalah sebuah perang. Namun, saya tidak ingin mati. Semoga perang ini dapat segera berakhir,” kata Vlada warga.
Lihatlah, begitu banyak orang melarikan diri beserta keluarga mereka di tengah kerumunan. Mereka seakan-akan menempuh jalan tak berujung. Di manakah tempat tujuan mereka? Di bumi yang begitu luas ini, ke mana mereka harus pergi untuk menemukan tempat yang aman? Di manakah rumah anak-anak mereka? Mereka tidak bisa melihat masa depan mereka dan dipenuhi penderitaan.
Sungguh sulit untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan. Kehidupan seperti itu sungguh sangat menderita. Orang-orang yang hendak membantu juga tidak dapat masuk ke sana karena itu merupakan sebuah perang. Itu bukanlah bencana alam, melainkan bencana akibat ulah manusia. Karena itulah, kita sungguh sangat tak berdaya. Kita berniat untuk membantu, tetapi kita tidak memiliki cara untuk menjangkau mereka. Bagaimana kita dapat menyalurkan bantuan?
Kita bisa melihat anak-anak yang tidak bersalah, tetapi tidak dapat menolong mereka. Tentu saja, semua orang di dunia bisa berdoa dengan hati yang tulus. Semoga dunia aman dan tenteram serta setiap orang dapat berpikiran tenang. Hanya ketika pikiran semua orang tenang, barulah bencana akibat ulah manusia dapat dihentikan.
Jika setiap orang bisa membangkitkan cinta kasih dan memiliki belas kasih terhadap semua kehidupan, bencana akibat ulah manusia pun dapat dihentikan. Orang-orang yang menderita di tempat yang jauh menjalani kehidupan yang sangat sulit. Namun, ada pula orang-orang yang dipenuhi berkah. Contohnya, anak-anak ini.
Kita seharusnya segera menggenggam jalinan jodoh untuk mengajari anak-anak tentang pelajaran besar dan membangkitkan cinta kasih mereka. Kita mengajari anak-anak untuk membangkitkan cinta kasih ketika melihat orang-orang yang menderita. Kita juga mengajari anak-anak menghemat uang jajan atau membeli lebih sedikit mainan demi membantu orang-orang yang membutuhkan.
Lihatlah sekelompok anak yang dipenuhi berkah ini. Ada salah satu anak yang sedang menggalang dana dari gurunya dengan celengan bambu. Himpunan tetes-tetes donasi itu akan digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan. Demikianlah mereka saling berinteraksi dan menggalang dana dengan satu tujuan yang sama.
Singkat kata, mari kita sungguh-sungguh menggenggam waktu yang ada untuk melakukan apa yang hendak kita lakukan demi membawa manfaat bagi sesama.
Saat bertemu dengan sesama, berikanlah senyum yang hangat dan harmonis. Itulah kehidupan yang paling bernilai. Jadi, kita harus sungguh-sungguh menggenggam kedamaian yang kita miliki di dunia ini dan senantiasa saling mendoakan. Ketika setiap orang membangkitkan kekuatan cinta kasih dan menyemangati satu sama lain, itulah kehidupan yang sesungguhnya.
Bodhisatwa dunia membimbing semua makhluk untuk menciptakan berkah sedikit demi sedikit. Dengan demikian, ketenteraman dunia pun dapat terwujud.
Perang terjadi karena batin manusia yang bergejolak
Para pengungsi melarikan diri dan mencari tempat perlindungan
Menghimpun kebajikan dan cinta kasih serta membimbing semua mahkluk
Berdoa bagi ketenteraman dunia
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 02 Maret 2022